Top 9 : My Favorite Movies In 2015

Errr... well I know it's soooo late to make a list of my favorite movies from 2015 (dan ini sudah bulan September tahun 2016 donk!). Tapi ya begitulah, alasannya aneka macam film 2015 yang gres saya tonton di tahun 2016. Sebagian besar alasannya saya harus nungguin donlotan filmnya dengan kualitas yang bagus, dan itu semua gres sanggup saya dapetin tahun ini. Sebenarnya masih banyak juga film 2015 yang belum saya tonton, salah satunya Star Wars VII (sorry, bukan fans Star Wars), The Danish Girl, 45 Years - or even The Big Short. Adapun daftar film yang saya masukkan di sini yaitu yang sudah dirilis (minimal di US) sebelum tanggal 1 Januari 2016.

Berikut ini yaitu daftar 9 favorit film saya dari tahun 2015 :

#9
THE HATEFUL EIGHT
(Quentin Tarantino)


The Hateful Eight bercerita wacana 8 huruf yang terjebak di dalam rumah peristirahatan di tengah angin puting-beliung salju, dimana kemudian kecurigaan muncul dikala diketahui bahwa dari kedelapan tokoh tersebut ada yang berbohong dan menyimpan maksud jahat. Walaupun katanya tidak sekuat film-film Tarantino yang lain (mungkin karena Tarantino harus bersaing dengan dirinya sendiri, sehingga ekspektasi ini membuat The Hateful Eight mendapat evaluasi yang tidak terlalu baik dari kritikus film), but I like it so much. Mungkin karena The Hateful Eight lebih berdarah-darah daripada film Tarantino yang lain. Bagi saya naskahnya masih tetap khas Tarantino dengan unsur dark-comedy yang memikat atensi penonton, serta adanya unsur ketegangan yang menciptakan saya bertanya-tanya siapa dari kedelapan tokoh tersebut yang berbohong dan punya maksud tersembunyi. Samuel L. Jackson, Wolter Goggins dan terutama Jennifer Jason Leigh memberikan performa paling memikat.


#8
THE INVITATION
(Karyn Kusama)


I love suspense/thriller, and The Invitation is one of my favorite to represents that genre. Sebagai film independen memang harus diakui The Invitation punya banyak kekurangan, namun toh kekurangannya tidak terlalu signifikan. The Invitation bercerita wacana Will (Logan Marshall-Green) yang mendatangi dinner-reunion yang diadakan mantan istrinya, dimana ia merasa ada yang terasa janggal di program reuni tersebut. Saya suka bagaimana Karyn Kusama berhasil membawakan The Invitation menjadi slow-burn thriller yang intens dan efektif, meninggalkan kesan awkward dan ganjil yang menciptakan penonton (or at least myself) menjadi tidak nyaman (terutama berkat scoring music dan visual remang-remangnya), dan sedikit nuansa abstrak yang makin menjadikan kesan horror. Menariknya, The Invitation bukan sekedar dongeng thriller, alasannya naskahnya bagi saya juga meninggalkan morality philosophy tentang how to deal with pain and lost. 

#7
SON OF SAUL
(Lazlo Nemes)


Film yang bercerita wacana kekejaman Nazi seolah menjadi jaminan bahwa film itu akan menjadi historical drama yang disukai kritikus film. Son Of Saul, film Hungaria yang meraih Grand Prix di Cannes Film Festival dan Best Foreign Film di piala Oscar ke-88 ini bercerita wacana satu setengah hari kehidupan Saul (Geza Rohrig) sebagai Sonderkommando di kamp konsentrasi Auscwitz. Lazlo Nemes menjadikan Son Of Saul terlalu menyedihkan untuk ditonton dua kali. Sebuah peristiwa genocide terbesar yang pernah ada di sejarah peradaban insan disampaikan Lazlo Nemes dengan cara seperti kita sedang menonton film dokumenter. Tidak ada dramatisasi berlebihan, semuanya disampaikan dengan jujur dan kesan realistisnya menjadikan Son Of Saul terasa sangat mengerikan dan tidak terlupakan. Mengetahui bahwa background story kisah ini kasatmata - menjadi sebuah sentakan ahli yang menciptakan kita mempertanyakan batas-batas kemanusiaan kita. 

#6
SICARIO
(Dennis Villeneuve)



Probably my favorite work from Dennis Villeneuve. and I'm not sure why Sicario didn't get Best Picture nominee on Academy Awards. Seorang distributor FBI yang idealis (Emily Blunt) bergabung dengan seorang konsultan yang misterius (Benicio Del Toro) di dalam satuan kiprah untuk memerangi berandal narkotika di perbatasan Meksiko. Tema berandal sekilas akan membuatmu mengira Sicario seperti film action yang dibintangi Steven Seagal, tapi dengan ada nama Dennis Villenueve sebagai sutradara kau akan tahu bahwa Sicario lebih tepat dikatakan sebagai sebuah film action-thriller yang lebih banyak didominasi ke arah thriller dan suspense-nya. Adegan actionnya sangat brilian (walau mungkin tempo filmnya agak membosankan bagi sebagian orang), dengan atmosfer seram-seram yang keren, sinematografinya anggun (walaupun begitu, ini bukan wajah Meksiko yang ingin kau kunjungi, sama sekali bukan!), dan performa menawan dari Emily Blunt, Josh Brolin, dan terutama Benicio Del Toro yang dingin-dingin sexy di sini.

#5
THE MARTIAN
(Ridley Scott)



Another spaceship adventure, namun The Martian adalah salah satu yang paling realistis. Mungkin alasannya ia banyak bicara soal ilmiah - menyerupai menonton 101 : How To Survive On Mars. Diangkat dari novel karangan Andy Weir, The Martian bercerita wacana seorang astronot Mark Watney (Matt Damon) yang harus bertahan hidup di Planet Mars hingga pinjaman tiba untuk menjemputnya. Bertahan hidup di sebuah pulau terpencil di bumi semacam Cast Away saja sudah pengalaman yang sulit dan berat, coba bayangkan bagaimana kau harus bertahan hidup di luar bumi. And to deal with a frustrated circumstances, please don't forget your sarcastic mood - hal ini menjadikan The Martian di luar dugaan lucu, ringan dan menyenangkan. Ridley Scott was in a right track (he is the master of Sci-Fi, obviously), secara visual The Martian sangat menakjubkan, Matt Damon bermain apik, didukung pula dengan ensemble-cast lain yang juga sama solidnya.  

#4
TRAINWRECK
(Judd Apatow)


Because It's so freakin' hilarious! Dimulai dari opening scene, ketika sang ayah mengajari kedua anak perempuannya dengan keyakinan ngawur: "monogamy isn't realistic" - saya sudah dibentuk tertawa terpingkal-pingkal. Amy (Amy Schumer) yaitu seorang wanita yang tidak percaya komitmen, hingga alhasil ia bertemu dengan seorang dokter yang charming (Bill Hader). Amy Schumer membuktikan bahwa wanita sanggup sangat humoris, dengan tidak hanya sukses menampilkan diri sebagai huruf utama, namun juga menulis naskah Trainwreck. Naskahnya cerdas dan sangat kocak ("Orlando..... bloom?"), kisahnya relatable - lucu namun juga punya sisi drama yang cukup menyentuh, Amy Schumer mendobrak pakem wanita baik-baik dengan bertingkah cukup menyebalkan sekaligus tetap menarik, cast-nya luar biasa: mulai dari Ezra Miller, Tilda Swinton, John Cena, hingga Le-Bron James yang berperan sebagai dirinya sendiri. Another great work from The Master of Comedy Judd Apatow - I just can't get enough! 


#3
IT FOLLOWS
(David Robert Mitchell)

Saya suka nonton film-film horror, tapi nggak banyak film horror yang benar-benar menempel di kepala dan meninggalkan kesan yang cukup mendalam. It Follows yaitu perkecualian. Premisnya mungkin agak abnormal dan terdengar konyol: sesudah berafiliasi seks dengan kekasihnya, seorang wanita harus melarikan diri dari makhluk misterius ("it") yang mengejarnya. David Robert Mitchell sebagai sutradara benar-benar mengatakan sebuah kesejukan di industri film horror, dengan sebuah karya yang tidak hanya asli dengan visual indie-vintage yang keren, scoring seru dari Disasterpeace, atmosfer yang gloomy, hambar dan mendebarkan, serta horror scene yang unpredictable, effective and scary af. It's just... perfect. 

#2
BROOKLYN
(John Crowley)


Diangkat dari sebuah novel berjudul sama, Brooklyn bercerita wacana Ellis (Saoirse Ronan) yang pergi merantau ke Brooklyn, New York dari tanah asalnya Irlandia untuk menemukan masa depan yang lebih baik. Brooklyn yaitu sebuah dongeng wacana makna "home", kedewasaan, dan juga cinta. Setting tahun 50-an bergotong-royong bukan dekade favorit saya, menciptakan saya sempat tidak terlalu semangat untuk buru-buru menontonnya. Tapi pada alhasil bagi saya Brooklyn yaitu sebuah film yang sangat menawan. Saoirse Ronan yaitu alasan yang menciptakan semua itu memungkinkan. Sebagai Ellis, dengan senyum malu-malunya namun memancarkan ketegaran, ia sangat loveable. Emory Cohen sebagai love-partner bukan tipikal pemain film tampan, tapi ia tipikal boy-next-door yang dengan gampang menciptakan saya jatuh cinta, dan chemistry-nya dengan Ronan sangat indah dan kuat. Brooklyn surely has a heart - it makes me smile, fallin in love, sad, laugh, and cry.

#1
MAD MAX: FURY ROAD
(George Miller)



Tanpa perlu diragukan lagi, Mad Max : Fury Road adalah film terbaik di tahun 2015. Dinominasikan pada 10 katagori dan berhasil meraih 6 di antaranya di piala Oscar tahun ini, sudah terang bahwa Mad Max: Fury Road adalah salah film action terbaik yang pernah ada. Saya membayangkan 10 tahun lagi (atau mungkin 5 tahun lagi), Mad Max : Fury Road akan menjadi fenomena cult. Saya sudah nonton 3 kali, dan kepengen banget sanggup nonton ulang di bioskop. Menjadi babak gres dari trilogi Mad Max sebelumnya, Fury Road bercerita wacana Max (Tom Hardy) yang terjebak di usaha Imperator Furiosa (Charlize Theron) yang melarikan diri dari Immortan Joe. Mad Max : Fury Road menawarkan movie experience yang sempurna: adegan live-action yang super cool, visual imbas yang menakjubkan, kostum dan desain produksi yang super keren, scoring musik yang asyik, dan tentu saja karakter-karakter bad-ass yang sukar dilupakan. My favorite? The Blind Guitarist! What a lovely day!


.
.
.
Catatan:
Kamu mungkin juga akan cukup heran bahwa saya tidak memasukkan film-film yang mungkin bagimu salah satu yang terbaik tahun 2015, menyerupai Spotlight atau The Revenant. Why? Because it's just not my personally favorite.
- Room keren tapi tidak terlalu membekas di hati.
- The Revenant? Oh, surviving story just not my thing, and for me it's kind of overrated.
- Spotlight? Boring!
- The End of The Tour? Saya nonton dan nggak nyambung bagusnya dimana.
- Inside Out? Lucu sih, tapi animasi bukan genre film favorit saya.
- Carol? Boring juga - paling menarik alasannya lesbian theme nya aja.
- Ex-Machina? Saya menyalahkan ekspektasi awal yang terlalu ketinggian.
- Steve Jobs? Agak boring pulak! Nontonin Fassbendernya doank,
- The Diary of The Teenage Girl? Alexander Skarsgaard is so damn hot, tapi teenage girlnya terlalu wild dan menciptakan saya jadi gag respek sama tokoh utamanya.

Begitulah.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Top 9 : My Favorite Movies In 2015"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel