Interstellar (2014)


"You might have to decide between seeing your children again 
and the future of the human race," - Brand 

RottenTomatoes: 74%
IMDb: 9/10
Metacritic: 73/100
NikenBicaraFilm: 4/5  

Rated: PG-13
Genre: Action, Adventure, Science Fiction,

Directed by Christopher Nolan ; Produced by Emma Thomas, Christopher Nolan, Lynda Obst ; Written by Jonathan Nolan, Christopher Nolan ; Starring Matthew McConaughey, Anne Hathaway, Jessica Chastain, Michael Caine, Bill Irwin, Ellen Burstyn, Matt Damon ; Music by Hans Zimmer ; Cinematography Hoyte van Hoytema ; Edited by Lee Smith ; Production companies Syncopy, Lynda Obst Productions, Legendary Pictures ; Distributed by Paramount Pictures (North America), Warner Bros. Pictures (other territories) ;  Release dates November 5, 2014 (North America), November 7, 2014 (United Kingdom) ;  Running time 169 minutes ; Country United States, United Kingdom ; Language English ; Budget $165 million

Story / Cerita / Sinopsis:
Bumi telah makin rusak dan insan di ambang kepunahan, kemudian NASA mengirimkan Cooper (Matthew McConaughey) menjadi pilot luar angkasa yang ditugaskan untuk mencari planet lain yang sanggup ditinggali manusia.

Review:
Interstellar yaitu salah satu film yang paling saya tunggu tahun ini. Tidak hanya alasannya yaitu ada nama Christoper Nolan sebagai sutradara (and later I know the script was written by his brother Jonathan Nolan), namun juga alasannya yaitu film ini bertemakan ihwal perjalanan luar angkasa. Waktu kelas 3 SD saya bercita-cita jadi astronom, dan tema luar angkasa selalu membangkitkan minat saya. Trailer Interstellar sendiri begitu menggoda, walaupun agak-agak menyerupai ama Man of Steel (2013). Kalau kau menonton trailer awal Interstellar kau hanya dibentuk resah alasannya yaitu Nolan tidak memperlihatkan petunjuk yang cukup gamblang alasannya yaitu malah lebih fokus ke ladang jagung daripada spaceship, sedangkan trailer berikutnya sedikit lebih menjawab pertanyaan ihwal menyerupai apa filmnya. Nolan sepertinya cukup cerdas juga untuk menyimpan belakang layar sesedikit mungkin ihwal film ini melalui trailernya, dan itu menciptakan penonton justru makin penasaran. Also, there will be a famous actor as a little surprise.

Menonton Interstellar mengingatkan saya pada 2001 : A Space Odyssey (Stanley Kubrick, 1968), novel Contact (Carl Sagan, 1985 - difilmkan oleh Robert Zemeckis tahun 1997 dan kebetulan dibintangi juga oleh Matthew McConaughey), dan Gravity (Alfonso Cuaron, 2013). Interstellar sepertinya memang perpaduan dari ketiganya, walaupun hadir dengan lebih megah dan mewah. Tapi terang kau tidak sanggup membandingkannya dengan 2001: A Space Odyssey (one of my favourite movie, by the way - padahal film ini sumpah membingungkan saya), alasannya yaitu A Space Odyssey lebih menyerupai film arthouse sementara Interstellar hadir sebagai sebuah film yang diperuntukkan untuk blockbuster dengan plotline yang lebih praktis dicerna. Beda juga dengan Gravity alasannya yaitu Interstellar hadir dalam skala yang lebih masif dan dengan dongeng yang lebih kaya dan cenderung praktis disukai.

Menonton Interstellar mungkin sedikit membuatmu menyesal tidak mempelajari fisika dengan lebih baik, walaupun saya rasa aturan fisika yang ada di film ini tidak kau pelajari ketika SMA. Hukum fisika di Interstellar mungkin sedikit membingungkan (kedua Nolan sepertinya telalu melaksanakan riset yang cukup mendalam untuk mewujudkan Interstellar, termasuk berkonsultasi dengan fisikawan Kip Thorne), jadi kecuali kau Sheldon Cooper, sebaiknya tidak usah diambil pusing - dan cukup menikmatinya sebagai sebuah film sains dengan kacamata awam. Yang paling menakjubkan dari Interstellar tentu saja setting galaksinya yang memukau. Saya ingat saya menganga ketika planet Saturnus ditampilkan dengan begitu indahnya di layar bioskop. Saya menyerupai mengalami pertunjukan replika semesta yang begitu spektakuler dan luar biasa, dimana Nolan kemudian merangsang imajinasi liar saya akan galaksi, planet-planet antah berantah sampai black hole. Superb.

Nolan melaksanakan salah satu ciri khasnya: multi-plot. Tidak hanya melulu berkisah janjkematian umat insan dan pencarian planet lain sebagai kawasan tinggal, dalam durasinya yang hampir tiga jam Interstellar juga mengisahkan ihwal cinta serta drama hubungan ayah dan anak perempuannya. Nolan juga bicara banyak hal, menyerupai teori relativitas, evolusi, naluri bertahan hidup sampai cinta. Sayangnya tidak menyerupai Prometheus (Ridley Scott, 2012) dimana ada sedikit pembicaraan ihwal aspek ketuhanan, Interstellar sama sekali tidak menyinggung ini. Sehingga kau tahu, Interstellar tidak meninggalkan gagasan yang lebih mendalam buat saya. Twistnya sendiri akan cukup mengejutkan dan tidak disangka-sangka, walaupun saya agak merasa bahwa twisnya agak maksa.

Christoper Nolan lagi-lagi mengajak Hans Zimmer untuk mengerjakan scoring music-nya. Di awal scoring music-nya agak terlalu dramatis dan berlebihan, namun seiring Cooper pergi ke luar angkasa, musiknya terdengar sangat megah dan sesuai. Nolan juga berhasil membawa kita ke sebuah perjalanan yang cukup menegangkan, sejauh ini adegan favorit saya yaitu ketika sebuah pesawat meledak dengan sangat dahsyat, namun tidak terdengar suaranya. Karena kau tahu, tidak ada udara di luar angkasa yang sanggup menghantarkan suara. Yap, luar angkasa yaitu negeri yang sepi. Matthew McConaughey yang sepertinya belum menaikkan cukup berat tubuh semenjak main Dallas Buyer Club (2013) bermain dengan sangat baik. I used to hate Anna Hathaway, tapi entahlah ternyata karakternya di sini tidak sok pahlawan dan manusiawi, sehingga surprisingly, saya tidak merasa terganggu dengan kehadirannya.

But umhh... sejauh ini saya bilang hal - hal yang menarik dari Interstellar, namun bukan berarti Interstellar tidak punya kekurangan.

The main kasus of Interstellar is too cliche. Plot seorang ayah yang berjuang mati-matian untuk menyelamatkan anak perempuannya bahwasanya buat saya sudah cukup basi, sebut saja yang agak - agak mirip: War of The World, Armageddon, sampai Taken. Ya kisah ini memang klise, tapi terbilang selalu menjadi tema tear-jerker yang sering berhasil - sayangnya tidak buat saya. Dan hubungan father-daughter yang sangat besar lengan berkuasa ini kemudian menciptakan saya mikir bahwa si Cooper ini agak pilih kasih, alasannya yaitu perlakuan ke anak laki-lakinya ga selebay itu. Belum lagi tim luar angkasa yang berangkat: dipimpin oleh orang kulit putih dan sisanya harus ada orang kulit gelap dan seorang wanita - ini teladan komposisi tim yang kerap ada di banyak film. Dan komposisi semacam ini pribadi sanggup saya duga bagaimana nasib selesai timnya. Karakter Cooper sendiri terlalu jagoan, sehingga saya sudah tahu dari awal bahwa tokoh Cooper tidak akan mati semudah itu, dan perjalanan ceritanya sendiri terasa too good to be true.

Masalah lain juga yaitu bahwa Interstellar memang cukup menegangkan, namun tidak SANGAT menegangkan. Gagasan bahwa bumi akan segera hancur, saya tidak mencicipi tingkat putus asa yang cukup - dan Nolan tidak memperlihatkan citra yang cukup depresif dalam menunjukkan: ini lho bumi sebentar lagi kiamat. Petualangan luar angkasanya memang agak mendebarkan, namun saya tidak mencapai level ketegangan yang sama kala menonton 2001: A Space Odyssey maupun Gravity, dimana saya dibentuk duduk dengan tidak nyaman dan hati berdebar-debar. Tidak ada adegan yang cukup memperlihatkan betapa berbahayanya perjalanan itu (yes, saya meminta sedikit level kesadisan), termasuk ketika kita tidak menyerupai diberikan kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal yang pantas kepada astronot-astronot yang mati - seolah huruf mereka tidak penting, dan sepertinya memang tidak penting. But well, mungkin segala keklisean itu yaitu resep jitu untuk pangsa pasar yang lebih luas. Kesan yang sama yang saya dapatkan ketika menonton Avatar (2010): great effect, but I hate the story. (Come on, human-guy falling in love with blue-chic-alien? Really?)

Overview:
Interstellar yaitu sebuah film yang sangat menghibur dengan banyak gagasan-gagasan cerdas ihwal banyak hal mulai dari cinta, waktu sampai evolusi. Christoper Nolan memperlihatkan saya sebuah pengalaman luar biasa dalam memuaskan imajinasi saya ihwal alam semesta. But beyond its spectacular and awesome journey, the story line of Interstellar might be a little bit cliche and predictable, and the intense level is not good enough - shows that this movie is created for larger audience. So this movie can't really touch me on deeper level. Buat saya, Inception (2009) tetaplah karya Nolan yang lebih baik dibandingkan Interstellar. But still, Interstellar is really worth to watch.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Interstellar (2014)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel