Penjelasan Film Annihilation (2018)

Saya rasa saya tidak sendiri ketika dilanda kebingungan usai menonton Annihilation (Baca reviewnya di sini). Walaupun bukan film yang relatif disukai oleh kebanyakan penonton, tapi Annihilation adalah tipe film yang butuh didiskusikan seusai menontonnya. Terutama saya sebagai nerd yang tertarik (sekaligus kurang kerjaan) untuk hal-hal begini. Sebenarnya saya agak ragu menulis ini sebab saya nggak yakin apakah klarifikasi yang akan saya tulis di sini benar atau enggak. Yang jelas, klarifikasi yang saya tulis di sini yaitu hasil pengamatan dan terinspirasi dari banyak artikel klarifikasi yang beredar di internet yang berdasarkan saya masuk akal. 

Di lain sisi, saya juga banyak membaca orang-orang yang comment kalau mereka cukup paham dengan filmnya. Bahkan ada yang menyebut lebih rumit Arrival daripada Annihilation. Tapi buat saya, Arrival menunjukkan klarifikasi yang ga multi-interpretasi, sementara Annihilation dengan climatix scene-nya yang super abstrak nan psychedelic menciptakan semuanya jadi terasa lebih ambigu. Selain itu, tema dasar Arrival lebih gampang untuk diambil kesimpulan dan dimaknai dibandingkan Annihilation. Lebih terang nanti baca goresan pena di bawah aja deh ya. 

THE STORY



Mari kita mulai dengan ceritanya terlebih dahulu. Lena (Natalie Portman) yaitu seorang biologist, yang dilanda murung ketika sudah setahun suaminya yang bekerja di militer, Kane (Oscar Isaac), ga pulang-pulang. Namun tiba-tiba Kane pulang, dalam kondisi aneh sebab tidak bisa mengingat apapun, dan tiba-tiba sekarat sebab kegagalan organ badan sehabis minum segelas air putih. Kemudian Lena pun mengetahui kalau Kane gres saja mengikuti sebuah ekspedisi masuk ke "The Shimmer", area diselubungi semacam gelembung sabun yang merupakan wilayah tercemar sesuatu serupa meteor yang misterius. Merasa "berhutang" dan berniat menyelamatkan suaminya, Lena pun mengikuti ekspedisi pimpinan Dr. Ventress (Jennifer Jason Leigh) untuk masuk dan memeriksa The Shimmer. Ekspedisi itu juga diikuti perempuan-perempuan tangguh lainnya, Josie (Tessa Thompson), Anya (Gina Rodriguez), dan Cass (Tuva Novotny). 

Perjalanan ke dalam The Shimmer sudah dimulai dengan hal aneh ketika kelima orang anggota mereka tidak ada yang mengingat saat-saat masuk ke The Shimmer hingga mendirikan tenda. Lalu mereka pun menemukan makhluk-makhluk aneh yang kayaknya berasal dari Hutan Terlarang-nya Harry Potter: tumbuhan yang berbunga beraneka ragam dalam satu tanaman, buaya dengan gigi ibarat ikan hiu, rusa manis dengan tanduk berbunga-bunga, tumbuhan yang bisa tumbuh membentuk badan insan (atau sebaliknya?), hingga beruang yang bisa menyerap teriakan manusia. Semua makhluk hidup yang ada di The Shimmer kayak membaur dan berasimilasi ga terang antara tumbuhan, hewan, dan manusia. Di dalam The Shimmer, Lena juga mulai bermimpi perihal masa lalunya: saat-saat yang tampak indah dengan suaminya, sebelum belakangan kita tahu kalau doi berselingkuh dari suaminya (yang luar biasa ganteng: Oscar Isaac, bayangkan! WHYY?). 

Cass menjadi korban pertama yang meninggal, kemudian Anya. Lalu Josie, tiba-tiba menghilang dan nampaknya menjadi cross-over flora dan manusia. Lena sendiri terpisah dari Dr. Ventress yang pergi duluan ke mercusuar lokasi jatuhnya meteor. Kemudian Lena pun menyusul, dan menemukan mayat sang suami, yang sepertinya meledakkan diri sebab putus asa. Ia pun masuk ke sebuah lubang aneh dan menemukan Dr. Ventress - yang bermonolog ria, sebelum kemudian tubuhnya hancur dalam adegan paling psychedelic ga terang di film ini. Setelah terkena setetes darah Lena, badan Dr. Ventress yang hancur tiba-tiba menjadi makhluk alien aneh yang mengingatkan saya dengan aliennya film A.I. (Spielberg, 2000). Sang makhluk alien ini kemudian mengcopy seluruh gerakan Lena sebelum berangsur-angsur menjadi copyan dirinya. Memanfaatkan ini, Lena kemudian menaruh granat ke tangan alien tersebut dan kabur dari mercusuar. Sang alien terbakar kemudian memperabukan markasnya sendiri dan The Shimmer pun hancur.

Lena, yang sudah keluar dari The Shimmer mengetahui bahwa sang "suami" yang sekarat telah sembuh walau tetap aneh, seiring dengan kehancuran The Shimmer. Lena kemudian menemui suaminya, dan suaminya memeluknya. Mata Kane tampak aneh, demikian dengan mata Lena yang berkilauan aneh. Lalu film pun berakhir.

SO, WAS IT ALIEN?

Kayaknya ini sudah cukup terang ya. IYA. 


WHAT KIND OF ALIEN?

Nah, ini yang menarik. Ini yang mengingatkan saya dengan film Arrival (2016) - dimana aliennya misterius dan berbeda dari alien-alien yang pernah kita tahu di film-film sci-fi lainnya. Di Annihilation, aliennya sama sekali ga berwujud monster buas atau makhluk ekstraterestrial dengan kecerdasan sebagaimana manusia. Simak yang diucapkan Dr. Ventress (Jennifer Jason Leigh):
"It's not like us... it's unlike us. I don't know what it wants, or if it wants, but it'll grow until it encompasses everything. Our bodies and our minds will be fragmented into their smallest parts until not one part remains... Annihilation,"
Alien ini - saya sebut "the being" - tidak punya misi tertentu sebagaimana alien di film-film lain yang menginvansi bumi untuk merebut bumi dari tangan manusia. Apa tujuan si alien / the being / the shimmer ini? Kita tidak tahu. Sebagaimana yang dibilang Ventress, "The being" ini boleh jadi tidak punya cita-cita dan tidak punya kesadaran diri. Tapi ia tumbuh dan hidup. Seperti sel kanker.


Saya membaca bahwa orang mengasumsikan The Shimmer ibarat kanker yang merusak bumi. Alih-alih merusak sel dalam badan insan atau hewan, "the being" ini merusak sel dalam tataran organisme. Josie (Tessa Thompson) bilang kalau The Shimmer ibarat prisma yang membiaskan semuanya: cahaya, gelombang radio, hingga DNA makhluk hidup, termasuk manusia. Makanya kemudian DNA semua organisme yang masuk ke dalam The Shimmer bermutasi dan berasimiliasi dengan cara yang ajaib. Organ dalam badan yang berubah jadi semacam belut yang bergerak, buaya dengan gigi ibarat hiu, beruang yang bisa menyimpan bunyi korbannya, hingga tumbuhan yang berbentuk manusia. Itulah kenapa juga pada karenanya Lena yang sebelumnya tidak punya tato tiba-tiba jadi bertato ibarat Gina (walau entah apa hubungannya DNA dengan tato?). Semuanya membaur jadi satu hingga saya jadi kamu. Kamu jadi aku.
If I wasn't Kane, what was I? Was I you? Were you me?
Tidak hanya membiaskan DNA makhluk hidup yang masuk, tapi "the being" ini juga bisa bertindak lebih ekstrem: menduplikasi makhluk hidup. Ini yang terjadi dengan Kane ketika ia masuk ke dalam mercusuar, dan yang terjadi juga kepada istrinya Lena. Dari badan Dr. Ventress yang hancur total, tiba-tiba "the being" bisa mengcopy DNA Lena, menggandakan gerakan Lena, dan perlahan menjadi Lena.

APAKAH ALIEN / THE BEING INI JAHAT?

Kita bisa simak percakapan Lena ketika diinterogerasi oleh Lomax (Benedict Wong). 

Lomax: What did it want?
Lena: I don't think it wanted anything.
Lomax: But it attacked you.
Lena: It mirrored me. I attacked it. I'm not even sure if it knew I was there.
Lomax: It came here for a reason. It mutated our environment, it was destroying everything.
Lena: It wasn't destroying. It was changing everything. It was making something new. 
Lomax: Making what? 
Lena: ...I don't know.

Maka jawabannya adalah: kita tidak tahu. Mungkin, bila melihat dari segi kepentingan manusia, maka the being ini jahat sebab ia bisa membunuh insan dan menghancurkan bumi, lingkungan daerah tinggal manusia. Tapi film Annihilation sendiri tidak dengan tegas menyampaikan bahwa the being ini jahat. Dan bukankah alam semesta ini tidak punya sifat-sifat manusiawi yang bisa disebut jahat dan baik? Jahat dan baik itu kan kita insan yang ngasih evaluasi untuk kepentingan kita sendiri. Bahkan, bila ada makhluk-makhluk menakutkan ibarat buaya dan beruang, semua makhluk hidup yang termodifikasi di dalam The Shimmer tidak selalu menyeramkan. Ada juga yang tampak indah dan mengagumkan.


Maka lebih sempurna dibilang bahwa "the being" hanya mengubah dan memodifikasi semuanya. Membuat sesuatu yang baru. Ia tidak punya niat, tidak punya tujuan, hanya "ada" dan mengubah saja. Hal ini mungkin sama ibarat sel kanker.... Dari segi manusia, sel kanker itu jahat. Namun dari tataran sel itu sendiri, sel kanker hanyalah sel yang bermutasi jadi abnormal dan bisa menduplikasi diri tidak terkontrol dan tidak bisa mati selayaknya sel normal.

SIAPAKAH KANE DAN LENA DI BAGIAN AKHIR FILM?

Saya rasa semuanya sepakat bila Kane yang masih hidup di final film yaitu "copy"-an Kane orisinil yang jadi gila dan bunuh diri. Ini sudah cukup jelas: Suamiku Tampak Seperti Suamiku Dengan DNA yang Sama Seperi Suamiku Tapi Ia Bukan Suamiku.

Tapi siapakah Lena di pecahan akhir?

Ada beberapa yang bilang kalau Lena di final yaitu Lena "copy"-an, tapi berdasarkan saya sih sudah cukup terang kalau Lena yang asli-lah yang berhasil melarikan diri. Namun, pertanyaannya yaitu apakah Lena yang keluar dari The Shimmer yaitu Lena yang sama dengan Lena yang masuk ke The Shimmer? Siapapun yang masuk di The Shimmer akan mengalami perubahan pada DNA-nya - walau entah bagaimana perubahannya - maka cukup terang DNA Lena sehabis keluar dari The Shimmer sudah berbeda dengan sebelumnya. Itulah kenapa tato di tangan Gina jadi ada di tangan Lena, dan mata Lena berkilauan aneh. Jika DNA kita telah berubah, apakah kita masih bisa dianggap orang yang sama? Secara biologis, kita yaitu orang yang berbeda.

LALU APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA?

Entahlah... Alex Garland tampaknya memang ingin mengakhiri filmnya begitu saja supaya penonton kemudian mengira-ngira sendiri apa yang akan terjadi selanjutnya. Pelukan antara Lena dan Kane dan ekspresi keduanya di final juga terasa ambigu dan bikin bingung. Menurut saya langsung sih, biarpun The Shimmer sudah hancur, namun "sel kanker" itu akan tetap ada dan mengubah bumi dalam bentuk Kane palsu dan Lena yang sudah termodifikasi. (But please, studio ga usah maksa bikin sekuel ya!)

SELF-DESTRUCTION & IMMORTALITY

Sebagaimana yang saya baca di banyak artikel yang memuat klarifikasi perihal film Annihilation, self-desctruction merupakan tema yang mendasari film ini sendiri. Tato di lengan Gina yang perlahan muncul di tangan Lena yaitu gambar ular membentuk angka delapan yang menggigit ekornya sendiri. Ini merupakan simbol untuk self-destruction. 



Berikut ini yaitu tanggapan Dr. Ventress menjawab Lena yang bertanya kenapa suaminya mengajukan diri untuk mengikuti misi "bunuh diri" masuk ke dalam The Shimmer. 
Then, as a psychologist, I think you're confusing suicide with self-destruction. Almost none of us commit suicide, and almost all of us self-destruct. In some way, in some part of our lives. We drink, or we smoke, we destabilize the good job... and a happy marriage. But these aren't decisions, they're... they're impulses. In fact, you're probably better equipped to explain this than I am.
Yang sudah pernah mendengar perihal "selfish gene"-nya Richard Dawkins, niscaya tahu kalau gen makhluk hidup berevolusi untuk berkembang biak sebanyak-banyaknya dan bertahan hidup. Tapi kenapa kita punya kecenderungan untuk merusak diri kita sendiri? Apakah diri kita terprogram secara genetik untuk menghancurkan diri sendiri? 

Self-destruction ini yaitu yang terjadi kepada kelima wanita yang masuk ke dalam The Shimmer ini. Dr. Ventress terkena kanker (tubuhnya literally menghancurkan dirinya sendiri), Gina yaitu pecandu, Cass merasa tidak akan kehilangan apapun sehabis anaknya meninggal sebab leukimia, dan Josie punya kecenderungan untuk menyakiti dirinya sendiri. Sementara Lena, merusak pernikahannya sendiri yang senang dengan berselingkuh. Ya, kadang kita tahu hal-hal yang merusak diri kita pelan-pelan, namun kenapa kita tetap melakukannya? Bukankah kita merusak lingkungan kita sendiri yang artinya kita sedang merusak kita sendiri?

Namun pada karenanya sifat self-destruction ini kemudian yang "ditransfer" Lena ke alien pencopy diri-nya. Hingga karenanya si copy-an Lena juga menggandakan sifat self-destruction Lena dengan mendapatkan granat yang memperabukan dirinya sendiri dan markas besarnya.

Selain self-desctruction, tema lain yang kayaknya coba disinggung Alex Garland yaitu perihal immortality. Dalam salah satu adegan ketika Lena dan Kane sedang duduk bersama, terlihat Lena sedang membaca buku "The Immortal Life of Henrietta Lacks". Henrietta Lacks yaitu seorang penderita kanker serviks yang sel kankernya diambil (tanpa ijin) untuk kepentingan penelitian biologi. Sel kanker yang dijadikan penelitian dan berhasil tetap "hidup" ini - yang sering disebut sebagai HeLa cell line - merupakan sel yang bermutasi dengan menghindari penuaan (selayaknya sel normal) sehingga bisa membelah diri tanpa batas. Intinya, sel ini bisa hidup abadi. Adegan awal ketika Lena mengambarkan gambar sel yang membelah diri di dalam kelas, sepertinya merujuk pada HeLa cell line. Dan coba simak percakapan Lena dengan Kane pas di atas daerah tidur (yang btw, so sweet banget ya di atas daerah tidur ngobrol cerdas begini):

Kane: God doesn't make mistakes. That's... somewhat key to the whole "being a god" thing. 
Lena: Pretty sure he does.
Kane: You know he's listening right now, don't you? 
Lena: You take a cell, circumvent the Hayflick limit, you can prevent senescence.
Kane: I was about to make the exact same point.
Lena: It means the cell doesn't grow old, it becomes immortal. Keeps dividing, doesn't die. They say aging is a natural process, but it's actually a fault in our genes.
Kane: I get really turned on when you patronize me. It's really hot.

Hayflick limit, yaitu jumlah batas dimana sel normal insan bisa membagi diri sebelum pembagian itu berhenti. Apa yang kita sebut penuaan bergotong-royong yaitu ketidakmampuan sel-sel kita untuk membagi diri selamanya (a God's mistake? Or a God's plan?). Semoga saya ga salah menerangkan.

Ngomong-ngomong, saya tahu bahwa dua tema ini yaitu tema yang sepertinya ingin disampaikan Alex Garland lewat Annihilation, tapi sayangnya saya tidak menangkap tema ini dalam sebuah kesimpulan yang utuh atau cukup terang untuk dipahami (apakah maksudnya self-destruction ini dikaitkan dengan misi si alien yang bergotong-royong bukan merusak tapi mengubah?). Apalagi adegan klimaksnya dan endingnya absurd-psychedelic begitu, makin rancu lah. Hal inilah yang menciptakan saya merasa film ini tidak ibarat Arrival sebagaimana yang saya bilang di awal goresan pena ini. Arrival buat saya punya tema yang ingin disampaikan, dan kesimpulan yang utuh di pecahan akhirnya. Sementara Annihilation ini terasa mengambang dalam memberikan tema-tema ini.

...

So... sekianlah klarifikasi saya soal film Annihilation. Lumayan panjang juga ternyata. Menulis ini selama dua hari (dan browsing artikel klarifikasi hingga nyasar ke wikipedia perihal topik-topik biologi - yang menciptakan saya pusing), menciptakan saya menyadari satu hal: YES I'M NERD AF!


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Penjelasan Film Annihilation (2018)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel