Inilah Penyebab Mimisan Dan Cara Mengatasinya

rinitis atau sinusitis. Bisa juga pada abses spesifik menyerupai rinitis jamur, tuberkulosis, lupus, sifilis atau lepra.
Tumor
Epistaksis sanggup timbul pada hemangioma dan karsinoma. Yang lebih sering terjadi pada angiofibroma, sanggup mengakibatkan epistaksis/mimisan berat.
Penyakit kardiovaskuler
Hipertensi / darah tinggi dan kelainan pembuluh darah menyerupai yang terjadi pada arteriosklerosis, nefritis kronik, sirosis hepatis atau diabetes melitus sanggup mengakibatkan epistaksis. Epistaksis yang terjadi pada penyakit hipertensi seringkali mahir dan sanggup berakibat fatal.
Kelainan darah
Kelainan darah penyebab mimisan / epistaksis antara lain leukemia, trombositopenia, majemuk anemia serta hemofilia.
Kelainan kongenital
Kelainan kongenital yang sering mengakibatkan mimisan yakni teleangiektasis hemoragik herediter (hereditary hemorrhagic teleangiectasis Osler-Rendu-Weber disease). Juga sering terjadi pada Von Willenbrand disease.
Infeksi sistemik
Penyakit abses sistemik yang sering mengakibatkan mimisan yakni demam berdarah (dengue hemorrhagic fever). Demam tifoid, influenza dan morbilli juga sanggup disertai mimisan.
Perubahan udara atau tekanan atmosfir
Epistaksis ringan sering terjadi kalau seseorang berada di daerah yang cuacanya sangat hambar atau kering. Hal serupa juga sanggup disebabkan adanya zat-zat kimia di daerah industri yang mengakibatkan keringnya mukosa hidung.
Gangguan hormonal
Mimisan juga sanggup terjadi pada perempuan hamil atau menopause lantaran efek perubahan hormonal.

Cara Mengatasi Mimisan
Prinsip penatalaksanaan mimisan atau cara mengatasi mimisan yakni perbaiki keadaan umum, cari sumber perdarahan, hentikan perdarahan, cari faktor penyebab untuk mencegah berulangnya perdarahan.
Bila pasien tiba dengan mimisan, perhatikan keadaan umumnya, nadi, penapasan serta tekanan darahnya. Bila ada kelainan, atasi terlebih dulu contohnya dengan memasang infus. Jalan napas sanggup tersumbat oleh darah atau bekuan darah, perlu dibersihkan atau diisap.
Untuk sanggup menghentikan perdarahan perlu dicari sumbemya, setidaknya dilihat apakah perdarahan dari anterior (depan) atau posterior (belakang).
Alat-alat yang diharapkan untuk investigasi yakni lampu kepala, spekulum hidung dan alat pengisap. Anamnesis yang lengkap sangat membantu dalam memilih lantaran perdarahan.
Pasien dengan mimisan / epistaksis diperiksa dalam posisi duduk, biarkan darah mengalir keluar dari hidung sehingga sanggup dimonitor. Kalau keadaanya lemah sebaiknya setengah duduk atau berbaring dengan kepala ditinggikan. Harus diperhatikan jangan hingga darah mengalir ke kanal napas bawah.
Pasien anak duduk dipangku, tubuh dan tangan dipeluk, kepala dipegangi biar tegak dan tidak bergerak-gerak.
Sumber perdarahan dicari untuk membersihkan hidung dari darah dan bekuan darah dengan santunan alat pengisap. Kemudian pasang tampon sementara yaitu kapas yang telah dibasahi dengan adrenalin 1/5000-1/10.000 dan pantocain atau lidocain 2% dimasukkan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahanan mengurangi rasa nyeri pada ketika dilakukan tindakan selanjutnya. Tampon itu dibiarkan selama 10-15 menit. Setelah terjadi vasokonstriksi biasanya sanggup dilihat apakah perdarahan berasal dari kepingan anterior atau posterior hidung.
Menghentikan mimisan (perdarahan)

Perdarahan mimisan anterior (depan)
Perdarahan anterior seringkali berasal dari pleksus Kisselbach di septum kepingan depan. Apabila tidak berhenti dengan sendirinya, perdarahan anterior, terutama pada anak, sanggup dicoba tidak boleh dengan menekan hidung dari luar selama 10-15 menit, seringkali berhasil.
Bila sumber perdarahan sanggup terlihat, daerah asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras Argenti (AgN03) 25-30%. Sesudahnya area tersebut diberi krim antibiotik.
Bila dengan cara ini perdarahan masih terus berlangsung, maka perlu dilakukan pemasangan tampon anterior yang dibuat dari kapas atau kasa yang diberi pelumas vaselin atau salep antibiotik. Pemakaian pelumas ini biar tampon gampang dimasukkan dan tidak menjadikan perdarahan gres ketika dimasukkan atau dicabut. Tampon dimasukkan sebanyak 2-4 buah, disusun dengan teratur dan harus sanggup menekan asal perdarahan. Tampon dipertahankan selama 2 x 24 jam, harus dikeluarkan untuk mencegah abses hidung. Selama 2 hari ini dilakukan investigasi penunjang untuk mencari faktor penyebab epistaksis. Bila perdarahan masih belum berhenti, dipasang tampon baru.
Perdarahan mimisan posterior (belakang)
Perdarahan dari kepingan posterior lebih sulit diatasi, lantaran biasanya perdarahan mahir dan sulit dicari sumbernya dengan investigasi rinoskopi anterior.
Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon posterior, yang disebut tampon Bellocq. Tampon ini dibuat dari kasa padat dibuat kubus atau bundar dengan diameter 3 cm. Pada tampon ini terikat 3 utas benang, 2 buah di satu sisi dan sebuah di sisi berlawanan.

mediskus
Sumber http://duniasejutawarna.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Inilah Penyebab Mimisan Dan Cara Mengatasinya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel