The One I Love (2014)



So my idea was, you know, let's try and re-create that moment.

RottenTomatoes: 80% | IMDb: 7,1/10 | Metacritic: 66/100 | NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: R
Genre: Drama, Comedy, Mystery & Suspense

Directed by Charlie McDowell ; Produced by Mel Eslyn ; Written by Justin Lader ; Starring Mark Duplass, Elisabeth Moss, Ted Danson ; Music by Danny Bensi, Saunder Jurriaans ; Cinematography Doug Emmett ; Edited by Jennifer Lilly ; Production company Duplass Brothers Productions ; Distributed by RADiUS-TWC ; Release dates January 21, 2014 (Sundance Film Festival), August 22, 2014 (United States) ; Running time 91 minutes ; Country United States ; Language English ; Box office $583,264

Story / Cerita / Sinopsis :
Ethan (Mark Duplass) dan Sophie (Elizabeth Moss) ialah married couple yang sedang mengalami duduk masalah rumah tangga. Merekapun berkonsultasi dengan marriage therapist, yang lalu menyarankan keduanya untuk menghabiskan waktu bersama di sebuah vila mewah. Kunjungan tersebut ternyata tidak berjalan ibarat yang mereka duga, alasannya ialah di vila misterius tersebut mereka menemukan kembaran pasangan masing-masing, dalam versi yang lebih baik.

Review / Resensi :
Tahun 2013 dan tahun 2014 sepertinya ialah tahun dimana banyak film bertemakan doppleganger, sebuah istilah  dari bahasa Jerman yang pertama kali aku dengar lewat sitkom How I Met Your Mother. Buat yang belum tahu, doppleganger adalah seseorang yang terlihat sama persis dengan kita, tapi bukan kembaran kita. Ada dua film yang baru-baru ini aku tonton bertemakan hal yang sama, ibarat Enemy (2013, dibintangi Jake Gylenhall) dan The Double (2013, dibintangi oleh Jesse Eisenberg). The One I Love mengambil tema yang sama dengan pendekatan yang sedikit berbeda jikalau dibandingkan dua film yang aku sebut sebelumnya. Sekilas membaca premisnya akan mengingatkanmu pada karya-karya milik Charlie Kaufman dan Spike Jonze, dengan kisah yang terasa sureal dan imajinatif. A little bit quirky and weird story, but that's the fun point.

Cerita bermula dari pasangan Ethan (Mark Duplass) dan Sophie (Elizabeth Moss) yang mengalami duduk masalah dalam rumah tangga mereka. Atas saran terapis janji nikah mereka, keduanya lalu berlibur di sebuah vila misterius, dimana keduanya menemukan kembaran mereka masing - masing, yang ternyata dalam versi yang lebih baik. Yang lalu menjadi konflik yang bisa dibahas ialah siapakah yang akan keduanya pilih? Pasangan mereka sebelumnya, atau doppleganger mereka yang lebih sesuai dengan harapan? Siapa yang sesungguhnya kita cintai, pasangan kita seutuhnya, atau sosok palsu yang mempunyai sifat yang kita harapkan? Sebuah pertanyaan logis yang mendasari hampir semua permasalahan relationship dua manusia. Sebuah pertanyaan yang akan mengantarkan kita kepada pilihan yang nantinya kita pilih dari selesai yang agak mengambang dan open-interpretation. (Read below this review for my ending interpretation, full spoiler!)

The One I Love ialah sebuah film berkualitas dan khas-festival yang menunjukan bahwa kau bisa menciptakan film hanya dengan 3 orang (bahkan cuma 2 orang yang tampil sepanjang film). Ini ialah sebuah permulaan yang bagus bagi Charlie McDowell yang menimbulkan The One I Love sebagai feature film pertamanya. Konfliknya gotong royong berakar sangat sederhana, perihal bagaimana mengatasi problematika rumah tangga yang rasa-rasanya hampir dialami oleh semua pasangan di dunia: bagaimana memunculkan spark, serta menciptakan kita bertanya-tanya perihal makna sesungguhnya dari mencintai (Oh man, I sound a little bit romantic...). Pondasi yang sudah cukup baik ini lalu dikembangkan dengan visual yang cukup elok serta didukung backsound music yang unik. Bagi aku yang menjadi cukup menarik ialah biarpun The One I Love dikatagorikan sebagai drama-comedy, namun entah kenapa aku juga bisa mencicipi atmosfer mencekam. I mean, meet a stranger looks like your spouse is a little bit creepy, isn't it?

Dengan hanya mengandalkan 2 bintang film sebagai pemeran utama dengan huruf yang berbeda, mutlak dibutuhkan kapabilitas akting yang mumpuni. Untungnya The One I Love punya Mark Duplass dan Elizabeth Moss, yang bisa menampilkan dua huruf yang secara fisik hampir serupa (kamu hanya bisa mengenali perubahan keduanya hanya dari 1-2 tanda fisik) namun berbeda secara gestur badan yang memperlihatkan sifat mereka masing-masing. Saya juga menyukai bahwa Mark Duplass dan Elizabeth Moss terlihat ibarat the real-couple, sehingga penonton akan dengan gampang terikat secara emosional pada permasalahan keduanya. Demikian dengan chemistry keduanya yang terjaga dengan cukup baik.

Overview :
Sebuah unusual drama yang akan mengeksplor makna mengasihi dalam sebuah janji nikah (at least this is the moral story that I got by watching this movie). Premisnya sudah sangat menarik, didukung pula dengan visualisasi yang elok dan akting yang sangat baik dari Mark Duplass dan Elizabeth Moss. The One I Love adalah tipikal film yang akan membuatmu menjamah google untuk membantumu memahami endingnya (karena endingnya agak membingungkan), namun itulah yang menjadikannya sangat menarik. Sebuah breakthrough-movie yang baik dari Charlie McDowell. 

 MY INTERPRETATION OF ENDING
Penjelasan Film The One I Love
(yes, this is full of spoiler..)


The Ending Story :
Sebut saja Ethan dan Sophie orisinil yang punya duduk masalah janji nikah kita sebut Ethan 1 dan Sophie 1, dan doppleganger mereka Ethan 2 dan Sophie 2.

Menjelang akhir, Sophie 2 menemui Ethan 1 dan menyampaikan bahwa planning awalnya supaya Sophie 2 dan Ethan 2 sanggup kabur dari vila itu ialah dengan menciptakan Sophie 1 dan Ethan 1 berhenti saling mencintai, dimana itu ialah masalah yang gampang alasannya ialah keduanya datang dengan sudah mempunyai problem dalam kekerabatan mereka. Namun planning berubah ketika balasannya Sophie 1 dan Ethan 2 saling jatuh cinta, dan Ethan 2 berencana kabur dengan Sophie 1, bukannya Sophie 2. Ethan 1 lalu berusaha merebut hati Sophie 1 lagi, dimana hal ini menciptakan Ethan 2 murka dan tetapkan untuk melarikan diri dari vila itu seorang diri sebelum balasannya sebuah dinding misterius menghantamnya dan membuatnya tidak sadarkan diri. Nah disinilah lalu kebingungan terjadi: Sophie 1 dan Sophie 2 mengenakan pakaian yang serupa, dan Ethan 1 balasannya melarikan diri bersama Sophie yang tersenyum kepadanya. Setelah kembali ke rumah, Sophie lalu menyebarkan bacon - makanan yang kita ketahui sebelumnya ialah makanan yang dibencinya. Kamera menyoroti wajah Ethan yang tampak bingung. Lantas film berakhir dengan musik dari The Mamas & The Papas berjudul Dedicated to The One I Love...

Pertanyaannya: Apakah Sophie 1 atau Sophie 2 yang dibawa oleh Ethan? 

My interpretation:
The One I Love adalah salah satu pola film yang berakhir dengan ambigu. Tidak ibarat Inception yang bagi aku endingnya tidak berdampak signifikan terhadap filmnya secara keseluruhan (ending mana saja yang kau pilih, bukan masalah), interpretasimu perihal ending The One I Love sedikit banyak mempengaruhi bagaimana kau memaknai filmnya. Saya sih tidak berpikir interpretasi yang aku sanggup ini ialah interpretasi yang paling benar, alasannya ialah mungkin kau sudah punya argumen yang bisa mematahkan argumen saya, namun interpretasi yang aku pilih ini menjelaskan bahwa aku ingin OPTIMIS memaknai film ini sendiri.

Buat saya, Sophie yang diajak oleh Ethan 1 melarikan diri dari vila itu ialah Sophie 1.

Why?
Awalnya, Sophie 1 jatuh cinta dengan "konsep" dan "image" yang dimiliki Ethan 2, yang tidak dimiliki oleh Ethan 1. Namun Ethan 1 yang lalu mengetahui planning amis kembarannya ini mencoba meyakinkan Sophie 1 dengan pidatonya yang sangat romantis di akhir. And come on, siapa sih yang tidak melting mendengar apa yang Ethan 1 coba sampaikan di akhir? (We are mess, and I love that about us, and I don't want to be perfect, I wanna be us). Ekspresi Sophie 1 dikala mendengar ini memperlihatkan bahwa itu ialah perkataan yang ingin ia dengar dari suaminya. 

Lalu ketika Ethan 2 murka dan berusaha kabur sendiri - hal ini makin menunjukan bahwa Ethan 2 tidak pernah benar-benar mengasihi Sophie 1 - and he is a big prick. Lalu, ketika Sophie 1 dan Sophie 2 bangkit bersebelahan dengan baju sama persis, Ethan 1 lalu menentukan Sophie yang tersenyum padanya di sebelah kiri, dan aku percaya bahwa itu ialah Sophie 1. Terutama, perhatikan obrolan antara dua Sophie ketika Ethan 1 mengejar Ethan 2 yang berusaha kabur. Ending agak ambigu ketika di rumah Sophie menawari Ethan untuk sarapan bacon - makanan yang kita tahu tidak disukai Sophie 1. Bagi saya, ini hanya sekedar simbol kompromi Sophie untuk menekan egonya dan berusaha mendapatkan kekurangan suami. Satu-satunya yang menciptakan aku agak sedikit rancu ialah lisan Ethan dikala mendengar seruan Sophie untuk makan bacon. Ekspresinya terang lebih memperlihatkan kebingungan daripada rasa senang. Hmmmm.. this thing that I'm not sure about.

Bagi saya, dengan Ethan 1 benar menentukan Sophie 1 memperlihatkan bahwa balasannya keduanya mempunyai kedewasaan dalam hubungan. Ethan 1 telah melaksanakan kesalahan, dan keduanya terang tidak lagi mempunyai spark ibarat yang mereka punya di awal kekerabatan mereka, namun pada balasannya mereka ialah suami istri yang harus berjuang untuk mempertahankan komitmen yang telah mereka buat. Dengan Ethan 1 menentukan Sophie 1, terang sudah bahwa nilai moral dari film ini ialah mengasihi berrarti mendapatkan kekurangan pasanganmu, memaafkan kesalahan pasanganmu, serta menawarkan kesempatan dan berjuang untuk mengatasi duduk masalah yang ada. Ethan 2 ialah simbolisme mengenai sosok yang diharapkan oleh Sophie, namun sebaik-baiknya Ethan 2, ia bukanlah Ethan - yang telah terikat dengan sumpah untuk menjadi suami Sophie. Dan pidato Ethan 1 di selesai telah memperlihatkan bahwa Ethan 1 ialah sosok yang mau berubah dan berjuang untuk kekerabatan mereka.

Jadi, demikian interpretasi aku mengenai ending film yang terkesan agak ambigu. Sekali lagi, aku sih lebih memaknai film ini dengan nuansa optimisme, terutama ketika hal itu sinkron dengan makna film yang ingin aku ambil dari film ini. Any arguments?

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "The One I Love (2014)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel