15 Faktor Pemicu Sariawan, Dari Stres Sampai Hiv
Agar terhindar dari sariawan dan penyakit rongga ekspresi lain, jagalah kebersihan mulut. (Depositphotos)
TABLOIDBINTANG.COM - Luka kecil apa pun di rongga ekspresi disebut sariawan oleh awam, padahal dilema kesehatan di rongga ekspresi tidak melulu sariawan. Dalam kamus medis, sariawan disebut stomatitis aftosa. Sariawan ada dua jenis, klasik dan modern. Penyakit yang kerap disepelekan ini rupanya mempunyai 15 faktor pemicu termasuk HIV.
Minor, Mayor, dan “Herpetiform”
Setiap orang niscaya mengalami sariawan minimal sekali seumur hidup. Penyakit ini menyerang mukosa atau jaringan lunak di dalam rongga mulut. Sariawan muncul dengan tanda yang khas. Bentuknya mirip kawah. Jika dilihat dari atas tampak lingkaran atau oval dengan tepi berwarna merah, menerangkan ia mengalami peradangan. Dasar lukanya putih kekuningan.
“Tanda terakhir yang paling penting, terasa sakit dan tidak disertai demam. Kalau Anda demam dan tidak mencicipi sakit, itu bukan sariawan,” beri tahu Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Drg. Rahmi Amtha, MDS, Sp.PM, PhD, di Jakarta, pekan lalu.
Sariawan menurut tingkat keparahannya dibagi tiga yakni minor, mayor, dan herpetiform. Dikatakan minor, jikalau ukuran lukanya kurang dari 1 cm, dapat sembuh sendiri dalam 2 minggu. Sariawan mayor berukuran lebih dari 2 cm, dapat sembuh sendiri namun butuh waktu sampai 4 minggu. Ia dapat muncul di semua area rongga ekspresi termasuk gusi. Saat sudah sembuh, ia membentuk jaringan parut (timbul bekas luka).
“Sementara sariawan herpetiform bentuknya mirip penyakit herpes yakni luka kecil-kecil dengan ukuran kurang dari 2 milimeter. Seiring waktu, luka kecil-kecil itu dapat bergabung menjadi luka yang lebih besar. Meski demikian, penderita tidak demam. Kalau demam, perlu investigasi lanjutan. Siapa tahu Anda terserang virus,” beber Rahmi kepada Bintang.
Munculnya sariawan merefleksikan kondisi kesehatan seluruh tubuh. Rahmi menyebut ada 15 faktor pemicu sariawan. Yang paling sering, syok lantaran tergigit, kena tonjok, atau rongga ekspresi tergesek kawat gigi. Lalu (khusus untuk kaum hawa), fase pramenstruasi dan menopause.
“Saat menopause atau pramenstruasi, kadar hormon progesteron merendah. Padahal, salah satu fungsinya melapisi jaringan lunak termasuk ekspresi sehingga dikala terkena iritasi, ia tidak praktis terluka. Berikutnya, keturunan. Berdasarkan penelitian, orang renta yang punya riwayat kerap sariawan, sepertiga dari keturunannya akan mengalami hal yang sama,” Rahmi mengulas.
Dari Stres sampai Infeksi HIV
Faktor lainnya yakni kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat, serta stres. Berikutnya, kelainan autoimun, alergi terhadap makanan, kelainan akses pencernaan termasuk di lambung dan usus, serta kelainan darah. Mereka yang mengalami anemia, kelainan darah paling umum, praktis terserang sariawan. Faktor lain, HIV. Orang yang hidup dengan HIV, kata Rahmi, sering sariawan.
“Mereka yang terinfeksi HIV, sistem kekebalan badan mereka menurun. Ini lantaran populasi sel T pembantu di badan mereka rendah sekali, kurang dari 200. Penelitian lain menyebut, pemicu sariawan yakni kelainan genetik, alergi kandungan detergen pada pasta gigi, sensitif terhadap gandum dan gula, serta nanah mikroba di jaringan rongga mulut,” beber dia.
Rahmi menambahkan, “Sariawan klasik disebabkan oleh trauma, fase menjelang menstruasi, stres, dan faktor keturunan. Di luar keempat faktor itu dapat dibilang modern. Maksudnya, sariawan itu menandai adanya penyakit tertentu di badan Anda.”
Ketika sariawan muncul, cermati dan tandai kapan kali pertama Anda merasakannya. Jika sesudah 4 ahad lesinya tidak kunjung sembuh, Anda patut curiga. Itu menyalahi jangka waktu ideal regenerasi jaringan kulit. Jika tepi lukanya mengeras atau menggulung, Anda patut was-was. Jika lukanya berulang disertai tanda-tanda demam atau kelainan pada kulit, segera periksa ke dokter.
“Agar terhindar dari sariawan dan penyakit rongga ekspresi lainnya, jagalah kebersihan ekspresi dan hindari faktor pemicunya. Tidak bersihnya rongga ekspresi memang bukan penyebab utama sariawan tapi penyembuhan sariawan sangat bergantung pada kebersihan rongga ekspresi Anda. Pola makan dengan gizi tidak seimbang juga berdampak pada terganggunya fleksibilitas jaringan kulit, termasuk di rongga ekspresi sehingga praktis robek,” Rahmi mengingatkan.
Rekomendasi
from Berita Gosip Terbaru Hari ini, Kabar Artis Terkini - Tabloidbintang.com kurang lengkap baca artikel nya di samping https://ift.tt/2JDNyTs
0 Response to "15 Faktor Pemicu Sariawan, Dari Stres Sampai Hiv"
Post a Comment