Untuk pertama kalinya, perfilman Indonesia dirasa siap melanjutkan jagat sinema superhero layaknya format MCU dan DC. Awalnya, penonton skeptis dengan bagaimana caranya film pahlawan super dikawinkan dengan sentuhan lokal. Eksekusinya, Joko Anwar sanggup dibilang berhasil mengawali debut jagat Bumilangit dengan film origin Gundala yang patut diapresiasi. Sayangnya, belum semua penonton sanggup mendapatkan menu film berlatar kondisi masyarakat yang kaos ini. Sebagian, justru sangat kecewa.
8/10
RATING
Setelah dipromosikan di aneka macam stasiun televisi dan media sosial, film Gundala arahan sutradara Joko Anwar akhirnya tayang pada final Agustus 2019. Film ini digadang-gadang bakal jadi awal dari Bumilangit Cinematic Universe yang merupakan jagat terbesar perfilman superhero di Indonesia.
Tinggalkan sejenak gegap gempita BCU yang kelihatannya bakal super serius dengan budgeting yang nggak minimalis ini. Lalu fokus pada Gundala dan kenapa penonton di Indonesia terbagi dua: antara yang skeptis dan optimis, antara mereka yang sebelum pulang tepuk tangan dan mereka yang sebelum pulang nggak paham. Selengkapnya di Hipwee Hiburan.

Respons reviewer film lokal memang beragam, kebanggaan film ini rata-rata mengarah pada bangunan dongeng yang kokoh dan sentuhan lokal yang sanggup menyatu dengan plot

 perfilman Indonesia dirasa siap melanjutkan jagat sinema superhero layaknya format MCU da Gundala Indonesia Movie