[Quick Review]: Honeymoon, Midnight In Paris, The Perks Of Being Wallflower & Boyhood

Yap, kalo mood nggak lagi sepakat banget tapi cukup sepakat dikit untuk nulis blog, maka quick review yaitu salah satu solusinya. Kebetulan saya selama beberapa ahad ini cukup nganggur untuk "menggarap" banyak film, namun tidak ada cukup waktu dan ide untuk menulis resensinya, sehingga saya menulis resensinya dalam format quick review. Mohon maaf kalo reviewnya agak semacam random.

HONEYMOON (2014)
RottenTomatoes: 70% | NikenBicaraFilm : 3,5/5


Starring : Rose Leslie, Harry Treadaway
Directed by : Leigh Janiak
Genre: Horror

Quick Review / Resensi singkat : 
Kabin di tengah hutan yaitu lokasi paling tepat untuk film horror, dan entah apa yang ada di pikiran Bea (Rose Leslie) dan Paul (Harry Treadaway) untuk menentukan bulan madu mereka di kabin milik Bea yang berada di kawasan terpencil di tengah hutan. Awalnya bulan madu mereka terasa hot dan romantis, hingga kemudian di tengah malam Paul menemukan Bea sleepwalking ke tengah hutan secara misterius, dan semenjak itulah Paul merasa ada yang gila pada diri istrinya. Honeymoon mungkin bukan film horror yang memperlihatkan sesuatu yang baru, ini menyerupai versi lain dari Invasion of the Body Snatcher, namun sebagai sebuah slow-budget film, Honeymoon cukup berhasil. Didukung performa prima kedua pemain film utamanya (yang by the way, Harry Treadaway so handsome in here, kinda remind me with Jim Sturgess), dan bagaimana Leigh Janiak sebagai sutradara sanggup membangun suasana mencekam sekaligus menegangkan - serta ada satu adegan simpulan yang cukup ancur, Honeymoon yaitu film horror yang cukup menjanjikan untuk ditonton.

MIDNIGHT IN PARIS (2011)
RottenTomatoes: 93% | NikenBicaraFilm : 4,5/5


Starring : Owen Wilson, Rachel McAdams
Directed by : Woody Allen
Genre: Drama

Quick Review / Resensi singkat : 
Midnight in Paris bercerita ihwal penulis Gil Pender (Owen Wilson) yang tengah berlibur ke Paris dengan tunangannya Inez (Rachel McAdams). Suatu malam, Gil tetapkan untuk berjalan-jalan sendirian di Paris, dan tiba-tiba menemukan ia berada di Paris di tahun 1920-an, dan bertemu dengan penulis dan seniman favoritnya. Saya kebetulan belum melahap semua film-film Woody Allen, sehingga belum mengenal betul karakteristik film-film Woody Allen yang seorang jago film rom-com ini. Film yang memenangkan Best Original Screenplay di Academy Award dan Golden Globe ini sepertinya yaitu ihwal obsesi Woody Allen terhadap Paris dan nostalgia, alasannya yaitu kebetulan film ini bercerita banyak ihwal itu. Naskahnya funny - khas Woody Allen, musik Jazz-nya catchy, pemandangan Parisnya menakjubkan, karakter-karakternya menarik - dan di luar dugaan Owen Wilson yaitu pemain film yang tepat untuk memerankan tokoh Gil Pender. Saya juga tidak terlalu familiar dengan nama-nama penulis dan seniman dari tahun 1920-an, tapi menyenangkan sekali melihat para penulis dan seniman berkumpul bersama, dan diperankan oleh pemain film & aktris ternama dengan deskripsi karakteristik yang sepertinya akurat.

THE PERKS OF BEING WALLFLOWER (2012)
RottenTomatoes: 93% | NikenBicaraFilm : 3,5/5



Starring : Logan Lerman, Emma Watson, Ezra Miller
Directed by : Stephen Chobsky
Genre: Drama

Quick Review / Resensi singkat : 
Disebut-sebut sebagai salah satu film coming-of-age terbaik di tahun 2012, namun entahlah, saya justru merasa The Perks of Being Wallflower yaitu teladan film yang overrated. Film bercerita ihwal Charlie (Logan Lerman) - seorang pendiam dan penyendiri, yang gres saja masuk ke SMA. Ia kemudian dekat dengan Patrick (Ezra Miller) dan Sam (Emma Watson), murid senior yang membawanya ke dalam dunia Sekolah Menengan Atas yang menyenangkan. Diangkat dari novel berjudul sama, film yang mengambil setting awal tahun 90-an ini bersama-sama bercerita ihwal banyak hal yang biasa dialami oleh remaja, mulai dari pencarian jati diri, bullying, persahabatan hingga cinta. Tapi entahlah, saya merasa sebagian kisah dan karakternya terlalu lebay, ceritanya tidak cukup fokus, dan saya tidak sanggup terseret dalam konflik yang ada. Untungnya The Perks of Being Wallflower didukung akting yang apik: Logan Lerman berperan dengan baik sebagai Charlie, Emma Watson mengatakan aura berbeda dari image-nya sebagai Hermione Granger (tapi saya merasa ia terlalu memaksakan diri, and she's too pretty to become an outsider), namun Ezra Miller-lah yang bermain paling baik. This is still a good movie, but better than good? I don't think so.


BOYHOOD (2014)
RottenTomatoes: 98% | NikenBicaraFilm : 4/5



Starring :Ellar Coltrane, Patricia Arquette, Ethan Hawke
Directed by : Richard Linklater
Genre: Drama

 Quick Review / Resensi singkat : 
Sebuah proyek ambisius bagi sutradara manapun untuk menciptakan sebuah film dalam waktu 12 tahun. Dengan pemain yang sama, film yang dinominasikan untuk Best Picture Oscar tahun ini bercerita ihwal kisah seorang anak pria Mason (Ellar Coltrane) yang kedua orang tuanya bercerai (Patricia Arquette dan Ethan Hawke). Melalui tahun demi tahun, kita menyaksikan Mason (dan sang aktor, Ellar Coltrane) tumbuh besar, serta bagaimana kehidupannya berjalan. Tidak semua berjalan indah, namun tidak semua berjalan buruk. Linklater mengatakan potret kehidupan yang jujur, natural dan realistis - dan inilah yang menjadi Boyhood begitu "hidup". Namun keunikan inilah yang justru menjadi salah satu boomerang, alasannya yaitu sebagian orang akan merasa film ini membosankan (termasuk saya, *sigh*). Ceritanya agak terlalu datar, tanpa klimaks, dan itu semua menciptakan saya sulit untuk mendapatkan film ini. Atau selera saya saja yang agak buruk. But is it anyone feel the same way out there? Or it is just me?


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "[Quick Review]: Honeymoon, Midnight In Paris, The Perks Of Being Wallflower & Boyhood"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel