The Shining (1980)


"Here's Jooohny!"

RottenTomatoes: 92% | IMDb: 8.5/10 | Metacritic: 61/100 | NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: R
Genre: Horror, Mystery & Suspense, Drama

Directed by Stanley Kubrick ; Produced by Stanley Kubrick ; Screenplay by Stanley Kubrick, Diane Johnson ; Based on The Shining by Stephen King ; Starring Jack Nicholson, Shelley Duvall, Danny Lloyd, Scatman Crothers ; Music by Wendy Carlos, Rachel Elkind ; Cinematography John Alcott ; Edited by Ray Lovejoy ; