Chappie (2015)


"I'm consciousness. I'm alive. I'm Chappie," 

RottenTomatoes: 32%
Metascore: 33/100
(*until 06/03/2015)
NikenBicaraFilm: (3/5)

Rated : R
Genre : Science Fiction, Action

Directed by Neill Blomkamp ; Produced by Simon Kinberg ; Screenplay by Neill Blomkamp, Terri Tatchell ; Based on Tetra Vaal by Neill Blomkamp ; Starring Sharlto Copley, Dev Patel, Watkin Tudor Jones, Yolandi Visser, Jose Pablo Cantillo, Sigourney Weaver, Hugh Jackman ; Music by Hans Zimmer ; Cinematography Trent Opaloch ; Edited by Julian Clarke ; Production company Media Rights Capital ; Distributed by Columbia Pictures ; Release dates March 6, 2015 (United States) ; Running time 120 minutes ; Country United States ; Language English

Story / Cerita / Sinopsis :
Di masa depan, sebuah robot dengan kecerdasan buatan, Scout, dipakai sebagai bab dari kepolisian dan membantu menurunkan tingkat kejahatan. Salah satu Scout kemudian diberikan pemrograman buatan oleh Deon (Dev Patel), yang kemudian diberi nama Chappie, sehingga mempunyai "kesadaran" selayaknya manusia. 

Review / Resensi :
Satu hal yang terang menjadi kesukaan Neill Blomkamp ialah dunia science-fiction. Selepas kesuksesan masif District 9 (2010), Neill Blomkamp sedikit tersandung ketika mendapat kritikan tajam dari para kritikus melalui filmnya wacana dunia dystopia Elysium (2013). Namun publik sepertinya masih menunggu - nunggu film berikutnya, dan Chappie boleh dibilang ialah salah satu film yang paling dinantikan tahun ini. Akan tetapi, rupanya Chappie belum dapat menunjukkan pembuktian bagi Neill Blomkamp bahwa kesuksesannya lewat District 9 bukanlah sekedar kebetulan. Menghadirkan sahabatnya yang selalu hadir di dua film sebelumnya, Sharlto Copley sebagai Chappie, Chappie tampil sekedar sebagai sebuah film entertain yang medioker, tanpa menunjukkan sesuatu lain yang lebih orisinil.

Ide robot yang mempunyai jiwa sesungguhnya bukanlah sebuah inspirasi baru, mungkin kau sudah pernah menontonnya lewat film Blade Runner (Ridley Scott, 1982) atau A.I. (Steven Spielberg, 2001). Ide ini ialah inspirasi yang menarik sebenarnya, menggantungkan kita kepada pertanyaan apa dan menyerupai apakah "jiwa". Chappie, terlepas dari tampilannya yang terbuat dari titanium, menjadi sebuah robot dengan "jiwa", dengan sifat-sifat selayaknya manusia. Dan ini ialah poin menarik alasannya ialah kaleng kosong itu dapat membuat kita merasa simpati, dan menghargai kaleng kosong ini selayaknya manusia. Mungkin inilah gagasan yang sesungguhnya hendak disampaikan Neill Blomkamp - yang sayangnya dalam film berdurasi 120 menit tidak tersampaikan dengan baik, tidak meninggalkan gagasan lebih dalam dan filosofis bagi penontonnya selain sekedar sebuah film yang menghibur.

Satu hal yang menjadi kelemahan utama berdasarkan saya ialah Chappie tidak mempunyai visi yang kuat. Tanpa adanya visi yang kuat, Chappie hadir menyerupai film yang kehilangan arah. Bagian awalnya mungkin terasa asyik dan mengingatkanmu akan District 9, namun seiring kehadiran Ninja dan gangsternya, kemudian tokoh Deon (Dev Patel) dan Vincent (Hugh Jackman), dongeng Chappie menyerupai berjalan campur aduk dan kebingungan. Chappie memang masih menghadirkan atmosfer yang menjadi ciri khas Neill Blomkamp - lingkungan yang kumuh dan tone keabu-abuan, namun filmnya sendiri berjalan amburadul, setengah-setengah, dan solusi dari problem yang ada terkesan asal-asalan. Chappie terasa nanggung di banyak hal, sebagai film komedi ia terlalu serius, sebagai film serius ia terlalu fun, sebagai film remaja ia sedikit kekanakan, dan sebagai film belum dewasa ia terlalu sadis.

Saya termasuk yang tidak menyukai film Neill Blomkamp sebelumnya, Elysium - bab awalnya berjalan baik, namun sanksi karenanya terasa easy dan cheesy, sehingga entahlah mungkin mood nyinyir itu sudah ada ketika saya masuk ke dalam teater bioskop, dan membuat saya sedikit kelewat banyak omong ketika menonton Chappie. Sulit sekali untuk mengabaikan plot hole di dongeng Chappie, bagaikan lubang menganga yang kemudian membuat jalinan ceritanya berjalan begitu konyol. Sebagai contoh, bagaimana mungkin perusahaan maju yang membuat robot canggih Scout tidak mempunyai tim sekuriti dan keamanan yang canggih? Apa iya sebuah robot yang sedemikian canggih hanya dipimpin oleh satu ilmuwan jenius yang menuntaskan semuanya dengan otaknya sendiri? Dan bagaimana dapat sebuah robot Chappie yang bahkan pada awalnya berlaku menyerupai bayi mendadak begitu bakir pada lima hari berikutnya? And the ending, arrghh so damn cheesy! Terlihat sekali bagaimana film Chappie mengabaikan hal-hal lain yang sesungguhnya penting. Dan menjadi penting, alasannya ialah nuansa realistis non-komikal yang coba dihadirkan Neill Blomkamp yang membuat semua yang terjadi harus terasa logis, sedangkan filmnya sendiri berjalan ngasal

Pemilihan Dev Patel sebagai tokoh sentral Deon yang membuat Chappie sendiri juga agak terasa janggal dan miscast. Apalagi saya justru merasa karakternya sangat annoying, sehingga sulit untuk merasa simpati terhadapnya dan saya malah mendoakan terjadi hal yang jelek pada dirinya. Hugh Jackman sebagai Vincent, tentangan Deon dalam membuat robot lainnya juga tampil sedikit awkward, terutama alasannya ialah sebagai ilmuwan doi lebih menyerupai wisatawan Australia dalam baju safarinya. Karakter - huruf ini juga hadir sekedar sebagai huruf protagonis dan antagonis, tanpa adanya pendalaman huruf yang kuat.

Untungnya secara visual dan efek, Chappie sangat menakjubkan. Jika kau menyukai agresi robot-robot, maka Chappie akan sangat menghiburmu, dan imbas robot Chappie sendiri sangat sempurna. Selain itu yang membuat Chappie juga sedikit terasa segar ialah kehadiran para gangsternya yang berbicara dalam dialek Afrika Selatan yang sangat kental, terutama huruf Ninja dan Yolandi - yang diperankan oleh Ninja dan Yolandi Visser dari duo hip hop Afrika Selatan Die Antwood. Cara berbicara Yolandi memang norak, and Ninja is too skinny to ignore, tapi kehadiran keduanya membawa atmosfer gres dan nuansa Harajuku pada film Chappie - yang membawa imbas signifikan pada mood film. Seandainya saja Neill Blomkamp lebih fokus membangun pondasi film berdasarkan huruf mereka, alih-alih memasukkan huruf "normal" Deon dan Vincent, dapat jadi Chappie akan terasa lebih fun dan orisinil.

 Overview:
Chappie mungkin akan menghiburmu dari segi imbas dan visual, namun sebaiknya kau tidak berharap lebih banyak. Neill Blomkamp melaksanakan kesalahan yang pernah dilakukannya lewat Elysium, dan kembali menghadirkan sebuah narasi yang klise, asal-asalan dan tidak logis. Sebagai sebuah robot yang seolah mempunyai jiwa, film Chappie sendiri nyatanya tidak berjiwa, dan tidak menunjukkan gagasan mendalam mengenai sebuah inspirasi yang sarat muatan filosofis. Karakter Dev Patel sangat mengganggu, dan Hugh Jackman menyerupai orang Australia yang berlibur ke Afrika. Untungnya kehadiran Ninja dan Yolandi Visser membuat Chappie lebih menarik dan berwarna.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Chappie (2015)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel