Inside Llewyn Davis (2013)


"I'm tired. I thought I just needed a night's sleep but it's more than that," - Llewyn Davis

RottenTomatoes: 94%
IMDb: 7,5/10
Metacritic: 92/100
NikenBicaraFilm: 4/5

Rated: R
Genre: Drama

Directed by Joel Coen, Ethan Coen ; Produced by Scott Rudin, Ethan Coen, Joel Coen ; Written by Joel Coen, Ethan Coen ; Starring Oscar Isaac, Carey Mulligan, John Goodman, Garrett Hedlund, F. Murray Abraham, Justin Timberlake ; Cinematography Bruno Delbonnel ; Edited by Joel Coen, Ethan Coen (as Roderick Jaynes) ; Production company Mike Zoss Productions, Scott Rudin Productions, StudioCanal ; Distributed by CBS Films ; Release dates May 19, 2013 (Cannes), December 6, 2013 (United States) ; Running time 105 minutes ; Country United States, France ; Language English ; Budget $11 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Bersetting tahun 1961, Inside Llewyn Davis bercerita ihwal musisi folk berjulukan Llewyn Davis (Oscar Isaac) dan hari-harinya yang kelam dan berantakan.

Review / Resensi :
Adakah yang lebih menarik perhatian saya selain musisi ganteng berjanggut tebal dengan gitarnya? And he isn't play some pop-mellow ass-shit song, but folk. Oh wait, even better, he has a fluffy yellow cat. Beard man, guitar, folk and cute cat. Jadi, hingga di sini saja film ini sudah punya formula lebih dari cukup untuk menarik perhatian saya.

Melalui semacam "biopik" tokoh fiktif berjulukan Llyewn Davis yang kabarnya terinspirasi dari musisi folk Dave van Ronk, Coen Brothers akan mengajak kita melihat satu ahad kehidupan tragis nan pahit-getir dari seorang musisi folk amatir dengan di tahun 1961. Bisa dikatakan ini yaitu versi musisi dari A Serious Man (2009) - yang juga disutradarai oleh dua bersaudara ini, dengan tone yang lebih kelam. Setelah partner bermusiknya mati bunuh diri, Llewyn Davis menyadari bahwa karir bermusiknya tidak berjalan sebaik yang beliau inginkan. Album solonya tidak laku, ia bangkrut, tidak punya rumah, dan hari-harinya dihabiskan menumpang dari rumah orang-orang yang dikenalnya. Kita diajak pula untuk mengenal Llewyn Davis secara lebih personal, sebagaimana yang dikatakan salah satu temannya Jean (Carey Mulligan( - bahwa ia yaitu King Midas's idiot brother - dimana setiap sesuatu yang disentuhnya menjadi berantakan. Llewyn Davis terang bukan orang yang visioner, tidak pernah berpikir panjang, dan ia terlalu besar kepala dalam bermusik - mencela orang-orang yang dianggapnya tidak anggun dalam bermusik (padahal ia bahwasanya juga tidak lebih baik), dan keras kepala untuk tidak mau bermain musik lagi dalam format duo atau trio. Coen Brothers ibarat membuat anti-hero pada sosok yang menjadi tokoh utama. Llewyn Davis mungkin bukan orang paling bajingan, namun terang ia juga bukan Mr. Nice Guy (- tega meninggalkan kucing di tengah jalan?!). 

Sebagaimana yang telah menjadi ciri khas dua bersaudara salah satu sutradara favorit saya ini, ada elemen black-comedy dan satir yang diberikan film ini (tapi tenang, tidak ada orang mati di film ini. Tepatnya, ini satu-satunya film Coen Brothers dimana tidak ada tokoh mereka yang mati). Walaupun begitu, unsur komedinya memang tidak dominan, malah tidak terlalu lucu. Hari-hari Llewyn Davis terang awut-awutan alasannya yaitu perangainya yang menyebalkan, namun terasa lebih aneh ketika ia kemudian bertemu orang-orang yang menambah tragis kehidupannya: penghuni Upper East yang entah bagaimana bisa berteman dengannya, teman-temannya Jim (Justin Timberlake) dan Jean (Carey Mulligan), hingga pemakai heroin yang suka membully (John Goodman) dan supirnya yang pendiam dan cool (Garret Hedlund).

Salah satu nyawa penting dari Inside Llewyn Davis yaitu musiknya, yang digarap oleh T. Bone Burnett. Folk. Buat kau yang tidak terlalu familiar dengan musik folk, maka bunyi syahdu Oscar Isaac dengan gitarnya menyanyikan Hang Me Oh Hang Me di bab awal, pada suasana sepi di sebuah club malam di Greenwich Village, dijamin akan menawarkan semacam orgasme pertama. Sebuah opening yang magis dan dengan baik menggambarkan film musik ini secara keseluruhan. Sejauh ini favorit saya yaitu apa saja yang dinyanyikan oleh Oscar Isaac (track terbaik yang patut didengarkan: Fare Thee Well (Dink's Song) yang dinyanyikan Oscar Isaac dan Marcus Mumford dari Mumford and Son). Menonton Inside Llewyn Davis ibarat mendengarkan satu album musik folk yang sendu di tengah ganas dan dinginnya ekspresi dominan cuek di New York. (Akan tetapi harus diakui folk-song terdengar hampir sama, saya saja sulit membedakan lagu-lagu Bob Dylan). Selain itu, Inside Llewyn Davis juga unggul dari segi teknis. Tidak hanya bisa menampilkan suasana retro awal tahun 60-an dengan baik, namun secara visual film ini juga begitu menawan dan indah. Tonenya gelap - cenderung berwarna biru gelap dan keabu-abuan, sangat sesuai dalam menggambarkan kisah yang suram, muram dan melankolis.

Oscar Isaac sebagai Llewyn Davis tampil sempurna. Tidak saja ternyata "mantan suami" Carey Mulligan di Drive (2012) ini bisa bermain gitar dan nyanyinya merdu, tapi penjiwaannya sebagai Llewyn Davis juga begitu pas. Ada aura getir sekaligus besar kepala pada aktingnya - dan itulah memang deskripsi yang tepat dalam menggambarkan huruf Llewyn Davis! Adalah kabar bangga ketika tahu bahwa doi akan bermain di X-Men: Apocalypse yang akan dirilis tahun depan (YES! Satu alasan lagi untuk saya menunggu X-Men: Apocalypse).

But somehow, harus diakui bahwa Inside Llewyn Davis kesulitan dalam memberikan maksudnya. At least for me. Hingga tamat saya tidak bisa mendapat garis besar dari apa yang bahwasanya hendak disampaikan oleh film ini. Perhaps because this movie is not driven by plot. Film ini hanyalah secuplik citra kehidupan hari demi hari seorang musisi amatir yang harus bekerja keras dalam mendapat kawasan layak dalam karir bermusiknya. Tanpa klimaks, film ini bahwasanya menjadi agak membosankan. Tampaknya juga film ini tidak bermaksud menjadi sebuah film dengan pesan yang optimis, terlepas dari bagaimana pesan dari ending yang kau dapatkan. Saya sendiri merasa bahwa Llewyn Davis yaitu salah satu dari BANYAK musisi amatir lainnya - yang harus berjuang kerja keras untuk mendapat perhatian masyarakat. Llewyn Davis maybe authentic and talented, but he is not Bob Dylan. And he is too cocky to realized that. This is bitter reality, but that's how world works. Ini bukanlah sebuah film optimis ihwal sebuah kerja keras yang mendatangkan kesuksesan - sebagaimana yang mungkin kau sering dengar dari seminar-seminar ala Mery Riana, ini yaitu kerja keras yang sayangnya tidak menghasilkan kesuksesan. But well, this is just my opinion - I know I'm such a pessimist!

Overview:
Inside Llewyn Davis is tragic, bitter, sad and humour-less story from Coen Brothers. Visual dan musik folknya begitu menawan, melengkapi mood film ini secara keseluruhan - membuat nuansa yang sendu, dingin, melankolis dan kelam. Oscar Isaac give a great performance, and sure he as Llewyn Davis is my definition of sexy guy. Akan tetapi harus diakui, kalau tanpa Oscar Isaac, musik folk dan kucing yang lucu, film ini sedikit terasa membosankan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Inside Llewyn Davis (2013)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel