Baca Cerpen Motivasi : Mendali Terakhirnya | Karya Edi Purwanto
Cerpen Motivasi - Tidak selamanya cerpen selalu berisi kisah romantis atau kisa-kisah lain, namun juga cerpen yang bercerita serta alur yang sanggup memotivasi pun juga sanggup dibentuk dan layak untuk dibaca juga.
Sebab cerpen hanyalah kependekan dan tidak sanggup disamakan atau dipukul sebelah dengan menyatakan bahwa cerpen hanya bercerita seputar anak muda atau kearifan lokal.
Namun juga untuk menceritakan beberapa hal yang sanggup meotivasi juga boleh, bahkan sangat baik juga berhasil dibentuk dan susun dengan kosa kata yang rapi serta friendly.
Seperti ini contohnya Cerpen Motivasi karya Edi Purwanto dengan judul Mendali Terakhirnya
Siang itu angin bertiup kencang dan tak tentu arah, awan mendung tiba hingga langit meneteskan air hujan seakan menjadi citra suasana hatiku ketika itu. Bagaimana tidak duka kalau ketika itu saya mendengan kabar bahwa dana dari sekolah untuk keberangkatanku dan tiga temanku lainnya untuk mengikuti lomba silat di tingkat Provinsi tidak ada. Padahal kami sudah latihan mati-matian. Boleh di bilang latihan kami itu mengerahkan segala daya dan upaya walaupun kadang-kadang masih kurang maksimal karna fasilitas-fasilitas yang kurang lengkap di tempat kami. Ya…maklumlah tinggal di pulau kecil.
Namun, walaupun dengan keterbatasan yang ada kami tetap berusaha keras dan akan mengambarkan kepada semua orang bahwa anak pulau juga sanggup sukses dan tidak kalah dengan belum dewasa kota sana. Kami menggunakan alam sebagai kemudahan kami untuk latihan. Ya…seperti lari di pasir dan mengangkat sahabat untuk latihan beban. Namun sayangnya semangat itu hampir hilang karna kabar tidak adanya dana tadi dan terpaksa harus berangkat dengan dana sendiri-sendiri. Sementara orang tuaku hidup dengan bekerja sebagai petani yang penghasilannya tidak menentu dan sulit untuk mendapatkan uang dalam waktu yang singkat.
Malam harinya, saya tidak nonton TV bersama keluargaku menyerupai biasanya karna ketika itu saya merasa ngantuk jadi habis sholat isyak saya eksklusif tidur. Hingga beberapa usang kemudian saya melihat sebuah mahkota yang indah, terbuat dari emas orisinil dengan hiasan tiga permata berkilau berjajar di mahkota itu. Dan di atas tiga permata itu ada satu permata yang lebih indah dari permata lainya. Mahkota itu di jaga oleh seorang perempuan manis menggunakan gaun putih menyerupai putri kerajaan gitu deh,,,,,. Banyak orang yang berlari-lari untuk mendapatkan mahkota itu tetapi mereka tidak ada yang berhasil mendapatkannya. Hingga saya juga tertarik untuk mendapatkannya. Aku mulai berjalan pelan-pelan mendakati mahkota itu. Tetapi sebelum hingga ke mahkota itu akupun terjatuh. Meskipun terjatuh tetapi saya terus berusaha untuk mendekati mahkota itu dengan merangkak karna kakiku tak besar lengan berkuasa lagi untuk berdiri. Dan akhirnya saya hingga juga di meja itu.
Kemudian perempuan itu memegang tanganku dan berkata ‘’ berdirilah’’ saya berusaha berdiri dengan memegang tangannya hingga saya kini berdiri di depannya ‘’ pakailah mahkota ini dan saya pulang bersamamu untuk menemani hari-harimu’’ kata perempuan itu sambil memakaikan mahkota di kepalaku, kemudian saya menggandengnya. Tiba-tiba terdengar ‘’allahuakbar-allahuaakbar’’ hemmmm,,, akupun terbangun dari tidurku dan mematikan alarem HPku, ternyata mahkota dan perempuan itu hanyalah sebuah mimpi , saya lihat HPku ternyata sudah jam 01.30 WIB. Aku beranjak dari tempat tidurku menuju ke kamar mandi masih dengan bayang-bayang mimpi itu di kepalaku, gres bayangan itu hilang dari fikiranku sesudah saya membasuh wajahku dengan air whuduk. Kemudian selesai ambil whuduk saya kembali ke kamar.
Terus menggunakan sarung,baju serta kopyah. Tak usang sesudah itu ku ambil sejadah di lemariku dan ku bentangkan di lantai kemudian selanjutnya akupun sholat tahajjud dua rakaat. Setelah salam ku tengadahkan kedua tanganku memohon ampun kepada ALLAH SWT. Selanjutnya sesudah selesai do’a ku usap wajahku dengan kedua tanganku di teruskan dengan sujud. Dalam sujud itu ku curahkan dan saya sampaikan semua keinginanku. Selesai sujud saya ganti baju dan tidur lagi. Akupun tertidur pulas dengan seketika. Setelah bangkit ternyata sudah jam 05.45 WIB. Aku hampir telat sholat subuh. Lalu saya mengambil wudhuk dengan segera dan eksklusif sholat subuh. Untunglah, ternyata ALLAH masih memberiku kesempatan untuk sholat subuh. Sehabis itu saya mengambil sapu dan memberantas sampah-sampah hingga lantai dan halaman rumahku bersih. Kemudian makan pagi ,mandi terus berangkat ke sekolah. Begitulah aktifitasku setiap hari.
Sepulangnya dari sekolah saya sholat dhuhur dulu. Di lanjutkan makan siang dan sudah menjai rutinitas setiap sore pergi ke latihan silat di sekolah. Sesampainya di tempat latihan saya dan empat sahabat lainnya berdo’a sebelum latihan. Setelah itu kami melaksanakan pemanasan supaya otot kami tidak terkejut nantinya ketika melaksanakan gerak. Pelatih kami dating tidak usang sesudah kami selesai melaksanakan pemanasandan ia eksklusif mengambil Stopwath dan peluit sambil menjalankan Stopwath yang di pegangnya. Kami pun mulai berlari hingga akhirnya terdengar bunyi peluit, kami gres berhenti karna itu tandanya sudah hingga 12 menit.
Beluum selesai capek karna lari. Kami eksklusif di suruh Push-up, Set-up, Back-up dan Updominal. Lima latihan itu ialah hidangan wajib latihan kami yang harus di lakukan setiap hari. Baru yang lima itu selesai beralih kelatihan teknik yaitumemperagakan jurus tunggal yang berjumlah seratus gerak dengan empat kali pengulangan. Dan setiap peragaan harus selesai dengan durasi waktu 3 menit dilarang kurang dan lebih. Selesai latihan kami selalu berdo’a sebelum pulang. Selesai berdo’a kami eksklusif menuju parkir untuk mengambil sepeda. Tiba-tiba andi berkata ’’hay,,,gimana kita besok dah berangkat ni,udah siap belum?’’ jawab Ana dan Sila dengan serempak.’’Kamu dit, gimana siap, kok diam saja dari tadi ?’’ Andi bertanya sambil menatapku.’’Ya saya juga siap’’ jawabku dengan sura pelan.’’masalah dana?’’ Andi kembali bertanya kepadaku.
Akupun menarik nafasku dalam-dalm kemudian menjawab pertanyaan Andi ‘’ya,,,Andi saya pakai semua tabunganku untuk bias ikut pertandingan ini’’.’’baguslah kalau sudah siap semua,semoga kita sanggup gelar juara’’ kata Andi dengan lega. Ana,Syila, dan Aku menjawab dengan segera dan serempak ‘’AMIN”!.’’ Ayo kita pulang besok eksklusif ngumpul di dermaga’’ kata Syila sambil menyalakan sepeda motornya. ‘’ok’’ jawab kamidengan serempak. Kami pun akhirnya pulang kerumah masing-masing. Aku hingga di rumah ketika matahari hampir terbenam. Akupun eksklusif mandi dan tak usang sesudah saya selesai mandi terdengar kuandang bunyi azan magrib. Lalu saya sholat magrib di teruskan mengaji hingga tiba waktu sholat isyak, habis sholat isyk saya gres mengganti bajuku dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan di bawa besok. Baru sesudah itu saya nonton TV bersama keluargaku kira-kira jam 09.00 malam saya masuk ke kamarku terus tidur.
Keesokan harinya, 12 february 2012. Aku sudah siap berangkat dengan semua peralatan yang ak bawa. Namun sebelum berangkat saya melaksanakan sholat dhuha dua rakaat terlebih dahulu. Setelah itu saya pamit pada ibuku, sebelum keluar pintu saya diam sejenak di pintu dan memejamkan mataku sambil membaca do’a.
‘’bismikallahitawakkaltu alallah’’. Kemudian ku lngkahkan kaki kananku keluar dari pintu rumahku. Ayahku mengantarkan saya ke dermaga. Sampai di dermaga ternyata Mas Jaja, Ana, Syila dan Andi sudah tiba duluan. Pukul 10.00 WIB bahtera yang membawaku berangkat. Ku lihat lambaian tangan ayahku dari bahtera yang semakin usang semakin mengecil dan akhirnya saya tak sanggup lagi melihatnya. Empat jam lamanya saya menikmati panorama indahnya maritim dan pukul 14.15 menit kami hingga di pelabuhan kalianget. Kami mampir di warung sebentar untuk mengisi perut yang osong. Setelah dahaga dan rasa lapar kami terobati.
Kamipun kembali melanjutkan perjalanan kami. Tempat yang kami tujuh ialah kota Malang karna disana tempat di adakaannya pertandingan tingkat provinsi tersebut. Tetapi kami sengaja mampir dulu di pamekasan selama satu ahad untuk latihan bersama antara kontingen perisai diri sumenep dan tim perisai diri pamekasan. Dua kontingen ini bersatu dengan nama kontingen perisai diri Madura. Saat saya masuk kerumah instruktur PD( perisai diri ) pamekasan yang merupakan tempat tinggal kami selama satu minggu. Mataku tiba-tiba terpana melihat seorang gadis menggunakan kerudung putih dan jantungku eksklusif berdetak lebihn kencang, tubuhku panas serta keringatku mengalir dengan deras. Karena waktu itu sudah sore jadi kami tim perisai diri sumenep meletakkan tas kami dan membaringkan tubuh kami di kamar yang sudah di sediakan untuk melepas penat selama perjalanan. Tak usang kemudian terdengar bunyi ketokan pintu ‘’tok-tok-tok,’’assalamualaikum’’.’’ Waalaikum salam’’Dit,,bukakan pintunya’’ suruh mas Jaja kepadaku’’. ‘’ya mas’’ jawab aku.
Aku segera membuka pintu dan sesudah saya buka ternyata yang di balik pintu ialah gadis berkerudung putih itu terlihat membawa minuman dan kudapan di tangannya.’’ Ma,,masuklah’’ saya menyuruhnya masuk dengan bunyi gugup. Aku gak tau kenapa setiap kali ada ia selalu ada rasa yang tak biasa pada diriku dan hal ini gres pertama kali saya rasakan.’’ini minuman dan kudapan untuk mengganjal perut kalian dulu’’ kata perempuan itu sembari manyuguhkan minuman dan kudapan itu dengan senyum manis.’’makasi, gak usaa repot-repot dek’’ kata mas jaja.’’gak repot kok mas’’ jawab perempuan itu. Lalu perempuan itu keluar dari kamar kami.
Akan tetapi bayangannya tak perna lpas dari mataku. Karena sakin penasarannya saya dengan perempuan itu. Tanpa sadar saya eksklusif bertanya kepada mas jaja pelatihku’’ mas, itu siapa?.’’ ‘’ oh itu aisyah. Dia juga akan ikut pertandingan di malang turun serang hinder kelas B cendekia balig cukup akal putri. Emangnya kenapa?’’ mas jaja balik nanya.’’ ‘’ gak kenapa-kenapa mas’’ jawab aku. ‘’ ah paling ia naksir cewek itu mas’’. Kata Andi.’’ Cie- cie….cinta pada pandangan pertama nihhh’’ sambung ana dan syila dengan kompak. ‘’ ah kalian ini ‘’ saya mencoba mengelak . ‘’ heheheh…sudah-sudah kalian harus focus ke pertandingan jangan mikirin yang lain’’ mas Jaja mengingatkan kami. Suasana menjadi sepi kembali. Ana dan syila kembali merapikan baju-baju yang ada di tasnya. Andi sibuk melatih pukulan-pukulannya. Sementara saya sendiri mencoba menghapus baying-bayang perempuan itu dengan melatih jurus golokku.
Hari pertama latihan di pamekasan suasananya semoga berbeda alasannya ialah di sini kita hanya focus ke pertandingan. Tidak memikirkan sekolah dan pelajaran. Pagi-pagi sebelum matahari terbit kami sudah elakukan STREACING. Pada hari pertama ini kontingen PD sumenep dan kontingen PD pamekasan berkenalan terlabih dahulu. Baru sesudah itu melaksanakan STREACING atau pemanasan. Selanjutnya lari selama 20 menit. Kemudian lari cepat 100 meter sebanyak 5 kali, terus sesudah itu lari bolak-balik dan Bumerang-Run masing-masing sebanyak 5 kali. Dan hidangan latihan yang terakhir untuk pagi ialah permainan menyerupai bermain bola, bola kasti dan permainan lain yang menciptakan kita capek. Setelah itu, pertandingan dan beberapa minit sesudah itu kami semua makan pagi. Latihan pada sore hari ini di fokuskan pada tehnik bukan fisik menyerupai pada latihan pagi. Latihan teknik sama dengan yang latihan di sapudi hanya saja latihan memperagakan jurus tunggalnya di ulang seplah kali.
Hari kedua hidangan latihannya tidak jauh beda dengan latihan yang hari pertama. Para atlit kontingen Madura semakin akrab. Begitupun rasa yang abnormal yang saya rasakan pada aisyah perempuan kerudung putih itu semakin besar apalagi ketika ia menawarkan air untukku ketika istirahat latihan teknik. Dia begitu perhatian kepadaku, senyumnya yang manis, sikapnya yang baik, tidak pantang mengalah dan semua yang ada padanya menciptakan saya tak bias menghapus bayangannya dalam memori otakku. Dua hari kenal ternyata sudah cukup untuk menciptakan saya dan ia akrab. Aku semakin tertarik padanya. Di selalu menawarkan semangat untukku.
Hari ketiga kami sudah terbiasa dengan latihan-latihan fisik dan teknik yang di berikan oleh para pelatih. Hari ke tiga ini ialah hari terakhir kita latihan keras alasannya ialah latihan sudah tinggal empat hari lagi takutnya kalu terus di paksa otot akan mencapai titik jenuh sehingga tidak maksimal nantinya dalam pertandingan. Hari ini ada suatu insiden yang dramatis. Saat itu aisyah sedang laihan gerakan-gerakan keseimbangan menyerupai kuda-kuda dengan satu kaki. Namun ternyat ia hampir jatuh alasannya ialah kehilangan keseimbangan. Dan anehna saya secara impulsif eksklusif menyanggahnya sehingga ia tidak terjatuh Di ketika saya menyanggahnya ia menatap mataku seolah-olah menawarkan sinyal yang sama menyerupai sinyal yang kuberi padanya namun saya sendiri tidak pernah tau sinyal apakah itu.aku segera melepaskan tanganku darinya alasannya ialah mendengar perkataan mas jaja “Aisya, Ayo latihan lagi ! tolong keseimbangannya ditingkatkan lagi”. “Makasih ya !” kata Aisyah sambil ia berdiri untuk latihan lagi. Dan akupun kembali melanjutkan latihanku juga.
Hari berlalu begitu cepat. Langit diufuk barat kini menampakkan wajahnya dengan
warna agak kemerah-merahan. Dan matahari mulai malu menampakkan sinarnya serta
bersembunyi dari pandanganku. ya itulah tandanya latihan terakhir ini sudah berakhir.Aku terasa berat mengakhiri hari ini alasannya ialah kalau hari berakhir maka akutidak bias melihat sikerudung putih itu. Akan tetapi,aku harus rela hati ini juga untuk kebaikannya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali saya sudah bangun. saya keluar sendirian menghirup udara segar sambil melaksanakan gerakan-gerakan ringan ( kring……kring……)bunyi sms. kemudian saya lihat HPku dan kubaca pesanku. Aku terkejut ketika membaca pesan yang kuterima dari nomor yang sebelumnya tidak pernah saya kenal.sms itu berisi bahaya kepadaku supaya mundur dari pertandingan yang akan saya ikuti. Aku tidak membalas sms itu alasannya ialah saya fikir itu hanya orang iseng aja. Beberapa menit kemudian ada sms lagi dari nomer yang sama “Aku gak pernah main-main, mundur dari kejurda ini atau kau akan tau akibatnya”. bunyi sms itu “deg,,dug” tiba-tiba jantungku berdetak lebih keras dan cepat. Aku rasa ini bukan lagi orang iseng tapi memang beneran. Karena khawatir saya bercerita perihal semua itu keaisyah melalui sms. Aisyah menyuruhku memberitahukan duduk kasus ini ke mas jaja dan mbak ati selaku OFFICAL dan sekaligus instruktur kami. Namun saya tidak ingin menambah beban mereka.Aku ingin menuntaskan duduk kasus ini bersama aisyah tanpa ada orang lain yang tau.
Kini sudah tiba waktunya kontingen Madura berangkat ke kota malang. Semua atlet sudah berkumpul lagi dirumahnya mbak ati dengan segala perlengkapannya. Kami berangkat tak usang sesudah raja siang menampakkan wajahnya. Dengan bus yang sederhana kami berangkat dari pamekkasan temanku yang lain tampaknya sangat menikmati perjalanan ini. Apalagi ketika kami singgah di warung makan di sekitar pintu masuk menuju jembatan suramadu Mereka asyik foto-foto, bercanda dan ngobrol-ngobrol sambil menyantap kuliner yang dibelinya. sementaraaku hanya berdiam diri. Ya sms itu masih menghantui pikiranku. Saat saya duduk diam diam tiba aisyah memberi motivasi kepadaku “sudah jangan terlalu difikirkan mungkin itu Cuma orang iseng, Lagian kau kan gak tau dia”.
‘’iya sih, tapi saya takut ia itu nyakitin orang-orang yang saya saying kalau Cuma saya yang di ancam sih gak takut sama sekali’’ jawab aku. ”lebih baik kau berdo’a saja, serakan semuanya kepada Allah.’’ Aisyah ngasi saran ke saya “ iya betul” sahut aku.
Obrolan kami terhenti karna kami akan melanjudkan perjalanan. Kami masuk kembali ke bus. Kali ini saya duduk bersama Aisyah di dekat jendela. Perjalanan ini terasa lebih indah. Panorama jembatan suramadu yang indah, di tamba angin bertiup sepoy-sepoy membisikkan syair-syair cinta kepadaku. Tak terasa kita sudah hingga di kota malang. Suasana yang panas bermetamorfosis dingin, padahal saya waktu itu asih siang bolong.
Bus berhenti di rumah dekat tempat pertandingan yang kami sewa selama pertandingan berlangsung.“ Anak-anak kalian turun dan eksklusif istirahat di rumah ini, yang mau sholat, sholat dulu, saya dan mbak atinya mau k secretariat pertandingan untuk registrasi ulang kalian, mengerti?” kata mas Jaja. “ ya mas” jawab kami. Mereka berdua berangkat ke secretariat pertandingan. Dan kamipun masuk kedalam rumah itu. Karena tidak ada kegiatan, saya mengambil HPku dan login di facebook. Aku menerima 6 pesan di Fb. Setelah saya buka, saya terkejut ketika melihat pesan terbaruku yang di kirim oleh orang misterius itu.
“Rumanya nyalimu besar juga, temui saya di depan rumahmu” pesan misterius itu
“Siapa kau dan kenapa saya harus menemuimu?” jawaban dari aku
“Kamu tidak perlu tau siapa aku, temui saja saya sekarang”
“Sebenarnya apa maumu”?
Masih Tanya, saya mau kau tidak ikut dalam pertandingan ini”.
“Apa alasannya”?
“Jangan banyak Tanya, kini temui saja aku”
“Baiklah”!
Akupun keluar untuk menemui ia .namun, sesudah saya membuka pintu pagar rumah, saya tidak menemukan seorangpun yang kutemui hanyalah bingkisan yang ada di depan pagar. Aku ingin tau dengan isi bingkisan itu. Kemudian saya membuka bingkisan itu dan ternyata isinya ialah ayam yang di sembelih dan surat dengan goresan pena darah ayam itu.”mundur dari kopetensi ini atau kau akan bernasib sama menyerupai ayam itu” isi surat itu. Dan tiba-tiba ada seseorang yang menendangku dari belakang. Aku terjatuh, saya tak bias melihat wajah orang misterius itu alasannya ialah ia menggunakan topeng. Aku berusaha bangkit akan tetapi ia menyerangku lagi. Perkelahian tak sanggup di bendung lagi, ia memukul dengan tangan kananya tapi, saya memutar badanku kekanan dan eksklusif memukulnya dengan cepat dan keras tepat dadanya. Tetapi, sayangnya ia tidak mereskon pukulanku. Seperti ia sudah menguasai pernafasan dengan sempurna. Kami saling pukul, saling tendang, saling tolak dan saling serang hingga akhirnya ia menendang saya dari kejauhan dengan seluruh kekuatannya.
Untungnya tidak memiliki serangan yang cepat walaupun serangannya sangat keras. Dengan gampang saya sanggup menangkap kakinya. Lalu kuangkat dan ku jatuhkan orang misterius itu ke tanah dengan cepat dan keras. Hah sayangnya lagi-lagi ia tidak mencicipi kesakitan dan malah sesudah terjatuh di tanah ia menyapu kakiku hingga saya terjatuh. Dia bangkit dan berkemas-kemas menginjakku. Aku memejamkan mataku dan ku keraskan tubuhku hanya itulah yang bias saya lakukan alasannya ialah saya masih belum sanggup berdiri.” BRUKKKKK!” bunyi tendangan terdengar keras. Aku kira saya sudah di injak oleh ia tetapi sesudah saya buka mataku, saya tidak apa-apa dan ternyata orang itu memegang rusuknya an merasa kesakitan alasannya ialah terkena tendangan sabit dari mas Jaja . kemudian orang itu lari terburu-buru.
“ Dit, bangunlah “ kata mas Jaja sambil menawarkan tangannya.
‘’ makasih mas, mungkin saya sudah mati kalau tidak ada mas”.
“ bahwasanya ap yang telah terjadi?”
“ orang itu menerorku mas, ia ingiin saya tidak ikut dalam pertandingan”
“ kenapa kau gres dongeng sekarang?”
“soalnya saya takut menambah beban mas dan mbak”
“ya, jangan kefikiran teror itu lagi, ia gak akan berani ganggu kau lagi. Sekarang kau focus ke pertandingan saja”
“ ya mas”
“ sudah,sudah, ayo masuk dulu biar cepat saya obati” sambung mbak ati dari dalam bus
Kami akhirnya menghentikan dialog kami dan masuk kedalam rumah
Malam harinya, semua kontingen berkumpul di tempat pertandingan. Malam itu penerima dan wasit juri di hibur sebelum memasuki pertandingan. Kami malam itu benar-benar menikmati panggung hiburan itu. Apalagi di tambah hidangan makanannya yang enak-enak. Saat itu malam yang sangat meriah alasannya ialah semua pesilat pilihan dari masing-masing kota atau kabupaten di jawa timur berkumpul di suatu tempat. Dan saya semakin bahagia alasannya ialah hingga ketika ini orang misterius itu tidak meneror saya lagi.
Keesokan harinya pukul 07.00 kontingen kami semua berangkat ke gelenggang untuk mengikuti upacara pembukaan. Upacara menyanyikan lagi kebangsaan Indonesia raya. Pertandingan di buka dengan di pukulnya gong sebanyak tiga kali oleh pak gubeur jawa timur(pak de Karwo).
Selesai upacara pembukaan pertandingan di mulai dari babak penyisihan untuk kategori pertarungan versi IPSI dan serang hindar di putaran ini semua atlet PD Madura masih bartahan. Tetapi di putaran ke dua dua atlet putra dari Pamekasan gugur. Sementara Ana dan Syinta gugur ketika memperebutkan tiket menuju semi final. Aku gres bermain di hari ke empat untuk babak penyisihan. Jumlah penerima untuk ketegori jurus tunggal putra ialah PUL B= 15 orang. Aku masuk PUL A. Alhamdulillah di babak penyisihan saya berhasil masuk final. Di PUL A yang masuk final ialah pesilat dari Madura yaitu aku, dari Malang dan dari Surabaya. Sementara yang masuk PUL B pesilat dari Banyuwangi, Mojokerto dan Pasuruan. Enam pesilat seni ini akan diadu lagi dan di ambil tiga pemenang dalam babak final. Saat ini yang masih bertahan dari kontingen Madura aku, Syila dan Aisyah serta Andi. Aku babak finalnya masih hari terakhir. Saat Andi main di babak final, kami semua mendukungnya pertandingan menuju babak final antara Andi pesilat dari Madura melawan Ach. Yani dari Malang. Kami hampir tak sanggup bernafas ketika andi tergeletk di gelenggang akhir pukulan Yani yang salah target mengenai mata Andi.
Andi cukup usang tergeletak hingga dokter pertandingan di panggil oleh wasit untuk menyelidiki andi. Kerena pukulan yani salah target maka yani eksklusif di diskualifikasi. Hal ini sudah di lakukan yani sebanyak tiga kali kepada andi sehingga wasit memutuskan andi sebagai pemenang pada partai ini dengan kemenangan didisfikulaifikasi. Andi kini masuk kebabak final yang tak usang kemudian syila dan aisyah yang masuk kebabak final.
Hari berikutnya, Andi,Syila dan Aisyah walaupun mereka masuk finalnya sesudah saya tapi mereka bertanding di babak final lebih dahulu dari aku. Andi dan Syila kini menerima gelar juara. Dua emas telah berhasil di sanggup kontingen Madura. Babak pertama dan kedua Aisyah berhasil menerima poin lebih banyak dari lawannya. Sebelum kembali melanjutkan pertandingan di babak tiga Aisyah membasahi tenggorokannya dengan beberapa teguk air yang sengaja di bawanya untuk melepas dahaga.saat di babak tiga tampaknya Aisyah semakin lemah.”Ding-Ding” bunyi bel berbunyi dan babak III pun kini berakhir. Aisyah segera menujuke sudut biru dan berkata kepada kepada mas Jaja dan mbak ati “Dadaku terasa sakit”.”tahan dulu ya,ketengah lagi untuk pengumuman pemenang.”Aisyah ke tengah gelenggang semoga pemenang segera di ketahui.
Kami sangat tegang ketika itu “ PRITTTTT” bunyi peluit ketua pertandingan. Dan semua wasit juri mengangkat bendera. Saat kulihat ternyata ada tiga bendera biru dan dua bendera merah yang di angkat. Kemudian wasit mengangkat tangan Aisyah alasannya ialah ia sebagai juaranya. Tetapi ia eksklusif terjatuh dan pingsan. Aisyah mengeluarkan busa hijau dari mulutnya. Aisyah segera di larikan kerumah sakit. Di rumah sakit ia masih sempat di selamatkan, tetapi racunnya sudah menyebar dan harus di berikan penawar racunnya. Dan dokter menyampaikan bahwa penawar racunnya sulit di dapatkan. Di tengah kepanikan kami HPku bordering alasannya ialah ada panggilan masuk. Setelah ku angkat ternyata dari orang misterius itu.
“Halo,siapa ini”
“ Hahah.Bagaimana kau belummau mundur”
“Tidak”
“Ow berarti kau Aisyah mati alasannya ialah hanya saya yang punya penawarannya”
“Ok-ok berikan penawarnya kepadaku”
“Temui saya nanti jam 03.00 sore “ memutuskan telephonnya
“ Halo….halo…..!
Orang misterius itu tiba-tiba memutuskan telephonnya,aku menceritakan percakapanku dengan dengan orang misterius itu kepada yang lain. Mas jaja menyuruhku untuk tetap pergi ke pertandingan babak final bersama kolam ati dan yang lain. Dan mas Jaja yang akan pergi menemui orang misterius itu. Waktu untuk menemui orang misterius itu dan babak final tunggal putra bersamaan. Orang itu memang sengaja supaya saya tidak ikut babak final.” Permisi, pasyen menginginkan yang namanya Dito menemuinya” kata suster keluar dari kamar Aisyah. Akup/..un masuk kekamar Aisyah dan mendekatinya. “dit, berjuanglah berikan satu emas lagi untuk kontingen kita supaya menjadi juara umum,tolong penuhi permintaanku ini mungkin iniadalah permintaanku yang terakhir”. “jangan ngomong menyerupai itu, saya akan berjuang untuk sanggup menyumbangkan mendali emas. Tapi, kau harus berjanji kau juga akan berjuanguntuk tetap hidup” jawab aku. “ya, saya mau tidur dulu!. Oh yakalu contohnya saya tidak sanggup bertahan mendaliku ambil kau saja untuk kenang-kenangan”.Aisyah kembali meminta.”sudah jangan ngomong menyerupai itu, saya keluar dulu ya cepat sembuh” saya keluar dari kamar Aisyah.
Jam kini sudah memperlihatkan pukul 14.30 dan saya harus berangkat kegelanggangan untuk babak final. Aku berangkat menggunakan seragam IPSI sambil membawa golok dan toya. Aku berangkat kegelanggangan bersama mbak ati dan teman-teman yang lain. Mereka sangat berharap saya mendapatkan mendali emas supaya kontingen kita sanggup jadi juara umum. Saat saya dan teman-teman yang lain berangkat ke gelanggangan, mas Jaja juga berangkat menemui orang misterius itu di alamt yang sudah di kirim orang itu ke aku. Mas Jaja menggantikan saya menemui orang itu semoga saya sanggup ikut babak final dan Aisyah tetep sanggup penawar racun itu. Perasaanku agak gerogi begitu hingga di gelanggangan saya eksklusif melaksanakan pemanasan. Disana kau kesulitan mengeluarkan keringat, badanku masih saja terasa hirau taacuh walaupun sudah melaksanakan gerakan-gerakan kecil untuk melatih gerakan-gerakan yang kurang kukuasai. Aku menerima giliran tampil nomor tiga.
Tampilan finalis nomor satu dan dua menerima tepuk tangan yang sangat meriah dan durasi tampilnyapun pas tiga menit. “segera mempersiapkan diri nomor undi tiga” pesilat Dito Satria Naga dari kontingen Madura “ panggilan pertama oleh MC pertandingan. Aku segera bersiap diri di sudut matras dengan golok di tangan kananku dan toya di tangan kiriku. Baru saya masuk gelanggang ketika MC berkata ”nomor undian tiga segera memasuki gelanggang”. Sebelum saya menginjak matras gelanggang, saya menghentakkan kaki kiriku kelantai sebanyak tiga kali. Kemudian saya masuk dengan sedikit senyuman dan saya membusungkan dadaku supaya terlihat gagah .”GONG…….!” gong berbunyi saya mulai menampilkan jurus tunggal yang terdiri dari dua belas jurus atau seratus gerakan.
Aku berhasil menuntaskan jurus tunggal bersamaan dengan bunyi gong kedua. Aku meninggalkan matras dengan bertingkah sama menyerupai waktu saya masuk tadi. Telfon kolam Ati berderingdan ketika di angkat rupanya pihak rumah sakit mengabarkan bahwa Aisyah sedang kritis, berarti itu tandanya mas Jaja belum berhasil membawa penawar racunnya saya eksklusif menuju alamat yang di kirimkan orang miterius itu. Saat saya hingga di sana, mas Jaja dan orang misterius itu masih bertarung. Kemudian saya menyuruh mas Jaja untuk kembali saja kerumah sakit alasannya ialah Aisyah sedang kritis. Mas jaja akhirnya segera lari dari tempat itu menuju rumah sakit kini akulah yang berjuang untuk mendapatkan penawar itu. “tolong berikan penawarnya, ia tidak bersalah kan yang kau inginkan ialah saya jadi berikan saja penawarnya” pinta saya dengan bunyi memelas. Tapi ia membalas perkataanku dengan sinis ”yang saya inginkan ialah kau menderita karna kau sudah menghancurkan impianku, kalau kau mau penawar ini kau harus mengalahkanku dulu”. “baiklah kalau itu keinginanmu saya turuti” jawab aku.
Dia eksklusif menyerang aku, akupun eksklusif menepis serangannya. Kali ini saya menggunakan jurus harimau untuk menghadapinya alasannya ialah saya tau harimau itu cepat sedangkan orang itu tidak punya sepit. Aku sangat kualahan menghadapi ia karna sudah menguasai pernafasan. Kaprikornus semua seranganku walaupun kena sia-sia saja. Tapi dengan cauk harimauku yang cepat saya sanggup mengambil topengnya dan sanggup melihat wajahnya. Ternyata ia ialah orang yang pernah ku kalahkan di kejuaraan sebelumnya, mungkin ia menyimpan dendam padaku. Sudah satu jam saya menghadapinya tapi, saya belum sanggup mengalahkannya. Hingga saya teringat omongan mas Jaja yang perna melatihku ilmu pernafasan. Aku bermaksud menggunakan ilmu itu walaupun bahwasanya saya belum menguasainya. Saat ia menendangku, saya mengelak darinya dan kutarik nafas sedalam saya sanggup kemudian ku lepaskan nafaku bersamaan dengan ku lepaskannya seranganku. Pukulannk tepat mengenai ulu hatinya.
Orang itu hanya diam mendapatkan pukulannku. Aku fikir ia tidak mencicipi pukulannku. Tetapi, sesudah beberapa detik ia muntah darah dan jatuh pingsan. Aku segera mengambil penawar racun yang ada di sakunya. Setelah itu saya keluar dari tempat itu menuju jalan, namun alasannya ialah disitu tempat terpencil, saya tidak menemukan ojek,bus,atau angkutan umum lainnya. Akhirnya saya berlarih melewati jalan pintas menuju rumah sakit tempat Aisyah di rawat. Saat saya hingga di rumah sakit terdengar bunyi jeritan histeris dari kamar Aisyah dan tampaknya itu ialah jeritan bunyi mbak Ati. Aku terburu-buru menuju kamar Aisyah, saya terlambat, ia sudah pergi untuk selamanya.”Aisyah………!maafin saya Aisyah saya tidak sanggup menyelamatkanmu” teriakku ketika itu, kemudian tiba mas Jaja ia tiba untuk menenangkanku dan berkata “ kau sudah mewujudkan permintaannya Dit, kau sudah berhasil menyumbangakn satu mendali emas untuk kontingen kita”.
Sehabis insiden itu, kami mengurus mayat Aisyah dan lansung membawanya ke Madura untuk di makamkan disana. Aku sanggup juara satu dan mengakibatkan kontingen Madura sebagai juara umum bahkan, saya menjadi pesilat terbaik di kejuaraan ini alasannya ialah dukungan Aisyah yang begitu besar padaku. Tapi, kini tidak lagi di dunia ini hanya mendali emasnya yang saya simpan dan menemani hari-hariku. Selamat jalan Aisyah semoga kau hening disana, saya akan terus berjuang mengangkat nama Madura.
