Laggies (2014) (3/5)


"You can't keep putting aside what you want for some imaginary future. You've gotta suck it up and go with you gut," 

RottenTomatoes: 69% | IMDb: 6,4/10 | Metacritic: 63/100 | NikenBicaraFilm: 3/5

Rated: R
Genre: Drama

Directed by Lynn Shelton ; Produced by Kevin Scott Frakes, Steve Golin, Alix Madigan, Myles Nestel, Raj Brinder Singh, Rosalie Swedlin ; Written by Andrea Seigel ; Starring Keira Knightley, Chloë Grace Moretz, Sam Rockwell, Kaitlyn Dever, Jeff Garlin, Ellie Kemper, Mark Webber ; Music by Benjamin Gibbard ; Cinematography Benjamin Kasulke ; Edited by Nat Sanders ; Production company Anonymous Content ; Distributed by A24 ; Release dates January 17, 2014 (Sundance), October 24, 2014 (United States) ; Running time 99 minutes ; Country United States ; Language English ; Box office $1.8 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Setelah tiba-tiba dilamar kekasihnya dan melihat sang ayah berselingkuh, Megan (Keira Knightley) melarikan diri dari kehidupannya dengan menumpang tinggal di rumah Annika (Chloe Grace Moretz), seorang remaja SMA,yang tinggal dengan ayahnya Craig (Sam Rockwell).

Review / Resensi :
Laggies sedikit banyak akan mengingatkan saya dengan Frances Ha (Noah Baumbach, 2012), terutama alasannya temanya kurang lebih serupa: sebuah kisah coming of age ihwal wanita berusia final 20-an yang sedang berusaha mencari tujuan, jalan hidup dan jati diri. Tema yang sangat menarik, terutama alasannya saya berada di situasi yang sama. Di Laggies, kisah ini dibawakan melalui huruf Megan (Keira Knightley), yang tidak bisa move on dari kehidupan happy-nya jaman muda. Megan terperinci bukanlah sosok pekerja keras dan nyaris tidak punya antusiasme pada bidang tertentu, namun ia tetaplah huruf yang santai dan menyenangkan. Pada hasilnya Megan dihadapkan pada kenyataan bahwa ia merasa tidak lagi mengenal sahabat-sahabatnya jaman SMA, panik alasannya dilamar oleh kekasih jaman SMA-nya, dan diperparah dengan sebuah kenyataan jelek ihwal perselingkuhan ayahnya - sampai mendadak ia berada di situasi gres dimana ia harus berusaha mengendalikan hidupnya.

Sebenarnya Laggies punya tema yang menarik untuk dibahas dan digali lebih dalam (apalagi saya merasa saya punya problem yang hampir sama dengan apa yang dialaminya!), namun sayangnya sesuatu yang seharusnya menjadi konflik dan titik puncak dari problem yang dihadapi Megan malah terasa membosankan dan predictable. Sejujurnya, alur film sehabis pertemuan Megan dengan Annika (Chloe Grace Moretz) yang seharusnya menjadi katalis dari kehidupannya yang mulai amburadul, justru terasa tidak memperlihatkan efek yang menggigit. Apa yang dilakukan Noah Baumbach di Frances Ha memang juga terasa datar, but I still get his point. Terutama alasannya Frances Ha memang berupaya menampilkan pengemasan yang sederhana namun bermakna. Tapi bagi saya Laggies yang memasang nama-nama mainstream macam Keira Knightley, Chloe Grace Moretz, dan Sam Rockwell  berada pada zona film terkenal yang seharusnya klimaksnya bisa dibentuk lebih dramatis dan nendang. Okelah bila memang konflik hendak dibentuk sederhana, namun harusnya sang sutradara, Lynn Shelton bisa menampilkan momen-momen yang berkesan dan agak spesial. But then I feel Zzzzzzzzz... 

Dengan konflik yang terbilang terlalu datar, saya juga kemudian merasa bahwa penyelesaiaannya juga terasa terlalu simpel dan predictable. Akibatnya, film ini seperti tidak mempunyai nilai budbahasa yang kuat. Megan did something wrong, but people tend to forgive her easily. Dan tanggung jawab menjadi cendekia balig cukup akal yang seharusnya ia terima hasilnya malah terasa bahwa Megan kelihatannya tidak memetik pelajaran sama sekali. Dan menyerupai biasa, saya tidak pernah terlalu menyukai konsep "cinta-satu-malam", dimana bagi saya mengasihi seseorang yang gres kita kenal dalam waktu sebentar, bagi saya bukanlah cinta - tapi tak lebih faktor emosional aja. Bukankah yang memperlihatkan itu cinta atau tidak yakni waktu? (ah, saya jadi romantis dikit lah). Hadirnya Sam Rockwell sebagai duda hot memang yakni godaan yang sulit ditolak, apalagi kalau kau semenarik Keira Knightley, namun mengorbankan kekasih hanya untuk one-week-fling bagi saya yakni langkah yang terlalu tolol. (Haha, ini spoiler yaa.. tapi sudahlah, saya yakin kau niscaya sudah bisa menebaknya sejak pertama).   

Untungnya Laggies didukung oleh Keira Knightley dan Sam Rockwell yang memang tidak tampil brillian, namun masih cukup menyenangkan untuk ditonton. Terutama (tentu saja) Sam Rockwell yang tampil sebagai single hot ( I should bold the 'hot' word) dad yang kece, sarkastik dan (tetap) kebapakan. Sounds too goo to be true. Saya mau donk lelaki begini satu.

Overview :
Bukan sebuah film yang buruk, namun dikatakan manis juga tidak. Temanya bahu-membahu sudah cukup menarik, because I think many people in my age feel the same way like Megan (we want to grow up, but we just don't know how). Namun pengembangan ceritanya terasa terlampau datar dan kurang menarik, dengan penyelesaian yang telalu sederhana dan mudah. Untungnya Laggies punya Keira Knightley dan Sam Rockwell yang bisa menghidupkan 2 huruf utama dengan cukup memikat. 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Laggies (2014) (3/5)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel