8 Menandakan Seseorang Memerlukan Pertolongan Psikolog
Orang masih merasa risi, malu, bahkan tabu untuk tiba ke psikolog.
TABLOIDBINTANG.COM - Orang masih merasa risi, malu, bahkan tabu untuk tiba ke psikolog. Ada kekhawatiran dianggap gila atau tidak waras kalau berurusan dengan psikolog. Padahal, dijelaskan Anggia Chrisanti, konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria, psikolog merupakan profesi yang berbeda dengan dokter jiwa atau psikiater. "Psikolog lebih kepada melaksanakan layanan ibarat asesmen, konseling, intervensi berupa training atau pelatihan, dan intervensi berupa psikoterapi," ujar Anggia.
Asesmen biasanya berupa tes kepribadian (psikotes) untuk kebutuhan pendidikan (minat dan bakat), industri organisasi (rekruitmen, promosi, job analysis, dan lain-lain), dan klinis. Sementara konseling ialah sebuah tahap pendekatan dengan posisi psikolog tidak lebih tinggi atau lebih tahu dari klien. Ditegaskan Anggia, ini berbeda dengan konsultasi.
"Dalam konseling klien diminta menceritakan permasalahannya. Nah, konselor kemudian bertindak sebagai fasilitator biar klien sanggup mengurai permasalahan yang biasanya dianggap ruwet, untuk kemudian menggugah klien menemukan balasan atau solusinya (insight)," kata Anggia. Barulah setelahnya dilakukan intervensi, ibarat telah disebutkan sebelumnya, yang sanggup berupa training atau training dan psikoterapi.
Jenis psikoterapi sangat beragam. Secara garis besar, psikoterapi dianggap sebagai jalan pintas untuk membantu klien menuntaskan keluhan dan masalahnya. Baik berupa keluhan fisik, psikis, dan perilaku. Namun perlu ditekankan, dalam psikoterapi sama sekali tidak ada penggunaan obat-obatan. "Ini yang kebanyakan orang masih salah sangka," ucap Anggia. "Psikolog tidak memperlihatkan (maupun rujukan) ke penggunaan obat. Ini hanya dilakukan oleh psikiater," tegasnya.
Lantas kapan seseorang membutuhkan pertolongan psikolog? Anggia mengungkap beberapa indikator yang sanggup menjadi pegangan bahwa seseorang perlu tiba ke psikolog. Antara lain:
1. Ketika kita merasa membutuhkan saran dari sebuah permasalahan. Misal, dihadapkan pada beberapa pilihan hidup.
2. Ketika merasa terjebak dalam duduk masalah yang berlarut, cenderung bertambah panjang, dan semakin kompleks. Baik duduk masalah langsung (tanpa melibatkan orang lain) maupun konflik yang melibatkan orang lain.
3. Ketika merasa tidak nyaman dengan diri sendiri. Antara lain gampang cemas, gampang sedih, gampang marah, gampang kecewa, merasa diabaikan, merasa diperlakukan tidak adil, merasa hilang kendali, merasa tegang, merasa tersiksa, merasa tidak berdaya, merasa putus asa, dan lain-lain.
4. Ketika merasa kondisi tersebut di atas dirasakan terus menerus sampai merasa hilang kendali, selalu tegang, dan tersiksa.
5. Ketika merasa telah mencoba menuntaskan sendiri duduk masalah yang dihadapi namun belum menemukan jalan keluar.
6. Ketika secara emosional semakin merasa kesepian dan secara sosial semakin merasa terasing.
7. Ketika merasa butuh dukungan dan atau pertolongan dari lingkungan terdekat (seperti keluarga atau teman) namun merasa tidak mendapatkannya alasannya ialah memang mereka tidak sanggup atau Anda tidak cukup percaya untuk menerima dukungan dan pertolongan yang objektif dan solutif. Bahkan Anda merasa kalau melibatkan orang terdekat malah akan semakin rumit.
8. Dan dikala Anda merasa orang di sekitar merasa membutuhkan bantuan, namun Anda tidak merasa cukup objektif dan solutif, maka sanggup menyarankan seseorang untuk tiba ke psikolog. Misal, orang renta menghadapi duduk masalah anak (dalam pergaulannya, pendidikannya, pilihan hidupnya, dan lain-lain), sobat kepada sobat lainnya, sesama rekan kerja, dan lain-lain.
(wida)
Rekomendasi
from Berita Gosip Terbaru Hari ini, Kabar Artis Terkini - Tabloidbintang.com kurang lengkap baca artikel nya di samping https://ift.tt/2Os6Tgc
0 Response to "8 Menandakan Seseorang Memerlukan Pertolongan Psikolog"
Post a Comment