Tak di sangka memang dengan dongeng yang sebegitu ringan namun tetap sanggup menciptakan hati dan pikiran kita menjadi terangkat dan menjadi lebih percaya diri, bahwa memang tak selamanya yang menjadi milik kita akan jadi milik selamanya. Sumber http://sidikul.blogspot.com/
Sebab cerpen hanyalah kependekan dan tidak sanggup disamakan atau dipukul sebelah dengan menyatakan bahwa cerpen hanya bercerita seputar anak muda atau kearifan lokal.
Namun juga untuk menceritakan beberapa hal yang sanggup meotivasi juga boleh, bahkan sangat baik juga berhasil dibentuk dan susun dengan kosa kata yang rapi serta friendly.
Seperti ini contohnya Cerpen Motivasi karya Edi Purwanto dengan judul Mendali Terakhirnya
Cerpen Motivasi
Mendali Terakhirnya
Siang itu angin bertiup kencang dan tak tentu arah, awan mendung tiba hingga langit meneteskan air hujan seakan menjadi citra suasana hatiku ketika itu. Bagaimana tidak duka kalau ketika itu saya mendengan kabar bahwa dana dari sekolah untuk keberangkatanku dan tiga temanku lainnya untuk mengikuti lomba silat di tingkat Provinsi tidak ada. Padahal kami sudah latihan mati-matian. Boleh di bilang latihan kami itu mengerahkan segala daya dan upaya walaupun kadang-kadang masih kurang maksimal karna fasilitas-fasilitas yang kurang lengkap di tempat kami. Ya…maklumlah tinggal di pulau kecil.
Namun, walaupun dengan keterbatasan yang ada kami tetap berusaha keras dan akan mengambarkan kepada semua orang bahwa anak pulau juga sanggup sukses dan tidak kalah dengan belum dewasa kota sana. Kami menggunakan alam sebagai kemudahan kami untuk latihan. Ya…seperti lari di pasir dan mengangkat sahabat untuk latihan beban. Namun sayangnya semangat itu hampir hilang karna kabar tidak adanya dana tadi dan terpaksa harus berangkat dengan dana sendiri-sendiri. Sementara orang tuaku hidup dengan bekerja sebagai petani yang penghasilannya tidak menentu dan sulit untuk mendapatkan uang dalam waktu yang singkat.
Malam harinya, saya tidak nonton TV bersama keluargaku menyerupai biasanya karna ketika itu saya merasa ngantuk jadi habis sholat isyak saya eksklusif tidur. Hingga beberapa usang kemudian saya melihat sebuah mahkota yang indah, terbuat dari emas orisinil dengan hiasan tiga permata berkilau berjajar di mahkota itu. Dan di atas tiga permata itu ada satu permata yang lebih indah dari permata lainya. Mahkota itu di jaga oleh seorang perempuan manis menggunakan gaun putih menyerupai putri kerajaan gitu deh,,,,,. Banyak orang yang berlari-lari untuk mendapatkan mahkota itu tetapi mereka tidak ada yang berhasil mendapatkannya. Hingga saya juga tertarik untuk mendapatkannya. Aku mulai berjalan pelan-pelan mendakati mahkota itu. Tetapi sebelum hingga ke mahkota itu akupun terjatuh. Meskipun terjatuh tetapi saya terus berusaha untuk mendekati mahkota itu dengan merangkak karna kakiku tak besar lengan berkuasa lagi untuk berdiri. Dan akhirnya saya hingga juga di meja itu.
Kemudian perempuan itu memegang tanganku dan berkata ‘’ berdirilah’’ saya berusaha berdiri dengan memegang tangannya hingga saya kini berdiri di depannya ‘’ pakailah mahkota ini dan saya pulang bersamamu untuk menemani hari-harimu’’ kata perempuan itu sambil memakaikan mahkota di kepalaku, kemudian saya menggandengnya. Tiba-tiba terdengar ‘’allahuakbar-allahuaakbar’’ hemmmm,,, akupun terbangun dari tidurku dan mematikan alarem HPku, ternyata mahkota dan perempuan itu hanyalah sebuah mimpi , saya lihat HPku ternyata sudah jam 01.30 WIB. Aku beranjak dari tempat tidurku menuju ke kamar mandi masih dengan bayang-bayang mimpi itu di kepalaku, gres bayangan itu hilang dari fikiranku sesudah saya membasuh wajahku dengan air whuduk. Kemudian selesai ambil whuduk saya kembali ke kamar.
Terus menggunakan sarung,baju serta kopyah. Tak usang sesudah itu ku ambil sejadah di lemariku dan ku bentangkan di lantai kemudian selanjutnya akupun sholat tahajjud dua rakaat. Setelah salam ku tengadahkan kedua tanganku memohon ampun kepada ALLAH SWT. Selanjutnya sesudah selesai do’a ku usap wajahku dengan kedua tanganku di teruskan dengan sujud. Dalam sujud itu ku curahkan dan saya sampaikan semua keinginanku. Selesai sujud saya ganti baju dan tidur lagi. Akupun tertidur pulas dengan seketika. Setelah bangkit ternyata sudah jam 05.45 WIB. Aku hampir telat sholat subuh. Lalu saya mengambil wudhuk dengan segera dan eksklusif sholat subuh. Untunglah, ternyata ALLAH masih memberiku kesempatan untuk sholat subuh. Sehabis itu saya mengambil sapu dan memberantas sampah-sampah hingga lantai dan halaman rumahku bersih. Kemudian makan pagi ,mandi terus berangkat ke sekolah. Begitulah aktifitasku setiap hari.
Sepulangnya dari sekolah saya sholat dhuhur dulu. Di lanjutkan makan siang dan sudah menjai rutinitas setiap sore pergi ke latihan silat di sekolah. Sesampainya di tempat latihan saya dan empat sahabat lainnya berdo’a sebelum latihan. Setelah itu kami melaksanakan pemanasan supaya otot kami tidak terkejut nantinya ketika melaksanakan gerak. Pelatih kami dating tidak usang sesudah kami selesai melaksanakan pemanasandan ia eksklusif mengambil Stopwath dan peluit sambil menjalankan Stopwath yang di pegangnya. Kami pun mulai berlari hingga akhirnya terdengar bunyi peluit, kami gres berhenti karna itu tandanya sudah hingga 12 menit.
Beluum selesai capek karna lari. Kami eksklusif di suruh Push-up, Set-up, Back-up dan Updominal. Lima latihan itu ialah hidangan wajib latihan kami yang harus di lakukan setiap hari. Baru yang lima itu selesai beralih kelatihan teknik yaitumemperagakan jurus tunggal yang berjumlah seratus gerak dengan empat kali pengulangan. Dan setiap peragaan harus selesai dengan durasi waktu 3 menit dilarang kurang dan lebih. Selesai latihan kami selalu berdo’a sebelum pulang. Selesai berdo’a kami eksklusif menuju parkir untuk mengambil sepeda. Tiba-tiba andi berkata ’’hay,,,gimana kita besok dah berangkat ni,udah siap belum?’’ jawab Ana dan Sila dengan serempak.’’Kamu dit, gimana siap, kok diam saja dari tadi ?’’ Andi bertanya sambil menatapku.’’Ya saya juga siap’’ jawabku dengan sura pelan.’’masalah dana?’’ Andi kembali bertanya kepadaku.
Akupun menarik nafasku dalam-dalm kemudian menjawab pertanyaan Andi ‘’ya,,,Andi saya pakai semua tabunganku untuk bias ikut pertandingan ini’’.’’baguslah kalau sudah siap semua,semoga kita sanggup gelar juara’’ kata Andi dengan lega. Ana,Syila, dan Aku menjawab dengan segera dan serempak ‘’AMIN”!.’’ Ayo kita pulang besok eksklusif ngumpul di dermaga’’ kata Syila sambil menyalakan sepeda motornya. ‘’ok’’ jawab kamidengan serempak. Kami pun akhirnya pulang kerumah masing-masing. Aku hingga di rumah ketika matahari hampir terbenam. Akupun eksklusif mandi dan tak usang sesudah saya selesai mandi terdengar kuandang bunyi azan magrib. Lalu saya sholat magrib di teruskan mengaji hingga tiba waktu sholat isyak, habis sholat isyk saya gres mengganti bajuku dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan di bawa besok. Baru sesudah itu saya nonton TV bersama keluargaku kira-kira jam 09.00 malam saya masuk ke kamarku terus tidur.
Keesokan harinya, 12 february 2012. Aku sudah siap berangkat dengan semua peralatan yang ak bawa. Namun sebelum berangkat saya melaksanakan sholat dhuha dua rakaat terlebih dahulu. Setelah itu saya pamit pada ibuku, sebelum keluar pintu saya diam sejenak di pintu dan memejamkan mataku sambil membaca do’a.
‘’bismikallahitawakkaltu alallah’’. Kemudian ku lngkahkan kaki kananku keluar dari pintu rumahku. Ayahku mengantarkan saya ke dermaga. Sampai di dermaga ternyata Mas Jaja, Ana, Syila dan Andi sudah tiba duluan. Pukul 10.00 WIB bahtera yang membawaku berangkat. Ku lihat lambaian tangan ayahku dari bahtera yang semakin usang semakin mengecil dan akhirnya saya tak sanggup lagi melihatnya. Empat jam lamanya saya menikmati panorama indahnya maritim dan pukul 14.15 menit kami hingga di pelabuhan kalianget. Kami mampir di warung sebentar untuk mengisi perut yang osong. Setelah dahaga dan rasa lapar kami terobati.
Kamipun kembali melanjutkan perjalanan kami. Tempat yang kami tujuh ialah kota Malang karna disana tempat di adakaannya pertandingan tingkat provinsi tersebut. Tetapi kami sengaja mampir dulu di pamekasan selama satu ahad untuk latihan bersama antara kontingen perisai diri sumenep dan tim perisai diri pamekasan. Dua kontingen ini bersatu dengan nama kontingen perisai diri Madura. Saat saya masuk kerumah instruktur PD( perisai diri ) pamekasan yang merupakan tempat tinggal kami selama satu minggu. Mataku tiba-tiba terpana melihat seorang gadis menggunakan kerudung putih dan jantungku eksklusif berdetak lebihn kencang, tubuhku panas serta keringatku mengalir dengan deras. Karena waktu itu sudah sore jadi kami tim perisai diri sumenep meletakkan tas kami dan membaringkan tubuh kami di kamar yang sudah di sediakan untuk melepas penat selama perjalanan. Tak usang kemudian terdengar bunyi ketokan pintu ‘’tok-tok-tok,’’assalamualaikum’’.’’ Waalaikum salam’’Dit,,bukakan pintunya’’ suruh mas Jaja kepadaku’’. ‘’ya mas’’ jawab aku.
Aku segera membuka pintu dan sesudah saya buka ternyata yang di balik pintu ialah gadis berkerudung putih itu terlihat membawa minuman dan kudapan di tangannya.’’ Ma,,masuklah’’ saya menyuruhnya masuk dengan bunyi gugup. Aku gak tau kenapa setiap kali ada ia selalu ada rasa yang tak biasa pada diriku dan hal ini gres pertama kali saya rasakan.’’ini minuman dan kudapan untuk mengganjal perut kalian dulu’’ kata perempuan itu sembari manyuguhkan minuman dan kudapan itu dengan senyum manis.’’makasi, gak usaa repot-repot dek’’ kata mas jaja.’’gak repot kok mas’’ jawab perempuan itu. Lalu perempuan itu keluar dari kamar kami.
Akan tetapi bayangannya tak perna lpas dari mataku. Karena sakin penasarannya saya dengan perempuan itu. Tanpa sadar saya eksklusif bertanya kepada mas jaja pelatihku’’ mas, itu siapa?.’’ ‘’ oh itu aisyah. Dia juga akan ikut pertandingan di malang turun serang hinder kelas B cendekia balig cukup akal putri. Emangnya kenapa?’’ mas jaja balik nanya.’’ ‘’ gak kenapa-kenapa mas’’ jawab aku. ‘’ ah paling ia naksir cewek itu mas’’. Kata Andi.’’ Cie- cie….cinta pada pandangan pertama nihhh’’ sambung ana dan syila dengan kompak. ‘’ ah kalian ini ‘’ saya mencoba mengelak . ‘’ heheheh…sudah-sudah kalian harus focus ke pertandingan jangan mikirin yang lain’’ mas Jaja mengingatkan kami. Suasana menjadi sepi kembali. Ana dan syila kembali merapikan baju-baju yang ada di tasnya. Andi sibuk melatih pukulan-pukulannya. Sementara saya sendiri mencoba menghapus baying-bayang perempuan itu dengan melatih jurus golokku.
Hari pertama latihan di pamekasan suasananya semoga berbeda alasannya ialah di sini kita hanya focus ke pertandingan. Tidak memikirkan sekolah dan pelajaran. Pagi-pagi sebelum matahari terbit kami sudah elakukan STREACING. Pada hari pertama ini kontingen PD sumenep dan kontingen PD pamekasan berkenalan terlabih dahulu. Baru sesudah itu melaksanakan STREACING atau pemanasan. Selanjutnya lari selama 20 menit. Kemudian lari cepat 100 meter sebanyak 5 kali, terus sesudah itu lari bolak-balik dan Bumerang-Run masing-masing sebanyak 5 kali. Dan hidangan latihan yang terakhir untuk pagi ialah permainan menyerupai bermain bola, bola kasti dan permainan lain yang menciptakan kita capek. Setelah itu, pertandingan dan beberapa minit sesudah itu kami semua makan pagi. Latihan pada sore hari ini di fokuskan pada tehnik bukan fisik menyerupai pada latihan pagi. Latihan teknik sama dengan yang latihan di sapudi hanya saja latihan memperagakan jurus tunggalnya di ulang seplah kali.
Hari kedua hidangan latihannya tidak jauh beda dengan latihan yang hari pertama. Para atlit kontingen Madura semakin akrab. Begitupun rasa yang abnormal yang saya rasakan pada aisyah perempuan kerudung putih itu semakin besar apalagi ketika ia menawarkan air untukku ketika istirahat latihan teknik. Dia begitu perhatian kepadaku, senyumnya yang manis, sikapnya yang baik, tidak pantang mengalah dan semua yang ada padanya menciptakan saya tak bias menghapus bayangannya dalam memori otakku. Dua hari kenal ternyata sudah cukup untuk menciptakan saya dan ia akrab. Aku semakin tertarik padanya. Di selalu menawarkan semangat untukku.
Hari ketiga kami sudah terbiasa dengan latihan-latihan fisik dan teknik yang di berikan oleh para pelatih. Hari ke tiga ini ialah hari terakhir kita latihan keras alasannya ialah latihan sudah tinggal empat hari lagi takutnya kalu terus di paksa otot akan mencapai titik jenuh sehingga tidak maksimal nantinya dalam pertandingan. Hari ini ada suatu insiden yang dramatis. Saat itu aisyah sedang laihan gerakan-gerakan keseimbangan menyerupai kuda-kuda dengan satu kaki. Namun ternyat ia hampir jatuh alasannya ialah kehilangan keseimbangan. Dan anehna saya secara impulsif eksklusif menyanggahnya sehingga ia tidak terjatuh Di ketika saya menyanggahnya ia menatap mataku seolah-olah menawarkan sinyal yang sama menyerupai sinyal yang kuberi padanya namun saya sendiri tidak pernah tau sinyal apakah itu.aku segera melepaskan tanganku darinya alasannya ialah mendengar perkataan mas jaja “Aisya, Ayo latihan lagi ! tolong keseimbangannya ditingkatkan lagi”. “Makasih ya !” kata Aisyah sambil ia berdiri untuk latihan lagi. Dan akupun kembali melanjutkan latihanku juga.
Hari berlalu begitu cepat. Langit diufuk barat kini menampakkan wajahnya dengan
warna agak kemerah-merahan. Dan matahari mulai malu menampakkan sinarnya serta
bersembunyi dari pandanganku. ya itulah tandanya latihan terakhir ini sudah berakhir.Aku terasa berat mengakhiri hari ini alasannya ialah kalau hari berakhir maka akutidak bias melihat sikerudung putih itu. Akan tetapi,aku harus rela hati ini juga untuk kebaikannya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali saya sudah bangun. saya keluar sendirian menghirup udara segar sambil melaksanakan gerakan-gerakan ringan ( kring……kring……)bunyi sms. kemudian saya lihat HPku dan kubaca pesanku. Aku terkejut ketika membaca pesan yang kuterima dari nomor yang sebelumnya tidak pernah saya kenal.sms itu berisi bahaya kepadaku supaya mundur dari pertandingan yang akan saya ikuti. Aku tidak membalas sms itu alasannya ialah saya fikir itu hanya orang iseng aja. Beberapa menit kemudian ada sms lagi dari nomer yang sama “Aku gak pernah main-main, mundur dari kejurda ini atau kau akan tau akibatnya”. bunyi sms itu “deg,,dug” tiba-tiba jantungku berdetak lebih keras dan cepat. Aku rasa ini bukan lagi orang iseng tapi memang beneran. Karena khawatir saya bercerita perihal semua itu keaisyah melalui sms. Aisyah menyuruhku memberitahukan duduk kasus ini ke mas jaja dan mbak ati selaku OFFICAL dan sekaligus instruktur kami. Namun saya tidak ingin menambah beban mereka.Aku ingin menuntaskan duduk kasus ini bersama aisyah tanpa ada orang lain yang tau.
Kini sudah tiba waktunya kontingen Madura berangkat ke kota malang. Semua atlet sudah berkumpul lagi dirumahnya mbak ati dengan segala perlengkapannya. Kami berangkat tak usang sesudah raja siang menampakkan wajahnya. Dengan bus yang sederhana kami berangkat dari pamekkasan temanku yang lain tampaknya sangat menikmati perjalanan ini. Apalagi ketika kami singgah di warung makan di sekitar pintu masuk menuju jembatan suramadu Mereka asyik foto-foto, bercanda dan ngobrol-ngobrol sambil menyantap kuliner yang dibelinya. sementaraaku hanya berdiam diri. Ya sms itu masih menghantui pikiranku. Saat saya duduk diam diam tiba aisyah memberi motivasi kepadaku “sudah jangan terlalu difikirkan mungkin itu Cuma orang iseng, Lagian kau kan gak tau dia”.
‘’iya sih, tapi saya takut ia itu nyakitin orang-orang yang saya saying kalau Cuma saya yang di ancam sih gak takut sama sekali’’ jawab aku. ”lebih baik kau berdo’a saja, serakan semuanya kepada Allah.’’ Aisyah ngasi saran ke saya “ iya betul” sahut aku.
Obrolan kami terhenti karna kami akan melanjudkan perjalanan. Kami masuk kembali ke bus. Kali ini saya duduk bersama Aisyah di dekat jendela. Perjalanan ini terasa lebih indah. Panorama jembatan suramadu yang indah, di tamba angin bertiup sepoy-sepoy membisikkan syair-syair cinta kepadaku. Tak terasa kita sudah hingga di kota malang. Suasana yang panas bermetamorfosis dingin, padahal saya waktu itu asih siang bolong.
Bus berhenti di rumah dekat tempat pertandingan yang kami sewa selama pertandingan berlangsung.“ Anak-anak kalian turun dan eksklusif istirahat di rumah ini, yang mau sholat, sholat dulu, saya dan mbak atinya mau k secretariat pertandingan untuk registrasi ulang kalian, mengerti?” kata mas Jaja. “ ya mas” jawab kami. Mereka berdua berangkat ke secretariat pertandingan. Dan kamipun masuk kedalam rumah itu. Karena tidak ada kegiatan, saya mengambil HPku dan login di facebook. Aku menerima 6 pesan di Fb. Setelah saya buka, saya terkejut ketika melihat pesan terbaruku yang di kirim oleh orang misterius itu.
“Rumanya nyalimu besar juga, temui saya di depan rumahmu” pesan misterius itu
“Siapa kau dan kenapa saya harus menemuimu?” jawaban dari aku
“Kamu tidak perlu tau siapa aku, temui saja saya sekarang”
“Sebenarnya apa maumu”?
Masih Tanya, saya mau kau tidak ikut dalam pertandingan ini”.
“Apa alasannya”?
“Jangan banyak Tanya, kini temui saja aku”
“Baiklah”!
Akupun keluar untuk menemui ia .namun, sesudah saya membuka pintu pagar rumah, saya tidak menemukan seorangpun yang kutemui hanyalah bingkisan yang ada di depan pagar. Aku ingin tau dengan isi bingkisan itu. Kemudian saya membuka bingkisan itu dan ternyata isinya ialah ayam yang di sembelih dan surat dengan goresan pena darah ayam itu.”mundur dari kopetensi ini atau kau akan bernasib sama menyerupai ayam itu” isi surat itu. Dan tiba-tiba ada seseorang yang menendangku dari belakang. Aku terjatuh, saya tak bias melihat wajah orang misterius itu alasannya ialah ia menggunakan topeng. Aku berusaha bangkit akan tetapi ia menyerangku lagi. Perkelahian tak sanggup di bendung lagi, ia memukul dengan tangan kananya tapi, saya memutar badanku kekanan dan eksklusif memukulnya dengan cepat dan keras tepat dadanya. Tetapi, sayangnya ia tidak mereskon pukulanku. Seperti ia sudah menguasai pernafasan dengan sempurna. Kami saling pukul, saling tendang, saling tolak dan saling serang hingga akhirnya ia menendang saya dari kejauhan dengan seluruh kekuatannya.
Untungnya tidak memiliki serangan yang cepat walaupun serangannya sangat keras. Dengan gampang saya sanggup menangkap kakinya. Lalu kuangkat dan ku jatuhkan orang misterius itu ke tanah dengan cepat dan keras. Hah sayangnya lagi-lagi ia tidak mencicipi kesakitan dan malah sesudah terjatuh di tanah ia menyapu kakiku hingga saya terjatuh. Dia bangkit dan berkemas-kemas menginjakku. Aku memejamkan mataku dan ku keraskan tubuhku hanya itulah yang bias saya lakukan alasannya ialah saya masih belum sanggup berdiri.” BRUKKKKK!” bunyi tendangan terdengar keras. Aku kira saya sudah di injak oleh ia tetapi sesudah saya buka mataku, saya tidak apa-apa dan ternyata orang itu memegang rusuknya an merasa kesakitan alasannya ialah terkena tendangan sabit dari mas Jaja . kemudian orang itu lari terburu-buru.
“ Dit, bangunlah “ kata mas Jaja sambil menawarkan tangannya.
‘’ makasih mas, mungkin saya sudah mati kalau tidak ada mas”.
“ bahwasanya ap yang telah terjadi?”
“ orang itu menerorku mas, ia ingiin saya tidak ikut dalam pertandingan”
“ kenapa kau gres dongeng sekarang?”
“soalnya saya takut menambah beban mas dan mbak”
“ya, jangan kefikiran teror itu lagi, ia gak akan berani ganggu kau lagi. Sekarang kau focus ke pertandingan saja”
“ ya mas”
“ sudah,sudah, ayo masuk dulu biar cepat saya obati” sambung mbak ati dari dalam bus
Kami akhirnya menghentikan dialog kami dan masuk kedalam rumah
Malam harinya, semua kontingen berkumpul di tempat pertandingan. Malam itu penerima dan wasit juri di hibur sebelum memasuki pertandingan. Kami malam itu benar-benar menikmati panggung hiburan itu. Apalagi di tambah hidangan makanannya yang enak-enak. Saat itu malam yang sangat meriah alasannya ialah semua pesilat pilihan dari masing-masing kota atau kabupaten di jawa timur berkumpul di suatu tempat. Dan saya semakin bahagia alasannya ialah hingga ketika ini orang misterius itu tidak meneror saya lagi.
Keesokan harinya pukul 07.00 kontingen kami semua berangkat ke gelenggang untuk mengikuti upacara pembukaan. Upacara menyanyikan lagi kebangsaan Indonesia raya. Pertandingan di buka dengan di pukulnya gong sebanyak tiga kali oleh pak gubeur jawa timur(pak de Karwo).
Selesai upacara pembukaan pertandingan di mulai dari babak penyisihan untuk kategori pertarungan versi IPSI dan serang hindar di putaran ini semua atlet PD Madura masih bartahan. Tetapi di putaran ke dua dua atlet putra dari Pamekasan gugur. Sementara Ana dan Syinta gugur ketika memperebutkan tiket menuju semi final. Aku gres bermain di hari ke empat untuk babak penyisihan. Jumlah penerima untuk ketegori jurus tunggal putra ialah PUL B= 15 orang. Aku masuk PUL A. Alhamdulillah di babak penyisihan saya berhasil masuk final. Di PUL A yang masuk final ialah pesilat dari Madura yaitu aku, dari Malang dan dari Surabaya. Sementara yang masuk PUL B pesilat dari Banyuwangi, Mojokerto dan Pasuruan. Enam pesilat seni ini akan diadu lagi dan di ambil tiga pemenang dalam babak final. Saat ini yang masih bertahan dari kontingen Madura aku, Syila dan Aisyah serta Andi. Aku babak finalnya masih hari terakhir. Saat Andi main di babak final, kami semua mendukungnya pertandingan menuju babak final antara Andi pesilat dari Madura melawan Ach. Yani dari Malang. Kami hampir tak sanggup bernafas ketika andi tergeletk di gelenggang akhir pukulan Yani yang salah target mengenai mata Andi.
Andi cukup usang tergeletak hingga dokter pertandingan di panggil oleh wasit untuk menyelidiki andi. Kerena pukulan yani salah target maka yani eksklusif di diskualifikasi. Hal ini sudah di lakukan yani sebanyak tiga kali kepada andi sehingga wasit memutuskan andi sebagai pemenang pada partai ini dengan kemenangan didisfikulaifikasi. Andi kini masuk kebabak final yang tak usang kemudian syila dan aisyah yang masuk kebabak final.
Hari berikutnya, Andi,Syila dan Aisyah walaupun mereka masuk finalnya sesudah saya tapi mereka bertanding di babak final lebih dahulu dari aku. Andi dan Syila kini menerima gelar juara. Dua emas telah berhasil di sanggup kontingen Madura. Babak pertama dan kedua Aisyah berhasil menerima poin lebih banyak dari lawannya. Sebelum kembali melanjutkan pertandingan di babak tiga Aisyah membasahi tenggorokannya dengan beberapa teguk air yang sengaja di bawanya untuk melepas dahaga.saat di babak tiga tampaknya Aisyah semakin lemah.”Ding-Ding” bunyi bel berbunyi dan babak III pun kini berakhir. Aisyah segera menujuke sudut biru dan berkata kepada kepada mas Jaja dan mbak ati “Dadaku terasa sakit”.”tahan dulu ya,ketengah lagi untuk pengumuman pemenang.”Aisyah ke tengah gelenggang semoga pemenang segera di ketahui.
Kami sangat tegang ketika itu “ PRITTTTT” bunyi peluit ketua pertandingan. Dan semua wasit juri mengangkat bendera. Saat kulihat ternyata ada tiga bendera biru dan dua bendera merah yang di angkat. Kemudian wasit mengangkat tangan Aisyah alasannya ialah ia sebagai juaranya. Tetapi ia eksklusif terjatuh dan pingsan. Aisyah mengeluarkan busa hijau dari mulutnya. Aisyah segera di larikan kerumah sakit. Di rumah sakit ia masih sempat di selamatkan, tetapi racunnya sudah menyebar dan harus di berikan penawar racunnya. Dan dokter menyampaikan bahwa penawar racunnya sulit di dapatkan. Di tengah kepanikan kami HPku bordering alasannya ialah ada panggilan masuk. Setelah ku angkat ternyata dari orang misterius itu.
“Halo,siapa ini”
“ Hahah.Bagaimana kau belummau mundur”
“Tidak”
“Ow berarti kau Aisyah mati alasannya ialah hanya saya yang punya penawarannya”
“Ok-ok berikan penawarnya kepadaku”
“Temui saya nanti jam 03.00 sore “ memutuskan telephonnya
“ Halo….halo…..!
Orang misterius itu tiba-tiba memutuskan telephonnya,aku menceritakan percakapanku dengan dengan orang misterius itu kepada yang lain. Mas jaja menyuruhku untuk tetap pergi ke pertandingan babak final bersama kolam ati dan yang lain. Dan mas Jaja yang akan pergi menemui orang misterius itu. Waktu untuk menemui orang misterius itu dan babak final tunggal putra bersamaan. Orang itu memang sengaja supaya saya tidak ikut babak final.” Permisi, pasyen menginginkan yang namanya Dito menemuinya” kata suster keluar dari kamar Aisyah. Akup/..un masuk kekamar Aisyah dan mendekatinya. “dit, berjuanglah berikan satu emas lagi untuk kontingen kita supaya menjadi juara umum,tolong penuhi permintaanku ini mungkin iniadalah permintaanku yang terakhir”. “jangan ngomong menyerupai itu, saya akan berjuang untuk sanggup menyumbangkan mendali emas. Tapi, kau harus berjanji kau juga akan berjuanguntuk tetap hidup” jawab aku. “ya, saya mau tidur dulu!. Oh yakalu contohnya saya tidak sanggup bertahan mendaliku ambil kau saja untuk kenang-kenangan”.Aisyah kembali meminta.”sudah jangan ngomong menyerupai itu, saya keluar dulu ya cepat sembuh” saya keluar dari kamar Aisyah.
Jam kini sudah memperlihatkan pukul 14.30 dan saya harus berangkat kegelanggangan untuk babak final. Aku berangkat menggunakan seragam IPSI sambil membawa golok dan toya. Aku berangkat kegelanggangan bersama mbak ati dan teman-teman yang lain. Mereka sangat berharap saya mendapatkan mendali emas supaya kontingen kita sanggup jadi juara umum. Saat saya dan teman-teman yang lain berangkat ke gelanggangan, mas Jaja juga berangkat menemui orang misterius itu di alamt yang sudah di kirim orang itu ke aku. Mas Jaja menggantikan saya menemui orang itu semoga saya sanggup ikut babak final dan Aisyah tetep sanggup penawar racun itu. Perasaanku agak gerogi begitu hingga di gelanggangan saya eksklusif melaksanakan pemanasan. Disana kau kesulitan mengeluarkan keringat, badanku masih saja terasa hirau taacuh walaupun sudah melaksanakan gerakan-gerakan kecil untuk melatih gerakan-gerakan yang kurang kukuasai. Aku menerima giliran tampil nomor tiga.
Tampilan finalis nomor satu dan dua menerima tepuk tangan yang sangat meriah dan durasi tampilnyapun pas tiga menit. “segera mempersiapkan diri nomor undi tiga” pesilat Dito Satria Naga dari kontingen Madura “ panggilan pertama oleh MC pertandingan. Aku segera bersiap diri di sudut matras dengan golok di tangan kananku dan toya di tangan kiriku. Baru saya masuk gelanggang ketika MC berkata ”nomor undian tiga segera memasuki gelanggang”. Sebelum saya menginjak matras gelanggang, saya menghentakkan kaki kiriku kelantai sebanyak tiga kali. Kemudian saya masuk dengan sedikit senyuman dan saya membusungkan dadaku supaya terlihat gagah .”GONG…….!” gong berbunyi saya mulai menampilkan jurus tunggal yang terdiri dari dua belas jurus atau seratus gerakan.
Aku berhasil menuntaskan jurus tunggal bersamaan dengan bunyi gong kedua. Aku meninggalkan matras dengan bertingkah sama menyerupai waktu saya masuk tadi. Telfon kolam Ati berderingdan ketika di angkat rupanya pihak rumah sakit mengabarkan bahwa Aisyah sedang kritis, berarti itu tandanya mas Jaja belum berhasil membawa penawar racunnya saya eksklusif menuju alamat yang di kirimkan orang miterius itu. Saat saya hingga di sana, mas Jaja dan orang misterius itu masih bertarung. Kemudian saya menyuruh mas Jaja untuk kembali saja kerumah sakit alasannya ialah Aisyah sedang kritis. Mas jaja akhirnya segera lari dari tempat itu menuju rumah sakit kini akulah yang berjuang untuk mendapatkan penawar itu. “tolong berikan penawarnya, ia tidak bersalah kan yang kau inginkan ialah saya jadi berikan saja penawarnya” pinta saya dengan bunyi memelas. Tapi ia membalas perkataanku dengan sinis ”yang saya inginkan ialah kau menderita karna kau sudah menghancurkan impianku, kalau kau mau penawar ini kau harus mengalahkanku dulu”. “baiklah kalau itu keinginanmu saya turuti” jawab aku.
Dia eksklusif menyerang aku, akupun eksklusif menepis serangannya. Kali ini saya menggunakan jurus harimau untuk menghadapinya alasannya ialah saya tau harimau itu cepat sedangkan orang itu tidak punya sepit. Aku sangat kualahan menghadapi ia karna sudah menguasai pernafasan. Kaprikornus semua seranganku walaupun kena sia-sia saja. Tapi dengan cauk harimauku yang cepat saya sanggup mengambil topengnya dan sanggup melihat wajahnya. Ternyata ia ialah orang yang pernah ku kalahkan di kejuaraan sebelumnya, mungkin ia menyimpan dendam padaku. Sudah satu jam saya menghadapinya tapi, saya belum sanggup mengalahkannya. Hingga saya teringat omongan mas Jaja yang perna melatihku ilmu pernafasan. Aku bermaksud menggunakan ilmu itu walaupun bahwasanya saya belum menguasainya. Saat ia menendangku, saya mengelak darinya dan kutarik nafas sedalam saya sanggup kemudian ku lepaskan nafaku bersamaan dengan ku lepaskannya seranganku. Pukulannk tepat mengenai ulu hatinya.
Orang itu hanya diam mendapatkan pukulannku. Aku fikir ia tidak mencicipi pukulannku. Tetapi, sesudah beberapa detik ia muntah darah dan jatuh pingsan. Aku segera mengambil penawar racun yang ada di sakunya. Setelah itu saya keluar dari tempat itu menuju jalan, namun alasannya ialah disitu tempat terpencil, saya tidak menemukan ojek,bus,atau angkutan umum lainnya. Akhirnya saya berlarih melewati jalan pintas menuju rumah sakit tempat Aisyah di rawat. Saat saya hingga di rumah sakit terdengar bunyi jeritan histeris dari kamar Aisyah dan tampaknya itu ialah jeritan bunyi mbak Ati. Aku terburu-buru menuju kamar Aisyah, saya terlambat, ia sudah pergi untuk selamanya.”Aisyah………!maafin saya Aisyah saya tidak sanggup menyelamatkanmu” teriakku ketika itu, kemudian tiba mas Jaja ia tiba untuk menenangkanku dan berkata “ kau sudah mewujudkan permintaannya Dit, kau sudah berhasil menyumbangakn satu mendali emas untuk kontingen kita”.
Sehabis insiden itu, kami mengurus mayat Aisyah dan lansung membawanya ke Madura untuk di makamkan disana. Aku sanggup juara satu dan mengakibatkan kontingen Madura sebagai juara umum bahkan, saya menjadi pesilat terbaik di kejuaraan ini alasannya ialah dukungan Aisyah yang begitu besar padaku. Tapi, kini tidak lagi di dunia ini hanya mendali emasnya yang saya simpan dan menemani hari-hariku. Selamat jalan Aisyah semoga kau hening disana, saya akan terus berjuang mengangkat nama Madura.
Tak di sangka memang dengan dongeng yang sebegitu ringan namun tetap sanggup menciptakan hati dan pikiran kita menjadi terangkat dan menjadi lebih percaya diri, bahwa memang tak selamanya yang menjadi milik kita akan jadi milik selamanya. Sumber http://sidikul.blogspot.com/
0 Response to "Baca Cerpen Motivasi : Mendali Terakhirnya | Karya Edi Purwanto"
Post a Comment