Bagi orang renta yang berminat memberi pendidikan sepak bola kepada anaknya, sekarang tidak usah repot lagi mencari lembaganya. Sekolah Sepak Bola (SSB) sudah berdiri dimana-mana, bahkan di seluruh provinsi. Terutama di setiap kota yang kompetisinya sepak bolanya berjalan.
Namun sebelum mempercayakan SSB untuk menawarkan pendidikan sepak bola perlu dipertimbangkan aneka macam aspek. Dari teladan latihan, sebagian besar hampir sama tak ada perbedaan secara signifikan. Namun, jikalau mengamati faktor nonteknis, banyak perbedaan antara SSB yang manis dan yang biasa-biasa saja.
Berikut kiat menentukan SSB yang baik :
1. Program dan kurikulum
Aspek ini meliputi kesesuaian usia dan kegiatan latihan. Hal ini mempunyai kegunaan biar kegiatan latihan dapat berjalan secara maksimal dan efektif. Biasanya SSB yang mempunyai kurikulum terang mempunyai administrasi organisasi yang baik dan diisi oleh orang-orang yang kompeten, paham pengembangan pendidikan anak.
2. Manajemen
SSB yang berkualitas biasanya mempunyai struktur administrasi yang baik. Misalnya mereka mempunyai kepala sekolah, kepala pelatih, tangan kanan instruktur di aneka macam level usia, bendahara, fisioterapis, sekretaris, atau bahkan humas.
3. Lisensi pelatih
Perlu untuk menanyakan lisensi pelatih, ibarat A atau B dari AFC (Federasi Sepak Bola Asia) atau FIFA (badan sepak bola dunia). Untuk menjadi instruktur SSB tidak mudah. Seorang instruktur SSB minimal harus mempunyai lisensi C nasional. Sehingga ia akan tahu persis kapan harus latihan, game, atau pembentukan karakter.
4. Training time
Dapat dipastikan SSB yang baik mempunyai jadwal latihan yang konsisten dan terukur. Pilihlah sesuai kebutuhan anak.
5. Latar belakang
Tidak ada salahnya mengetahui wacana latar belakang sebuah SSB. Seperti di luar negeri, perguruan tinggi sepak bola yang sudah mapan biasanya dibangun oleh pribadi-pribadi yang teguh mengasihi dunia sepak bola. Semakin renta usia SSB salah satu membuktikan bahwa forum tersebut mumpuni.
6. Kemandirian
Setiap SSB mempunyai kebijakan masing-masing. Biasanya SSB yang berkualitas mempunyai kedisiplinan untuk menumbuhkan kepercayaan, sikap, dan kemandirian siswanya. SSB yang sudah mapan juga memberi pemahaman lain ibarat attitude dan kewirausahaan. Ini diharapkan jikalau siswa pada alhasil pensiun bermain bola atau tidak lolos seleksi.
7. Aktif berkompetisi dan prestasi
Menurut ketentuan FIFA, SSB sebaiknya melakoni 600 jam pertandingan per tahunnya. Itu artinya, rata-rata setiap pekan bermain di dua tabrak resmi. Beberapa SSB di Jakarta, Medan, dan Surabaya sadar soal itu. Mereka pun rutin ikut kompetisi reguler di bawah PSSI. Beberapa SSB menyiasatinya dengan mengadakan turnamen sendiri. Tak problem jikalau hanya diikuti kurang dari 15 SSB.
Sumber : Harian Media Indonesia, https://id-id.facebook.com/detiksport.soccer/posts/489536844447908
Sumber http://duniasejutawarna.blogspot.com
0 Response to "Tips Menentukan Sekolah Sepak Bola (Ssb)"
Post a Comment