It Follows (2015)


"It could look like someone you know or it could be a stranger in a crowd. Whatever helps it get close to you,"

RottenTomatoes: 96%
IMDb: 7/10
Metacritic: 83/100
NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: R
Genre: Horror

Directed by David Robert Mitchell ; Produced by Rebecca Green, Laura D. Smith, David Robert Mitchell, David Kaplan, Erik Rommesmo ; Written by David Robert Mitchell ; Starring Maika Monroe, Keir Gilchrist, Daniel Zovatto, Jake Weary, Olivia Luccardi, Lili Sepe ; Music by Disasterpeace ; Cinematography Mike Gioulakis ; Edited by Julio C. Perez IV ; Production company Animal Kingdom, Northern Lights Films, Two Flints ; Distributed by RADiUS-TWC ; Release dates May 17, 2014 (Cannes), March 13, 2015 (United States) ; Running time 100 minutes ; Country United States ; Language English ; Box office $17.7 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Setelah bekerjasama seks dengan kekasihnya, Jay (Maika Monroe) terkena semacam "kutukan" dimana dirinya akan diikuti oleh sesosok misterius (it) yang akan membunuhnya. 

Review / Resensi :
Sebelumnya, mungkin perlu saya umumkan terlebih dahulu betapa AWESOME-nya film ini! Ini bukan reaksi berlebihan, but surely It Follows is one of the greatest horror of this decade!  I love horror movies, karena film horror cenderung ringan, fun dan ga pakai mikir, namun sensasinya luar biasa. Tapi memang tidak banyak film horror berkualitas akhir-akhir ini, mungkin alasannya yakni formula dan rumus yang dipunya film horror kebanyakan sudah kelewat busuk dan usang. The Conjuring dan Insidious yang disebut sebagai salah satu film modern-horror paling menakutkan ketika ini, tidak memperlihatkan saya stimulus horror yang saya harapkan. The Babadook (2014) kabarnya menakutkan juga, kebetulan saya belum nonton, nunggu ada teman nonton (saya pecinta film horror, tapi tetep aja ga berani nonton sendirian....). Maka kemudian It Follows, yang tayang premiere di Cannes Film Festival 2014 dan gres rilis awal tahun 2015 yakni sebuah film horror indie yang tidak disangka-sangka berhasil memuaskan dahaga pecinta film horror - termasuk saya! Dengan premis yang bekerjsama terbilang sangat cheesy dan ibarat versi abal-abal dari film Ring (kena kutukan sesudah berhubung seks), David Robert Mitchell bisa membawakan It Follows menjadi film horror yang berhasil memenuhi tugasnya sebagai film horror: menakut-nakuti penonton.


Apa yang bekerjsama David Robert Mitchell lakukan di sini bekerjsama bukan sesuatu yang revolusioner di dunia film horror. Tokoh utama sampaumur perempuan, simpulan hidup misterius, agresi kejar-kejaran dengan sosok pembunuh yang bekerjsama berjalan "santai", setting suburban yang sepertinya yakni lokasi paling ideal di sebuah film horror - itu semua bukan hal yang baru. Namun David Robert Mitchell bisa memaksimalkan potensi itu semua dengan sebaik-baiknya, tanpa menyia-nyiakan ruang kosong untuk sebuah kekonyolan yang menurunkan kadar ketakutan penontonnya. It Follows tidak terlalu mengandalkan adegan jump-scare serta adegan jerit-jeritan sang tokoh utama perempuan, namun lebih fokus dalam membuat atmosfer dan ambience yang menegangkan dan penuh kecemasan tinggi. Di sinilah It Follows bermain (dengan sangat baik), sampai bisa membuat penonton berdebar-debar (dengan senang), memperlihatkan kita efek anxiety disorder dan paranoid serupa yang dialami tokohnya yang terkena kutukan menakutkan itu. Gaya penceritaan yang terasa lambat, pelan dan membosankan dengan sentuhan tone yang kelam dan gelap sesungguhnya yakni metode yang sangat efektif dalam mendukung nuansa ketegangan yang ingin dibangun.  Setiap kemunculan "it"nya juga kemudian dilakukan dengan sangat berkelas, efektif, dan oh maan... so scary! Penampakan hantunya (yang biasanya terasa garing alasannya yakni imbas make-up yang lebay) juga sangat menakutkan dan membuat bulu kuduk merinding.

It Follows yang kabarnya berasal dari mimpi jelek sang sutradara mungkin akan mengingatkanmu pada film-film horror lawas sekitar tahun 70-80an, sebagai teladan Halloween (1979). I'm not familiar with that era (saya aja gres lahir simpulan 80-an), tapi memang It Follows sedikit banyak mengingatkan saya dengan film garapan sutradara Stanley Kubrick yang diangkat dari novel Stephen King: The Shining. Salah satu cult horror klasik favorit banyak orang. Terutama dari bagaimana cara David Robert Mitchell membangun filmnya dengan gaya bercerita yang lambat, serta membuat suasana yang sepi nan mencekam. Selain itu juga pilihan David Robert Mitchell melalui wide-angle lense nya yang membuat lansekap memanjang yang luas, yang membuat penonton sibuk memindai pemandangan di layar perihal sosok "it" yang akan muncul. 

Mungkin alasannya yakni memang terinspirasi dari film-film klasik tahun 70-80-an, David Robert Mitchell tidak dengan gamblang menjelaskan setting waktu yang diberikan. Memang cewek berjulukan Annie di potongan awal film menggunakan handphone, dan Yara, teman Jay membaca semacam e-book melalui sebuah alat serupa bedak compact, namun David Robert Mitchell juga begitu kental memasukkan nuansa retronya. Lihat saja mobil-mobil yang dipakai antik, televisinya lawas, film yang diputar di TV yakni film jadul hitam putih. Ditambah lagi dengan backsound music syntethizer dari Disasterpeace yang tidak hanya mendukung atmosfer kecemasan tingkat tinggi, namun juga berhasil menimbulkan nuansa retro yang dimiliki It Follows makin kental dan asyik. Didukung dengan sinematografi yang juga cantik, It Follows tidak hanya sekedar film seram, tapi juga film yang super cool dan stylish.  

Anyway, jika kau bertanya-tanya siapa dan apakah sesungguhnya "it" yang membuntuti sang tokoh utama, maka It Follows tidak akan memberikanmu jawaban. Kabarnya, tanggapan ini akan diberikan melalui sekuelnya yang sudah ada rencana untuk dikerjakan dengan tetap memasang Maika Monroe sebagai tokoh utama. Ini jadi agak mengkhawatirkan sih, alasannya yakni bukankah yang paling seru yakni rasa ingin tau itu sendiri? Dan bila nanti teka - teki rahasianya mulai terkuak, dan jawabannya ternyata tidak memuaskan, bukankah itu akan menjadi boomerang tersendiri? 

Overview :
It Follows yakni salah satu film horror-modern yang sangat sukses dalam menyenangkan dan memuaskan pecinta film horror. Dengan metodenya yang bekerjsama sangat klasik, David Robert Mitchel mempresentasikan It Follows menjadi suguhan film horror yang tidak hanya menyeramkan, namun juga artistik, retro, berkualitas dan asyik. Kekuatan utamanya ada pada bagaimana It Follows berhasil membuat atmosfer yang terasa mencekam dan menegangkan, sekaligus efektif ketika hasilnya berhasil mewujudkan penampakan "it"nya. Selain itu, It Follows yakni film horror yang cocok dipakai sebagai edukasi akan ancaman seks bebas. Ini mungkin terdengar agak basi, but please know your sex-partner, sweety.  

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "It Follows (2015)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel