Exodus : Gods & Kings (2014)


"Is this your God?" - Ramses 

RottenTomatoes: 29%
IMDb: 6,3/10
Metascore: 52/100
NikenBicaraFilm: 3,5/5

Rated : PG-13
Genre : Drama

Directed by Ridley Scott ; Produced by Peter Chernin, Ridley Scott, Jenno Topping, Michael Schaefer, Mark Huffam ; Written by Adam Cooper, Bill Collage, Jeffrey Caine, Steven Zaillian ; Starring Christian Bale, Joel Edgerton, John Turturro, Aaron Paul, Ben Mendelsohn, Sigourney Weaver, Ben Kingsley ; Music by Alberto Iglesias ; Cinematography Dariusz Wolski ; Edited by Billy Rich ; Production companies Chernin Entertainment, Scott Free Productions, Babieka Volcano Films ; Distributed by 20th Century Fox ; Release dates December 12, 2014 (United States) Running time 150 minutes ; Country United States, United Kingdom, Spain ; Language English ; Budget $140 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Exodus : Gods and Kings berkisah mengenai Moses (Christian Bale), seorang panglima kerajaan Mesir dan saudaranya, Ramses (Joel Edgerton) penerus kerajaan Mesir. Setelah mengetahui jati dirinya sesungguhnya sebagai bangsa Yahudi, Moses diusir dari Mesir dan menemukan Tuhan yang memintanya untuk menyelamatkan bangsanya.

Review / Resensi :
Tahun 2014 ada dua film Hollywood yang menceritakan perihal dua tokoh nabi utusan Tuhan yang diambil dari alkitab. Yang pertama yaitu Noah (Darren Aronofsky) yang dirilis Februari tahun 2014 dan dibintangi oleh Russel Crowe yang berperan sebagai nabi Nuh - yang dihentikan tayang di Indonesia sebab penggambaran filmnya yang bertentangan dengan anutan agama Islam. Ya tentu saja film Noah berbeda dari anutan Islam, sebab filmnya sendiri diambil dari Bibel (namun sejauh mana kesamaannya, mohon maaf saya tidak tahu dengan pasti). Lalu berikutnya ada Ridley Scott yang menyutradarai Exodus : Gods & Kings yang berkisah perihal Moses / Musa. Menjadi pertanyaan tersendiri kenapa Noah dihentikan beredar, sedangkan Exodus bisa masuk ke bioskop Indonesia. Karena sejauh yang saya tahu, kisah Exodus ini juga mempunyai beberapa perbedaan signifikan dengan dongeng Nabi Musa yang pernah saya dengar.

Ada yang menarik dari memfilmkan sebuah kisah epik yang diambil dari kitab agama Samawi (Yahudi / Katolik / Islam). Bukan sekedar bagaimana alur dongeng yang ada bisa jadi mengalami perbedaan dari dongeng yang tertera di kitab suci, namun bagi saya yaitu bagaimana mempersonifikasi sosok seorang Nabi. Kisah-kisah nabi yang saya ingat waktu kecil selalu memposisikan sosok Nabi sebagai insan yang suci, dengan sopan santun yang tidak tercela. Selalu ada perspektif hitam-putih dalam cerita-cerita nabi (maupun cerita-cerita heroik lainnya) dimana yang baik selalu baik dan yang jahat selalu jahat. Akan tetapi, bila mau dilogika, hidup tidak pernah berwarna hitam-putih, sehingga batas yang baik dan yang jahat selalu ambigu. Hal itulah yang menjadi menarik dikala sutradara-sutradara kaliber Oscar berusaha mengisahkan dongeng Nabi. Menjadi sangat naif dikala film akan fokus pada yang baik selalu 100% baik, dan yang jahat selalu 100% jahat - yang kemudian akan melahirkan sosok Nabi yang terasa terlalu tepat sehingga tidak "manusiawi". Itulah evaluasi saya kenapa film-film mirip Noah maupun Exodus  menjadi sangat kontroversial bagi para pemeluk agama. Bagaimana mungkin Noah yang seorang utusan Tuhan menjadi pembunuh dan pemabuk, maupun Moses yang tega membiarkan Tuhan membunuh putra sulung orang Mesir?

Kalau boleh saya bilang, dongeng nabi-nabi sendiri sesungguhnya banyak plot hole yang patut dipertanyakan. Selalu banyak pertanyaan-pertanyaan sarkastik yang mewarnai kisah - kisah nabi. Mempercayainya sebagai sebuah dongeng yang 100% akurat dan bisa diterima dengan daypikir akan selalu tidak ketemu, kecuali kau fanatik. Ini kemudian yang menjadi hal yang tidak bisa diterima oleh para pemeluk agama yang tidak bisa menyejajarkan rasionalitas dengan keyakinan. Exodus : Gods & Kings, sepertinya berusaha menengahi permasalahan "plot-hole" ini dengan melaksanakan pendekatan rasionalitas dan historis dalam membawakan dongeng nabi Musa. Dan tentu saja, pendekatan rasionalitas ini bisa jadi dianggap oleh sebagian orang sebagai upaya mengerdilkan kebesaran nabi.

Ridley Scott mencoba melaksanakan pendekatan yang berbeda dengan yang telah dilakukan Darren Aronofsky dalam filmnya Noah. Walaupun Noah mungkin berbeda dari dongeng aslinya, namun Noah lebih setia dalam mewujudkan sebuah legenda atau mitos yang sarat keajaiban. Film Noah bagaikan dongeng nabi Nuh ala Darren Aronofsky. Sedangkan Ridley Scott melaksanakan pendekatan historis dan berusaha melogikakan mukjizat-mukjizat yang dialami oleh nabi Musa, termasuk membelahnya Laut Merah yang diceritakan sebagai sebuah tsunami akhir meteor belaka. Yang menjadi kontroversi juga yaitu bagaimana nabi Musa bercakap-cakap dengan Tuhan - yang mirip pernyataan yang pernah disampaikan oleh Christian Bale perihal perannya, bagaimana nabi Musa seperti seorang penderita skizofrenia,  atau memang benar-benar "melihat" Tuhan. Tampaknya Exodus memang berusaha "merasionalkan" kisah mengenai nabi Musa.

Sejak lihat rating 29% yang didapatkan Exodus dari Rotten Tomatoes menciptakan ekspektasi saya tidak begitu tinggi kala awal menontonnya. Apalagi dikala kemudian saya menemukan Christian Bale dengan eyeliner hitam. Namun ekspektasi yang cukup rendah itu kemudian menciptakan saya bisa menilai dengan lebih netral bahwa sesungguhnya Exodus : Gods & Kings tidak seburuk itu. Terutama dari segi sinematografinya yang membuai mata, imbas CGI yang maksimal, properti ala Timur Tengah yang epik, ditambah dengan lansekap gurun pasir Andalusia yang menakjubkan. Ridley Scott melakukan apa yang telah menjadi keahliannya. Hal yang bekerjsama tidak akan terlalu menyia-nyiakan tiket bioskopmu.

But still, this movie forget the other thing more important: the message. Exodus : Gods & Kings tidak mempunyai kedalaman emosional yang cukup, selain sekedar menceritakan perihal kisah perjalanan nabi Musa. Perwujudan Tuhan dalam bentuk anak kecil yang mirip biksu kecil kulit putih juga menjadi simbolisme yang terasa janggal (namun jauh lebih baik daripada Morgan Freeman sebagai Tuhan di Bruce Almighty). Memang ada isu-isu ke-Tuhanan yang cukup menyentil dalam beberapa dialognya, mirip dikala Ramses bertanya "Who would worship such a God?" kepada Moses, dan bagaimana monolog Moses dengan Tuhan dikala beliau mempertanyakan keimanannya. Tampaknya Exodus memang tidak ingin menjadi sebuah film agamis, namun isu-isu ke-Tuhanan sendiri terasa terlalu dangkal di dongeng ini, sehingga dalam durasi 2 jam lebih saya merasa tidak menerima pesan moral yang cukup mendalam.

Dalam durasi yang menyentuh dua setengah jam, Exodus : Gods & Kings sendiri bekerjsama terasa tasteless dan membosankan. Durasinya terasa berkepanjangan, dengan banyak subplot tidak perlu, dan Ridley Scott terlalu keasyikan bermain dengan efek-efek canggih dalam mewujudkan 10 tulah kepada rakyat Mesir. Exodus sendiri ingin fokus kepada korelasi antara Moses (Christian Bale) dan Ramses (Joel Edgerton) - yang sebelumnya menjadi saudara namun kemudian menjadi lawan. Namun penggambaran huruf keduanya sendiri tidak terlalu kuat, dan tidak mempunyai korelasi emosional yang cukup menarik untuk digali. Terasa sedikit membosankan. Selain itu, nama-nama besar mirip Sigourney Weaver dan Ben Kingsley juga tidak mempunyai tugas yang penting - sehingga seperti menyia-nyiakan kemampuan mereka. Belum lagi ada kontroversi info rasis yang menyertai rilisnya film Exodus, terbukti dengan terpilihnya pemain film Australia, Joel Edgerton menjadi Ramses.


Overview:
Exodus : Gods & Kings yaitu sebuah film yang megah dan epik dalam menggambarkan kisah usaha nabi Musa menyelamatkan bangsa Yahudi. Di luar segala kontroversi yang melingkupnya, termasuk bagaimana Exodus berusaha merasionalkan legenda nabi Musa, this movie is lack of emotion and message. Durasinya terasa berkepanjangan, dengan banyak subplot yang tidak perlu. But at least saya bertahan, sebab ada Christian Bale yang ganteng. Ridley Scott terlalu asyik bermain dengan imbas super canggih, namun melupakan esensi kisahnya sendiri.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Exodus : Gods & Kings (2014)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel