Suicide Squad (2016) (2,5/5)


We're bad guys, it's what we do.


RottenTomatoes: 27% | IMDb: 7,4/10 | Metacritic: 41/100 | NikenBicaraFilm: 2,5/5

Rated: PG-13
Genre: Action & Adventure, Fantasy

Directed by David Ayer ; Produced by Charles Roven, Richard Suckle ; Written by David Ayer  ; Based on Characters from DC Comics ; Starring Will Smith, Jared Leto, Margot Robbie, Joel Kinnaman, Viola Davis, Jai Courtney, Jay Hernandez, Adewale Akinnuoye-Agbaje, Ike Barinholtz, Scott Eastwood, Cara Delevingne ; Music by Steven Price ; Cinematography Roman Vasyanov ; Edited by John Gilroy, Michael Tronick ; Production company DC Entertainment, RatPac-Dune Entertainment, Atlas Entertainment ; Distributed by Warner Bros. Pictures ; Release dates August 1, 2016 (Beacon Theatre), August 5, 2016 (United States) ; Running time 123 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $175 million 

Story / Cerita / Sinopsis:
Bersetting paska ajal Superman, Amanda Waller (Viola Davis) berniat membentuk Task Force X yang beranggotakan para anggota kriminal untuk membasmi kejahatan. 

Review / Resensi:
Salah satu film superhero paling dinantikan tahun ini mungkin yakni Suicide Squad. Hype-nya yang dapat nandingin mungkin cuma Deadpool. Ya, kelihatannya semua orang lagi cari jagoan gres yang sedikit nakal, bukan tipe jagoan manis semacam Peter Parker. Tapi, hype yang kelewat tinggi - berkat marketing strategic yang oke, plus pula trailernya menjanjikan - menjadi senjata makan tuan ketika pada kenyataannya Suicide Squad mengecewakan. Major disappointment. Rotten Tomatoes menawarkan skor cuma 39% pada ketika awal-awal perilisan (pas saya nulis ini malah tinggal 27%), menciptakan fans DC lebih kalang kabut dibandingkan pihak studio, hingga bahkan ada sebuah petisi meminta Rotten Tomatoes ditutup sebab dianggap terlalu memihak Marvel. Ya, skor film-film dari Marvel Cinematic Universe (MCU) rata-rata di atas 80%, sementara saingannya DC Extended Universe (DCEU) sejauh ini belum dapat bikin film yang bagus. At least itu sudah dibuktikan lewat Man of Steel (55%) yang membosankan, dan Batman V Superman : Dawn Of Justice (27%) yang berantakan. Yeah, I know David Ayer has some good playlist song (soundtracknya emang oke, mulai dari "House of The Rising Sun", "Seven Nation Army", "Sympathy For The Devil", walaupun kadang penempatan lagunya terasa berlebihan), but this movie is such a mess.

Tagline-nya berbunyi "Worst. Heroes. Ever", umh.. sounds promising. Agen Amanda Waller (Viola Davis) membentuk sebuah satuan kiprah yang terdiri dari orang-orang kriminal yang "kebetulan" sudah ditangkapin di penjara khusus di Louisiana. Anggotanya antara lain Deadshot (Will Smith), pembunuh bayaran yang jagoan nembak orang, Harley Quinn (Margot Robbie), pacar Joker (Jared Leto) yang sama psycho dan lethal-nya dengan sang kekasih, Diablo (Jay Hernandez), insan super yang dapat ngeluarin api yang mendadak tobat sebab merindukan keluarganya, Captain Boomerang (Jai Courtney), orang Australia yang mahir mencuri, Killer Croc (Adewale Akinnuoye-Agbaje), sang monster insan buaya, dan Rick Flagg (Joel Kinnaman) yang bertindak jadi pemimpin pasukan. Sebuah bencana misterius terjadi di Midway City - yang sepertinya tanggapan ulah sang villain, Enchantress (Cara Delavingne), dan Waller terpaksa mengirim satuan kiprah Suicide Squad itu untuk mengatasi perkara yang ada.

Oke, Salah satu hal yang saya suka dari DC yakni atmosfernya yang terasa gritty, kelam, dan realis. Bandingkan dengan Marvel yang lebih terasa fantasi. Jelas Zack Snyder menawarkan imbas besar pada keseluruhan universe DC, dan atmosfer itu masih terbawa dari segi visual di Suicide Squad yang terasa kelam dengan aksen neon-punk yang keren. Tapi atmosfer kelam dan realis itu menuntut film untuk setidaknya menawarkan kedalaman cerita, sesuatu yang terasa lebih orisinal, dapat jadi filosofis, dan sedikit dapat ditanggapin serius. Ya, hal yang sudah dilakukan Christoper Nolan lewat The Dark Knight. Ada bedanya antara film yang kompleks dan mbulet. Nah, Suicide Squad ini berusaha kompleks, tapi jadinya failed. Kontradiksi antara insan jahat dan insan baik seharusnya punya gagasan yang dalam, tapi gagal dihukum dengan baik oleh Ayer. Demikian dengan plot dan narasi yang berdasarkan saya selain klise dan simpel ditebak, juga terasa berlubang dan konyol dimana-mana. Saya lebih merasa BvS biar gagal dan sama berantakannya, tapi setidaknya filosofisnya dapat lebih dapet. 

Kesalahan paling fatal bergotong-royong ada pada karakterisasi. Suicide Squad yakni perihal sekumpulan orang jahat, tapi sepertinya David Ayer tidak tahu gimana sesungguhnya tabiat orang jahat. Oke, mungkin yang Ayer lakukan yakni mencoba menjadikan simpati penonton biar dapat memahami para protagonis di sini, namun cara yang ia lakukan di sini berlebihan. They're bad people, but they're just like drama-queen. How can bad people acted and think like a normal person? Is this some "just because we do bad things, doesn't mean we're bad people?" shit thing? Oh well that's lame. Terlalu banyak abjad mungkin memang menjadi perkara tersendiri bagi Ayer, dan ia mencoba fokus pada abjad Deadshot dan Harley Quinn. Tapi alhasil abjad lain terasa useless dan terbuang percuma. Contoh Captain Boomerang, Katana, dan Killer Croc yang terasa "ada-dan-tiada-sama-saja". Andil Captain Boomerang palingan ngomong logat Aussie doank, belum lagi abjad Slipknot yang berakhir konyol. Fokus ke hanya beberapa abjad boleh saja, tapi harusnya Ayer dapat menghadirkan momen yang besar lengan berkuasa untuk menceritakan sekilas abjad lain yang menjadi anggota penuh Suicide Squad. Saya coba membandingkan dengan Guardian of The Galaxy (2014), yang setiap abjad dapat punya momen yang walaupun tidak sama banyak, tapi dapat memberikan karakterisasinya dengan kuat, atau bahkan kemunculan Wonder Woman yang cuma sebentar di BvS tapi punya momen powerful yang cukup kuat.

Saya mungkin termasuk yang tidak menyukai apa yang dilakukan David Ayer di film-drama perang Fury (2014) (because it's cliche), tapi seenggaknya Fury punya momen intens yang menarik. Nah, Suicide Squad ini kekurangan momen intens yang kuat, dan action sequence-nya ga dapat dibilang bagus. Pertarungan di second act terasa datar dan tidak menghasilkan keringat, demikian pertarungan di third act yang simpel ditebak. Villain-nya terutama terasa meh dan kekurangan motivasi yang besar lengan berkuasa (oh yeah, you want to destroy the world because you don't like human?), dan bergotong-royong si villain ini tidak terlalu mengancam banget. 

Penyelamat Suicide Squad dapat dibilang yakni abjad Harley Quinn (Margot Robbie) yang fenomenal. She's definitely stole the show, sebagian mungkin sebab ia sexy dan cuma pake kaos dan celana dalam. Tidak hanya ia punya background story yang cukup jelas, tapi karakternya juga besar lengan berkuasa dan dapat dibawakan oleh Margot Robbie dengan sangat menarik. She is perky, crazy, and sexy - cocok buat fantasi fans cowok. Harley Quinn just like Joker from The Dark Knight. Deadshot (Will Smith) juga merupakan abjad lain yang cukup cool, walaupun si Deadshot ini kurang unsur jahat lah kalo berdasarkan saya. Sebenarnya yang beneran kriminal dan oportunis yakni abjad Captain Boomerang (Jai Courtney), yang sayangnya nggak punya kiprah apa-apa bagi tim. And then Joker..... Jared Leto punya beban berat untuk dapat menggantikan bagaimana fenomenalnya Heath Ledger memerankan Joker, yang bahkan menciptakan semua lebih ngefans Joker dibanding Batman sendiri. Dan berdasarkan saya Jared Leto gagal, sebab karakternya terlalu lebay hingga jatuhnya malah annoying af. He is still psychotic, tapi malah kesannya jadi kayak badut dan gag kelihatan cerdas. Dan kemudian saya bermasalah dengan Cara Delavingne. Entahlah, saya tidak pernah menganggap Cara Delavingne adalah aktris yang bagus, dan apalagi untuk jadi villain perempuan yang besar lengan berkuasa begini ia terang belum kredible. Belum lagi kostum bikininya yang konyol. 

Overview:
They said it's about bad people, but in reality Suicide Squad is about love love and love. David Ayer gagal dalam menawarkan sebuah film perihal anti-hero, sebab kayaknya ia kebingungan gimana caranya jadi orang jahat dan nakal. Untuk film yang premisnya perihal sekumpulan pelaku kriminal yang keren, sanksi David Ayer jelas banyak melaksanakan kesalahan. Ceritanya klise, medioker, plot hole dimana-mana, ada banyak kisah yang terasa konyol, dan terlalu banyak drama. Suicide Squad kekurangan momen intens, villainnya gag jelas, dan bahkan action sequence nya garing. Penyelamat Suicide Squad adalah the only one Margot Robbie as Harley Quinn. Semua unsur seru, lucu dan kesenangan pada Suicide Squad sebagian besar berasal dari Harley Quinn.



.....
Anyway, film ini boleh buruk. Tapi sebagaimana yang terjadi pada BvS yang juga sama buruknya, hal ini tidak menghentikan saya untuk mengikuti DCEU. Entahlah, sekedar sebagai tontonan menghibur masih asyik-asyik aja sih. Tapi mari doakan film Wonder Woman dan Justice League berakhir bahagia. Karena aib donk DC kalau hingga gagal lagiii.....

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Suicide Squad (2016) (2,5/5)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel