One Missed Call (2003, Japan)


RottenTomatoes: 42%
NikenBicaraFilm: 3,5/5


Rated: R
Genre: Horror

Directed by Takashi Miike ; Produced by Yoichi Arishige, Fumio Inoue, Kazuo Kuroi, Hiroshi Okawa, Naoki Sato ; Screenplay by Minako Daira ; Based on Chakushin Ari by Yasushi Akimoto ; Starring Kou Shibasaki, Shinichi Tsutsumi, Kazue Fukiishi, Anna Nagata, Renji Ishibashi, Atsushi Ida, Mariko Tsutsui ; Music by Kôji Endô ; Cinematography Hideo Yamamoto ; Edited by Yasushi Shimamura ; Production company Kadokawa Pictures ; Distributed by Toho Company ; Release dates 3 November 2003 (TI Film Festival) ; Running time 112 minutes ; Country Japan ; Language Japanese ; Budget $1.7 million

Story / Cerita / Sinopsis:
Sebuah telepon misterius yang terekam di kotak bunyi menghantui kawan-kawan Yumi (Kou Shibasaki). Telepon berasal dari nomor mereka sendiri, dengan pesan percakapan singkat dari diri mereka sendiri di masa depan - sesaat sebelum kemudian maut misterius menjemput mereka satu per satu.

Review / Resensi:  
Satu setengah dekade kemudian sepertinya ialah momen keemasan bagi industri perfilman Jepang, terutama berkat film-film horror mereka. Sebut saja Battle Royale (2000), Ring (1998) dan Ju-on (2002). Dua judul film terakhir mungkin ialah judul film horror paling terkenal dan cukup sukses di remake oleh Hollywood. Dua film horror yang mungkin membuatmu ketakutan naik ke loteng dan melihat sumur. One Missed Call yang dirilis tahun 2003 memang kalah populer, namun bukan berarti film yang disutradarai oleh sutradara kontroversi Takashi Miike (salah satu karyanya ialah cult-movie Audition, yang sukses menciptakan saya mimpi jelek lewat 20 menit bab simpulan film) tidak berhasil menciptakan saya ketakutan (padahal saya nontonnya berdua lho). One Missed Call sendiri terbilang cukup sukses, terbukti alasannya ialah Hollywood juga meremakenya (walaupun remakenya terbilang gagal total) dan One Missed Call juga melahirkan 2 sekuelnya menyerupai Ring dan Ju-On.

Namun, jikalau boleh dikatakan yang menciptakan One Missed Call gagal dan hampir jatuh menjadi dagelan ialah alasannya ialah premisnya yang terdengar begitu menyerupai dengan Ring. Jika di Ring kutukan yang ada berupa videotape, maka One Missed Call menggunakan media handphone. Belum lagi One Missed Call memakai elemen yang begitu familiar buat kita yang sudah menonton Ring dan Ju-On, penampakan berupa wanita kurus berambut panjang yang memang sepertinya bagi Barat menyerupai plagiasi hantu, walaupun hantu wanita rambut panjang ialah semacam kultur budaya urban-legend bagi orang Asia (kita sendiri lebih sering menyebutnya kuntilanak). Elemen-elemen kemiripan itulah kemudian yang menciptakan One Missed Call terasa sekedar menggandakan para pendahulunya. But well,  this movie still works for me!

Walaupun One Missed Call memang terasa menyerupai dengan film J-Horror lainnya, namun One Missed Call adalah salah sedikit film hantu yang menciptakan saya takut ke toilet malam-malam. Jauh lebih angker daripada film-film horror Hollywood atau karya Stephen King, yang kemungkinan alasannya ialah penampakan di film-film horror Asia mempunyai unsur kedekatan dengan folk-lore hantu di sekitar kita. Jika di Audition, Takashi Miike memilih untuk menyampaikan basic story di bab awal - sehingga nyaris menciptakan saya ketiduran alasannya ialah adegan serunya gres muncul di simpulan film, di One Missed Call doi nggak pakai waktu usang untuk pribadi menciptakan kita melompat di kursi. Unsur menakut-nakutinya memang terasa familiar, bagaimana film dibentuk sesepi mungkin dan alur film yang bergerak lambat - menciptakan momen deg-degannya begitu dominan. Kemunculan hantunya sendiri terbilang sedikit, namun sangat efektif. Takashi Miike juga menyisipkan elemen sadisme yang menjadi kesukaannya.

Akan tetapi, hal lain yang menjadi kekurangan dari One Missed Call ialah kisahnya yang terasa ambigu, ngambang dan tidak jelas. Audition jelas mempunyai plot yang lebih kuat, sedangkan One Missed Call terasa menyerupai memiliki plot-hole yang sulit diabaikan. Ada sentuhan twist di bab risikonya yang tidak terasa terlalu mengejutkan, dengan ending menggantung yang niscaya bikin kita putus asa ketika sudah selesai menontonnya. Saya sendiri bukan pembenci ending yang ngambang, namun entahlah ending One Missed Call terlalu ambigu untuk dicerna. Naskahnya tidak terlalu kuat, terlalu banyak macam elemen kebetulan, agresi tokoh utama yang heroik tapi bodoh, unsolved mystery, dan wangsit bagaimana hantu memanfaatkan handphone sendiri gotong royong sudah terasa sedikit konyol.

Overview:
One Missed Call ialah khas J-Horror movie dengan semua elemen horror yang terasa familiar : alur film yang butuh kesabaran, dan penampakan wanita rambut panjang. Namun ramuan Takashi Miike ini masih tetap berhasil membuatmu ketakutan. Sayang, naskahnya sendiri tidak besar lengan berkuasa dengan plot yang tidak terang dan menghasilkan ending menggantung.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "One Missed Call (2003, Japan)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel