Faults (2015)


Fault is a fracture. It's a place where pressure builds until it releases 

RottenTomatoes: 89% | IMDb: 66/100 | Metascore: 70/100 | NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: R
Genre: Thriller, Mystery & Suspense

Directed by Riley Stearns ; Produced by Mary Elizabeth Winstead, Keith Calder, Jessica Wu ; Written by Riley Stearns ; Starring Leland Orser, Mary Elizabeth Winstead, Chris Ellis, Jon Gries, Lance Reddick, Beth Grant ; Music by Heather McIntosh ; Cinematography Michael Ragen ; Edited by Sarah Beth Shapiro ; Production company Snoot Entertainment ; Release dates March 9, 2014 (SXSW), March 6, 2015 (United States) ; Running time 93 minutes ; Country United States ; Language English

Story / Cerita / Sinopsis :
Ansel Roth (Leland Orser), seorang penulis dan cult specialist, diminta untuk 'menyelamatkan' Claire (Mary Elizabeth Winstead) yang merupakan pengikut suatu sekte berjulukan Faults. 

Review / Resensi :
Setelah It Follows (2015) yang menjadi salah film indie paling hits tahun ini, maka aku ingin menyampaikan bahwa Faults juga menjadi salah satu film indie tahun ini yang wajib kau tonton. Menjadi debut penyutradaraan Riley Stearns yang belakangan aku gres tahu bahwa doi suami Mary Elizabeth Winstead yang juga bermain di sini, Faults diproduseri oleh Keith Calder dan Jessica Wu yang sebelumnya menjadi produser film slasher You're Next (2011) dan thriller The Guest (2013) yang juga indie hits pada jamannya. Walaupun memang tidak sekeren It Follows (keduanya juga memang bukan berada di genre yang sama, walaupun secara visual keduanya sama-sama menyampaikan aura vintage yang kental), namun Faults menjadi karya debut yang menjanjikan bagi sutradara Riley Stearns. Entah kenapa, gaung Faults memang tidak terlalu terdengar, but overall I like it!

Faults dimulai dengan aura black-comedy yang terasa halus. Sebagian besar orang biasa membandingkannya dengan nuansa komedi Coen Brothers yang penuh kesatiran. Ironi ini ditampilkan lewat abjad Ansel Roth (Leland Osler) yang menjadi referensi orang gagal. Ia yaitu seorang penulis dan hebat dalam bidang cult (bahasa Indonesianya: sekte), yang kata-kata ajaibnya sebagai pembicara yaitu "free-will" bahwa setiap insan bisa membebaskan dirinya dari dampak basuh otak orang lain. Karirnya yang sempat sukses kemudian terjengkang jawaban suatu insiden (nonton sendiri ya kalau mau tahu apa), dan membuatnya kehilangan semua yang pernah ia raih: karirnya, uang, sampai istrinya. Kebebasan berpikir yang dibicarakannya nyatanya tidak bisa ia terapkan sendiri dalam kehidupannya yang terbelit hutang dan rasa hina. Sampai akhirnya, jawaban iming-iming imbalan uang yang dibutuhkannya, ia kemudian mengambil resiko untuk melaksanakan pemograman ulang otak kepada seorang gadis yang terlibat sekte. Dan ketegangan pun dimulai...

Dimulai dengan black-comedy, seiring berjalannya film, Riley Stearns yang juga menggarap naskahnya kemudian lebih bermain ke arah thriller. Aura ketegangan ini begitu berpengaruh terasa seiring dengan interaksi yang mulai terjadi antara Ansel dan Claire, dimana penonton juga perlahan berusaha menebak-nebak kemana arah film akan bergulir, serta rasa ingin tau penonton ihwal apa dan bagaimana sebetulnya sekte Faults yang diikuti oleh Claire. Hanya melalui satu lokasi: sebuah kamar motel, Riley Stearns dengan cerdas memanfaatkan nuansa tenang dengan sedikit backsound samar-samar dalam membangun ketegangan yang terasa mencekam. Belum lagi dengan kejadian-kejadian yang aneh, hawa canggung yang janggal dari Claire juga kedua orang tuanya, serta sedikit aroma psychedelic sureal ala David Lynch, mengakibatkan sisa Faults begitu menarik untuk disaksikan. Really, thriller adalah genre favorit saya, dan Riley Stearns memainkan Faults dengan baik.

Selain menerormu secara psikologis, Faults juga menyampaikan sedikit wawasan mengenai bagaimana seseorang bisa tercuci otaknya sampai bisa bergabung ke sebuah sekte. Yap, pada seseorang yang kelewat depresif, otakmu bisa teracuni dengan sangat mudah. Sebuah hal sesat akan terasa masuk logika dan bisa dianggap menjadi jalan keluar. Saya tidak sekedar membicarakan ihwal sekte - sekte gila saja, tapi juga metode yang dipakai oleh training spiritual, contohnya ESQ - yang membuatmu murung parah, kemudian kemudian menjejali otakmu dengan advis - advis yang (untungnya) baik. Faults akan dengan baik menyampaikan citra yang cukup realistis mengenai hal ini. Twist di endingnya memang bukan sebuah twist yang sangat brilian, beberapa orang malah bilang bahwa twist-nya agak merusak tone film dan gampang ditebak, namun tetap saja aku tidak menyampaikan itu yaitu ending yang buruk.

Tidak familiar dengan Leland Orser sebelumnya, namun aktingnya sebagai Ansel Roth di sini sangat impresif. Leland Orser dengan baik bisa mempertontonkan banyak momen depresif yang menciptakan kita jatuh iba dan simpati kepada abjad Ansel Roth. Mary Elizabeth Winstead tampil anggun dan menawan (as usual), sekaligus menyampaikan aura misterius yang tipe misteriusnya berbeda dengan aktingnya sebagai si cewek cool berambut biru Ramona di Scott Pilgrim (2009). Saya juga menyukai desain properti dan sinematografi Faults yang terasa klasik dan bernuansa vintage 80-an, walaupun setting waktu film ini sendiri tidak jelas.

Overview:
Sebuah thriller yang cukup mencekam, dengan sedikit bumbu-bumbu misterius - lengkap dengan nuansa klasik vintage yang kental. Sedikit sentuhan black-comedy juga memperkaya Faults, tanpa menurunkan level keseriusan film ini sendiri. Leland Orser dan Mary Elizabeth Winstead juga mempertontonkan akting yang tidak mengecewakan. Sebuah karya debut penyutradaraan yang cukup baik dari Riley Stearns.

*Anyway, aku suka banget sama poster artsy Faults di atas.
Sedikit banyak menjelaskan film ini sendiri.
Sulit untuk tidak ditampilkan di blog ini.



Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Faults (2015)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel