5 Tips Membeli Burung
 |
| Foto : blibagus.com |
SEPERTI halnya membeli barang pada umumnya, membeli burung membutuhkan ketelitian, kejelian dan kesabaran. Apalagi jika calon pembeli yaitu masih tarap pemula.
Sebelum menjatuhkan pilihan, tentukan maksud dan tujuan pemeliharaan. Apakah hanya sekadar ikut-ikutan trend, memenuhi kesenangan, koleksi, hobi, atau untuk dilombakan (kontes). Bagi penggemar burung, apalagi yang mengakibatkan burung peliharaannya untuk diikutkan kontes harga memang tidak menjadi masalah. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan seorang pemula atau hanya sekadar ikut-ikutan trend, alasannya yaitu bagi pemula akan berpikir dua kali jika harus membeli burung oceh semisal , Anis Kembang, Murai Batu, Canary dan lainnya rata-rata seharga Rp 300.000 keatas.
Karenanya, sebelum membawa burung pulang sebaiknya pemilihan dilakukan dengan berhati-hati. Kalau bisa burung yang dibeli mempunyai kualitas baik atau yang berkualitas dan bisa memberi pujian tersendiri.
1.Burung untuk kelas kontes (ocehan) maupun balap, biasanya memakai burung dengan jenis kelamin jantan. Untuk menentukan jenis kelamin burung harus jeli benar.
2. Berdasarkan pengalaman para penjual dan pemerhati burung, ada beberapa patokan yang bisa dipegang. Pertama, perhatikan matanya. Bila mata tampak menonjol, berarti burung jantan. Sebaliknya jika datar, tentulah berkelamin betina. Patokan tersebut bisa dipakai pada dikala kita menentukan piyik, trotolan, maupun bakalan.
3. Ciri lainnya, yang selama ini diterapkan penggemar burung yaitu dengan mengamati bulu-bulu di bab pantat. Bulu-bulu di bab pantat dimana burung betina umumnya polos sewarna. Ciri yang gampang yaitu biasanya bunyi burung jantan lebih keras daripada betina.
4. Seorang penggemar burung kontes niscaya akan memerhatikan suara, baik volume maupun irama lagunya ketimbang postur tubuh. Berbeda dengan penggemar burung sabung (balapan) tentu akan menentukan postur badan (bulu, sayap, bentuk kepala dan lainnya) ketimbang suara. Sementara pemelihara burung untuk koleksi tetapkan dua kriteria tersebut untuk burung koleksinya.
5. Pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan untuk menentukan burung yaitu kesehatan burung yang akan kita beli. Perhatikan secara teliti dan sabar postur badan burung, amati juga bunyi dan gerakannya. Burung yang sehat akan cenderung, lincah, berangasan dan tidak mau membisu gerakannya, bersuara keras dan los. Tidak lemah atau berkicau setengah hati. Bilamana menentukan burung anakan lebih pada bentuk sayap dan jumlah bulu serta suaranya.
2. Berdasarkan pengalaman para penjual dan pemerhati burung, ada beberapa patokan yang bisa dipegang. Pertama, perhatikan matanya. Bila mata tampak menonjol, berarti burung jantan. Sebaliknya jika datar, tentulah berkelamin betina. Patokan tersebut bisa dipakai pada dikala kita menentukan piyik, trotolan, maupun bakalan.
3. Ciri lainnya, yang selama ini diterapkan penggemar burung yaitu dengan mengamati bulu-bulu di bab pantat. Bulu-bulu di bab pantat dimana burung betina umumnya polos sewarna. Ciri yang gampang yaitu biasanya bunyi burung jantan lebih keras daripada betina.
4. Seorang penggemar burung kontes niscaya akan memerhatikan suara, baik volume maupun irama lagunya ketimbang postur tubuh. Berbeda dengan penggemar burung sabung (balapan) tentu akan menentukan postur badan (bulu, sayap, bentuk kepala dan lainnya) ketimbang suara. Sementara pemelihara burung untuk koleksi tetapkan dua kriteria tersebut untuk burung koleksinya.
5. Pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan untuk menentukan burung yaitu kesehatan burung yang akan kita beli. Perhatikan secara teliti dan sabar postur badan burung, amati juga bunyi dan gerakannya. Burung yang sehat akan cenderung, lincah, berangasan dan tidak mau membisu gerakannya, bersuara keras dan los. Tidak lemah atau berkicau setengah hati. Bilamana menentukan burung anakan lebih pada bentuk sayap dan jumlah bulu serta suaranya.
0 Response to "5 Tips Membeli Burung"
Post a Comment