Inception (2010) (4,5/5) Review & Penjelasan


You mustn't be afraid to dream a little bigger, darling.
RottenTomatoes: 86% | IMDb: 8,8/10 | Metascore: 74/100 | NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated : PG-13 | Genre : Action, Adventure, Sci-fi

Directed by Christopher Nolan ; Produced by Emma Thomas, Christopher Nolan ; Written by Christopher Nolan ; Starring Leonardo DiCaprio, Ken Watanabe, Joseph Gordon-Levitt, Marion Cotillard, Ellen Page, Tom Hardy, Cillian Murphy, Tom Berenger, Michael Caine ; Music by Hans Zimmer ; Cinematography Wally Pfister ; Edited by Lee Smith ; Production companies Legendary Pictures, Syncopy ; Distributed by Warner Bros. Pictures ; Release date July 16, 2010 ; Running time 148 minutes ; Country United Kingdom, United States ; Language English ; Budget $160 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Dom Cobb (Leonardo DiCaprio) yaitu seorang pencuri yang biasa mencuri diam-diam melalui dream-sharing technology. Suatu kali ia diminta untuk memasukkan insepsi inspirasi ke seorang CEO pewaris perusahaan. 

Review / Resensi :
Selain The Shawshank Redemption, Inception adalah salah satu film yang paling sering direquest di kolom comment supaya aku ngereview film ini. Saya agak heran alasannya ini kan film uda usang banget dan siapa sih yang belum nonton Inception? Tapi berhubung aku baik hati dan kurang kerjaan, maka aku pun menuliskan review Inception sambil kasih sedikit klarifikasi (versi saya) wacana ending Inception yang bikin banyak orang penasaran. Demi nulis review ini aku sampe nonton ulang Inception. At it's still good to rewatch. Lagipula sambil nungguin Dunkirk yang bakal main selesai bulan Juli ini cukup menyenangkan untuk nonton ulang film Christoper Nolan. 

Boleh dibilang Christoper Nolan yaitu nama dari sedikit sutradara yang dapat bikin film yang berkualitas, orisinil, namun juga simpel disukai baik oleh penonton awam maupun pecinta film level lanjut. Range tema film beliau juga beragam, dan semua filmnya ga ada yang jelek! Dari yang masih low-budget macam Memento sampai The Dark Knight series, dan tentu saja Interstellar. Err.. tapi saking populernya, mungkin nama Christoper Nolan jadi berasa mainstream dan imej Nolan juga jadi overrated buat sebagian orang. Saya rasa sutradara yang seakan-akan doi yaitu Steven Spielberg... dapat bikin film berkualitas sekaligus blockbuster, tapi jarang penonton film level lanjut bakal bilang mereka ngefans Spielberg. Because he is too mainstream!

The best part about Inception is its originality. Mind-blowing. Nggak ada film yang pernah "menjelajahi" mimpi sebagaimana Inception, dan inspirasi "gila" ini yaitu hasil pemikiran Christoper Nolan sendiri yang konon menulis naskahnya butuh waktu 10 tahun. Dengan konsep dunia dalam dunia, alias berpetualang di alam mimpi, Inception meringkas segala sesuatu yang perlu kita tahu wacana konsep Inception miliknya hanya dalam durasi 2 jam 28 menit. Sedikit membingungkan bagi sebagian orang (karena ada mimpi di dalam mimpi, kemudian mimpi lagi di dalam mimpi, dst..) namun bahu-membahu kalau kau nggak mikir telalu dalem (dan nggak ribet mikir wacana konsep mimpi mereka), Inception adalah film action science-fiction yang simpel untuk dinikmati. Lagipula tho ini bukan film sureal! Tapi sepertinya akan menyenangkan jikalau ada Inception versi TV series-nya. Worth to shot. 

Lalu apa lagi bab terbaik lainnya dari InceptionThe cast! Semuanya A-list actor, mulai dari Leonardo DiCaprio, Tom Hardy, Joseph Gordon Levitt, Marion Cotillard, Ken Watanabe, Ellen Page, sampai Michael Caine yang nongol cuma 3 menit dan nggak penting-penting banget. Leonardo DiCaprio kebagian tugas utama, yang diberikan layer emosi lebih dalam mengingat kisah personalnya menjadi bab penting dari inti cerita. Setelah Shutter Island yang dirilis di tahun yang berdekatan, lagi-lagi ia berperan sebagai suami yang nasibnya apes ditinggal istri.

Bagian terbaik lainnya dari Inception adalah the visual effect. Dengan sinematografi anggun yang mempunyai atmosfer yang serupa dengan The Dark Knight series (dan emang sinematografernya sama), menyenangkan melihat Inception dapat "melengkungkan dunia" sedemikian rupa. Tambah menyenangkan ketika tahu bahwa hampir sebagian besar dampak yang ada dalam Inception mengandalkan practical effect, salah satunya adegan ketika Arthur (Joseph Gordon-Levitt) berlaga di "lorong muter-muter" yang sangat ikonik itu. And I like the overall design concept of Inception yang berkesan sleek dan modern. Oh dan jangan lupakan juga sound effect dan scoring music dari Hans Zimmer yang menciptakan Inception makin menawan untuk dinikmati.

Lalu, mari kita bicarakan wacana ending Inception yang tidak mengecewakan hangat diperbincangkan oleh banyak orang....

Waktu awal nonton tahun 2010, aku tidak merasa bahwa ending Inception yang ambigu itu menjadi sesuatu yang penting. For me that's not the main point of the movie. Sebagaimana kalimat bahasa Cina yang diucapkan Louise (Amy Adams) atau minta derma apa para alien itu ke umat insan di film Arrival - aku tidak merasa itu poin utama film Arrival. Makanya aku heran kok banyak banget yang nanya soal itu di kolom comment review dan klarifikasi aku wacana film Arrival, sebagaimana aku heran kenapa banyak orang bertanya apakah Cobb bahu-membahu masih mimpi atau tidak di selesai film Inception. Saya nggak mikir itu penting. Haha. 

Lalu aku nonton lagi untuk kedua kalinya, dan aku juga masih merasa itu bukan poin utama film Inception. Malah, berdasarkan aku it's pretty obvious kalo Cobb udah ga mimpi lagi (bangun di pesawat, anak-anaknya noleh dan nyamperin Cobb). Kalaupun gasing yang masih berputar kemudian mendadak dicut dengan black screen dilanjutkan dengan credit title, aku mikirnya gasingnya emang belom jatuh aja! Lol. Bagi aku itu cuma cara Christoper Nolan mengakhiri filmnya dengan sedikit elegan.

Jadi, aku ga bakal membicarakan teori-teori dugaan mbuletisasi yang dibentuk oleh fans Inception. Haha.

Dan akhirnya, berdasarkan wawancara tahun 2015 Christoper Nolan pun buka bunyi soal ending Inception yang ambigu itu, sebagaimana aku kutip berikut ini:
“The way the end of that film worked, Leonardo DiCaprio’s character, Cobb – he was off with his kids, he was in his own subjective reality,” said Nolan. “He didn’t really care any more, and that makes a statement: perhaps, all levels of reality are valid.”  The Guardian.  
Makara Cobb yang menentukan untuk pribadi nyamperin anak-anaknya instead of melihat si gasing berhenti berputar atau tidak yaitu Cobb yang menentukan "reality" yang ia mau. Ia tidak lagi terobsesi dengan mana mimpi mana bukan, yang penting finally he can hug his own kids. Sudah ga penting mana yang kasatmata mana yang tidak, yang penting kita happy. 

Yang menarik juga dari segi filosofis yaitu Inception membuatmu berpikir ulang mengenai konsep soal mana yang kasatmata mana yang tidak. Inception yaitu another version of Wachowsi's The Matrix. Siapa yang dapat menerangkan bahwa bahu-membahu kita tidak sedang bermimpi atau kita tidak sedang berada dalam dunia aktivitas ala the Matrix? Like Nolan said, mungkin setiap level realita yaitu valid. Bum! Lumayan kan dapet pelajaran filsafat ala Descartes dari film science-fiction?

Overview:
Obviously salah satu film terbaik tahun 2010, dan film sci-fi terbaik dekade ini. Dua puluh tahun lagi aku jamin Inception akan menjadi salah satu film klasik dari tahun 2010-an yang wajib ditonton oleh semua orang. Ceritanya sendiri sudah mind-blowing dan berhasil membuatmu mempertanyakan realita, didukung oleh A-list actor dan dukungan visual effect, visual design, sinematografi, dan sound effect yang pretty impressive. Setelah The Dark Knight, berdasarkan saya Inception adalah film terbaik Christoper Nolan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Inception (2010) (4,5/5) Review & Penjelasan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel