The Double (2013)


".....And I can see the type of man I want to be versus the type of man I actually am and I know that I'm doing it but I'm incapable of what needs to be done. I'm like Pinocchio, a wooden boy. Not a real boy. And it kills me," - Simon James 

RottenTomatoes: 82% 
IMDb: 6,6/10
Metacritic: 68/100
NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: R
Genre: Comedy

Directed by Richard Ayoade ; Produced by Robin C. Fox, Amina Dasmal ; Written by Richard Ayoade, Avi Korine ; Based on The Double by Fyodor Dostoyevsky ; Starring Jesse Eisenberg. Mia Wasikowska, Wallace Shawn, Noah Taylor, Yasmin Paige, James Fox ; Music by Andrew Hewitt; Cinematography Erik Wilson ; Edited by Chris Dickens, Nick Fenton ; Production company, Alcove Entertainment, Film4, British Film Institute ; Distributed by StudioCanal UK (United Kingdom) ; Release dates 7 September 2013 (TIFF), 4 April 2014 (United Kingdom) ; Running time 93 minutes ; Country United Kingdom ; Language English

Story / Cerita / Sinopsis :
Simon James (Jesse Eisenberg), seorang pegawai di sebuah biro pemerintahan, terkejut saat bertemu dengan pegawai gres di kantornya - yang begitu menyerupai dengan dirinya, namun dengan kepribadian yang bertolak belakang. 


Review / Resensi :
Pernahkah kau merasa kepribadianmu begitu tidak menarik, sehingga kau punya keinginan besar lengan berkuasa untuk merubah dirimu sendiri - namun kau merasa kau tidak punya kemampuan untuk merubah dirimu? Lantas, apa jadinya bila kau bertemu doppelganger-mu, yang secara fisik sama denganmu - namun dengan kepribadian yang jauh berbeda - kepribadian yang kau inginkan ada pada dirimu? Tampaknya tema itulah yang hendak diobservasi Richard Ayoade, sang sutradara, melalui The Double, yang merupakan pembiasaan bebas dari novel klasik sastrawan Rusia Fyodor Dostoyevsky berjudul sama. 

Simon James (Jesse Eisenberg) yaitu seorang pecundang kesepian yang sejujurnya menyedihkan. Ia begitu submisif hingga tidak pernah berani mengutarakan pendapatnya dan kepribadiannya ini membuat orang-orang di sekitarnya tidak mempedulikannya - mulai dari rekan-rekan di kantornya, atasannya, sekuriti tempatnya bekerja, hingga Hannah (Mia Wasikowska), teman sekantornya yang disukainya. Selama 20 menit bab awal film, kita akan diajak mengenal Simon dengan kehidupan dan nasibnya yang begitu sial hingga ke tahap paling menyakitkan untuk ditonton. Alangkah terkejutnya kemudian saat ia kemudian bertemu dengan James Simon, pegawai di kantornya yang gres yang mempunyai fisik yang sangat menyerupai dengan dirinya, namun mempunyai kepribadian yang jauh berbeda dengannya - tipe alpha-male, funny, charming, dan sangat disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Ini terperinci membuat Simon frustasi, dan membuat hidupnya makin menyedihkan. 

The Double yaitu sebuah dark comedy dengan aura sureal yang kental. Richard Ayoade tidak memperlihatkan petunjuk yang realistis mengenai setting daerah dan waktu. Tidak ada lokasi yang jelas, bahkan para pemerannya memakai aksen yang berbeda-beda: American, British, hingga aksen Mia Wasikowska yang agak aneh. Belum lagi music soundtrack dari Jepang dan Korea (Blue Chateu by The Blue Comets, dan Sukiyaki by Kyu Yakamoto) - menambah aura unik dari film ini sendiri. Setting waktunya sepertinya ada di masa lampau, dengan properti dan wardrobe bernuansa vintage (*love Mia Wasikowska's costume, by the way). Dengan membuat dunia sendiri, maka Richard Ayoade mempunyai ruang gerak yang tidak terbatas dalam membuat karyanya menjadi sesuatu yang begitu surealis dan artistik. Jelas sekali bahwa Richard Ayoade begitu terinspirasi dari karya - karya abstrak David Lynch dengan sedikit sentuhan quirky dari Wes Anderson. Suasana kantor daerah Simon bekerja mungkin juga akan mengingatkanmu pada Brazil (1985) milik Terry Gilliam. 

Sebagai sebuah black comedy, Ayoade masih bisa memperlihatkan banyak unsur humor yang tetap memancing tawa. Karakterisasi Simon dan James ditonjolkan hingga ke titik pertentangan yang terasa berlebihan, membuat film ini terasa sedikit komikal. Karakter Simon yaitu protagonis yang bisa membuat kita merasa jatuh iba, namun sekaligus begitu menjengkelkan alasannya yaitu sifatnya yang sangat submisif. Sedangkan aksara James yaitu antagonis klasik yang bergairah serta manipulatif. Maka dipertemukannya kedua tokoh ini menjadi sesuatu yang sangat lucu untuk ditonton (like sitcom Two and a Half Men?). 

Saat sepanjang dua pertiga film kita akan dibentuk tertawa terbahak-bahak akan repetisi kesialan yang dialami Simon, maka nuansa humor di sepertiga bab simpulan film cenderung menjadi berkurang. Kisah bergulir menjadi lebih tragis dan depresif. Tidak ada twist di film ini (ini bukan Fight Club). Penyelesaian film ini terperinci berbeda dibandingkan dengan novelnya, namun bab endingnya tidak sebaik yang diciptakan Ayoade di bab awal film. Akibatnya, film ini tidak meninggalkan gagasan mendalam yang solutif selain sebuah penyelesaian yang absurd, dan sekedar melengkapi nuansa surealis yang dimiliki film ini secara keseluruhan.

Jesse Eisenberg harus diakui mempunyai range peran yang cukup terbatas yang tidak jauh-jauh dari tugas nerd. Namun tugas Simon yaitu tugas yang begitu sesuai dengan dirinya, dan Eisenberg bisa memperlihatkan performa terbaiknya selepas menjadi Mark Zuckerberg di The Social Network (2010). Tidak hanya bisa tampil tepat dalam memerankan aksara Simon, namun aktingnya juga sangat baik sebagai James (walaupun Jesse Eisenberg sebagai idola para perempuan sepertinya agak sedikit meragukan). Scene dimana keduanya berjalan bersama beriringan, dengan cara jalan yang berbeda, yaitu satu scene dimana Eisenberg bisa dengan baik memperlihatkan perbedaan aksara kedua tugas yang ia mainkan. Karakter Hannah yang diperankan Mia Wasikoswka yaitu aksara hangat yang juga sama kesepiannya, namun sayangnya tidak dieksplor terlalu dalam. And hey, I just know that this two stars is dating each other - this must be one of the sweetest couple in Hollywood beside Andrew Garfield and Emma Stone.   

Satu hal lagi yang menarik yaitu bila kau telah menonton karya Richard Ayoade sebelum ini, yaitu Submarine (2011) maka kau akan cukup terhibur mengetahui bahwa hampir semua pemain drama dan aktris di film itu ada di The Double. Mulai dari Sally Hawkins sebagai resepsionis, Yasmine Paige sebagai anak bos yang menyebalkan, Craig Roberts sebagai detektif muda, Paddy Considine sebagai pemain drama film sci-fi yang aneh, hingga Noah Taylor sebagai rekan kerja Simon. 

Overview:
The Double adalah sebuah black-comedy satir yang sangat menghibur. Richard Ayoade mampu memperlihatkan nuansa surealis dengan aksen vintage dan sinematografi yang menawan, semacam mengajak kita ke dunia lain yang terasing, sepi namun unik. Clealy he is one of the current most promising director. Jesse Eisenberg memperlihatkan salah satu akting terbaiknya, terutama alasannya yaitu ia memerankan dua aksara dengan kepribadian yang bertolak belakang. Sayangnya, bab simpulan The Double terasa tidak seseru bab awalnya.

THE ENDING:
- major spoiler ahead - 

So, you have watched it and it makes you confused? Well, you're not alone. Awalnya saya juga sama bingungnya. Tapi saya coba bikin analisa berdasarkan saya:

Pada bab simpulan film diceritakan bahwa Simon menyadari bahwa bila James terluka maka ia juga terluka. Jelas ini berarti keduanya mempunyai koneksi. Maka kemudian Simon melukai dirinya sendiri (yang artinya luka itu juga akan melukai James), kemudian memborgol James yang tidur di ranjangnya, kemudian melaksanakan bunuh diri dengan melompat dari jendela apartemen James. Simon masih bertahan hidup, sedangkan James mati. 

Sebelumnya, perlu disadari dulu bahwa The Double adalah semacam alegori dengan nuansa surealis, maka kau tidak bisa memaknai film ini secara harfiah. Ketika Simon menyadari bahwa bila James terluka ia mengalami luka yang sama, maka ini kemudian bukanlah sebuah twist yang memperlihatkan bahwa keduanya bahwasanya yaitu orang yang sama, dimana Simon berkepribadian ganda atau semacamnya. Ini bukan film Fight Club, dan twist "kepribadian ganda" sepertinya sudah teramat lama untuk dipakai kembali. Yang jelas, ini memperlihatkan bahwa keduanya mempunyai koneksi, yang kemudian mendorong Simon untuk bertindak berakal dan manipulatif. Ia tidak ingin lagi bagaikan boneka Pinokio yang digerakkan dengan tali. Ia ingin jadi - menyerupai yang dikatakannya kala dibawa dengan kendaraan beroda empat ambulans - kepribadian yang unik. Maka berbekal pengetahuan "cara bunuh diri tapi tidak mati" yang didapatnya dari detektif yang menanyainya kala ia melihat ada orang bunuh diri di seberang apartemennya, ia mencoba bunuh diri dengan cita-cita luka yang didapatnya akan dialami juga oleh James. Bedanya, Simon telah menelepon polisi dan ambulans sebelum bunuh diri sehingga ia bisa selamat, sedangkan James terborgol di ranjangnya - mati tanpa ada yang menolong. Intinya, Simon mencapai titik titik puncak dimana ia karenanya bisa bertindak sesuai apa yang dimauinya - ia menjelma James. 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "The Double (2013)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel