Guardians Of The Galaxy (2014)

Note from me:
I think I'm on fire now! (almost) 3 days in a row I watched a movie and can force myself to write a review. Soalnya seringkali mood saya suka labil, dan bila ini terjadi sulit untuk kembali menjamah blog ini dan (berusaha) menjadi penulis yang aktif. But it seems my mood is right on track, so I should use it to be more productive, before - you know.............


"They call themselves the Guardians of the Galaxy,"
"What a bunch of a-holes,"

RottenTomatoes: 92%
IMDb: 8,6/10
Metacritic: 76/100
NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: PG-13
Genre: Action, Adventure, Science-Fiction

Directed by James Gunn ; Produced by Kevin Feige ; Screenplay by James Gunn Nicole Perlman ; Based on Guardians of the Galaxy by Dan Abnett, Andy Lanning ; Starring Chris Pratt, Zoe Saldana, Dave Bautista, Vin Diesel, Bradley Cooper, Lee Pace, Michael Rooker, Karen Gillan, Djimon Hounsou, John C. Reilly, Glenn Close, Benicio del Toro ;  Music by Tyler Bates ; Cinematography Ben Davis ; Edited by Craig Wood, Fred Raskin, Hughes Winborne ; Production company Marvel Studios ; Distributed by Walt Disney Studios Motion Pictures ; Release dates August 1, 2014 (United States) ;  Running time 122 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $170 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Peter Quill (Chris Pratt) gres saja kehilangan ibunya saat tiba-tiba ia diculik ke luar angkasa, dan menjadi anak buah kriminal Yondu (Michael Rooker). Quill kemudian ditugaskan untuk mencuri watu misterius yang rupanya juga menjadi incaran para penjahat luar angkasa. Hal ini kemudian mengantarkan Quill bertemu kawan-kawan barunya: seorang gadis seksi berkulit hijau dan pembunuh Gamora (Zoe Zaldana), rakun yang banyak bicara alias Rocket (Bradley Cooper), insan pohon alias Groot (Vin Diesel) dan seorang penjahat bertubuh besar yang hanya mengerti harafiah alias Drax (David Bautista) dengan misi mereka yang tidak diduga: menjadi penjaga luar angkasa.

Review / Resensi:
Harus saya akui, bahwa lambat-laun saya menyadari bahwa saya bukan penggemar film superhero. Perkenalan saya dengan tokoh-tokoh komik Marvel dan DC cuma sebatas melalui film, dan itu pun tidak banyak yang menciptakan saya tergerak untuk menontonnya. Saya bahkan belum nonton The Avengers (2012) dan Man of Steel (2013). Oke, saya sempat menonton penggalan awal keduanya, sebelum balasannya saya bosan dan nggak meneruskan nonton. Sejauh ini sih saya cuma suka 2 film komik: The Dark Knight series, dan X-Men: First Class yang retro itu (saya juga suka X-Men:Days of Future Past bila adegan-adegan masa-depannya yang sangat komik itu dihilangkan). Tapi sepertinya daftar film superhero favorit saya sebaiknya diperpanjang sedikit: sebab saya harus memasukkan Guardian of the Galaxy dalam daftar film favorit saya!

Dibandingkan tokoh komik Marvel lainnya, menyerupai X-Men, Spiderman, dan Fantastic Four, nama Guardian of The Galaxy memang tidak terlalu populer. Dan di tangan James Gunn (Super), nampaknya Guardian of the Galaxy menjadi sebuah film yang bisa dengan sempurna memperkenalkan aksara tokoh-tokoh di film ini secara lebih luas, terutama ke orang-orang non-pecinta komik (termasuk saya ini). Guardian of the Galaxy (setelah ini sebaiknya saya singkat GoTG) menampilkan dengan baik apa yang menjadi ciri khas film-film Marvel: fun, entertaning, astonishing visual dan tentu saja cameo dari Stan Lee.

Yang menjadi sentral dari film ini ialah aksara kelima tokoh yang kemudian akan disebut Guardian of The Galaxy: Peter Quill a.k.a Star Lord (Peter menyebut dirinya Star-Lord, walaupun tidak ada yang mau memanggilnya begitu), Gamora, Rocket, Groot dan Drax. Kecuali Peter, keempat tokoh lainnya memang tidak diberi cukup waktu untuk menjelaskan latar belakang masing-masing, hanya sepotong informasi krusial - walaupun bukan berarti hal itu menodai betapa menyenangkannya film ini. Karakter kelimanya ialah aksara superhero yang cukup unik dan gila : bayangkan, cuma satu yang berwujud insan sementara sisanya ialah alien-alien gila berupa Hulk wanita, insan pohon, rakun dan pegulat dengan motif batik di tubuhnya. Tidak hanya wujud mereka yang aneh, namun aksara kelimanya begitu menarik dengan caranya masing-masing. Tepatnya, kelimanya (kecuali aksara Gamora mungkin yang paling waras), ialah aksara super-hero yang tidak cukup super-hero. They are purely criminal. And like Gamora said in one scene, "I am going to die surrounded by the biggest idiots in the galaxy,". 

Chris Pratt mempunyai kharisma dan penampilan yang mengingatkan saya pada Chris Evans, si Captain America. Bedanya aksara Chris Pratt yang menjadi Peter Quill a.k.a Star-Lord lebih asyik, fun, dan seru - semacam Han Solo di Star Wars. Zoe Zaldana sebagai Gamora sepertinya ialah versi Nefertiti (Avatar) yang sekarang berubah warna dari biru ke hijau, dengan aura seksi yang tetap menawan. Yang juga mencuri perhatian ialah aksara Drax yang diperankan David Bautista, yang sebelumnya ialah pegulat WWF, yang biarpun penampilannya bernafsu tapi hatinya lembut dan yeah, sedikit bodoh. Dan jangan lupakan 2 aksara gila lainnya: the talking racoon yang berbicara terlalu banyak, Rocket, dan tree-man yang cuma bisa ngomong "I am Groot..". Kedua aksara ini suaranya masing-masing diisi oleh Bradley Cooper dan Vin Diesel, dan di luar dugaan menjadi aksara yang loveable. But somehow, my favorite character is Yondu - mantan bos Peter Quill, yang diperankan oleh Michael Rooker. He's a jackass who only think about himself, but he is so hilarious and cool! I do hope he will appear again on the next installment. Haha.

Sejak awal sepertinya konsep GoTG ialah memang film super-hero yang tidak terlalu serius. James Gunn tidak lagi memainkan black-comedy yang pernah dilakukannya di Super (2008), humornya lebih mainstream, tapi terang GoTG bisa menampilan jokes-jokes yang luar biasa lucu dengan sempurna di setiap scene. Ini semua berkat seluruh karakternya yang sepertinya dibentuk sekonyol mungkin - tanpa menjatuhkan kewibawaan film ini sendiri. Dan keasyikan ini bahkan dimulai semenjak Peter Quill yang sebelumnya tiba dengan gagah di sebuah planet misterius, tiba-tiba tanpa disangka menari diiringi Come and Get Your Love-nya Red Bone, dan titel Guardians of the Galaxy kemudian muncul dengan keren di layar. I remember myself whispering "Awesome!" when this scene happened. Saya sering merasa adegan-adegan sentimentil di film superhero terkadang agak cheesy, dan sepertinya James Gunn tahu benar hal ini. Maka kemudian setiap momen sentimentil itu dirusak dengan sangat kocak di layar. More awesome!

GoTG mempunyai setting lokasi berada pada universe antah berantah di luar jangkauan bumi. Karena itu James Gunn dan tim produksinya bisa secara bebas memvisualkan dunia apa saja yang mereka kehendaki. Termasuk modern-city Xandar yang konon terinspirasi dari Mesir dan Singapore, dan makhluk-makhluk ekstraterestrial yang seru-seru. Ditambah dengan lanskap antariksa yang menawan, teknologi-teknologi canggih yang keren, adegan-adegan action yang memanjakan mata, dan imbas CGI yang halus dan convincing, GoTG bagaikan Star Wars modern versi Marvel. Belum lagi music soundtrack dari tahun 70 & 80-an yang berasal dari kaset mixtape milik Peter Quill, menciptakan GoTG makin keren. I mean, for me, the movie with a great taste of music soundtrack, definitely never goes wrong.

Overview:
So, GoTG ialah versi konyol dari semua film super satria yang ada. Karakternya berpengaruh bin ajaib, dan naskahnya begitu mengundang tawa. Plotnya mungkin klise, but come on, it's a comic-based movie. James Gunn akan mengajakmu dalam dunia imajinasi yang tidak terbayangkan, namun tetap seru dan asyik - dengan soundtrack musik yang keren! Sejauh ini GoTG ialah film Marvel favorit saya (selain X-Men: First Class), dan menjadi salah satu film blockbuster terbaik tahun 2014. Surely I'll wait the next Guardian of the Galaxy 2.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Guardians Of The Galaxy (2014)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel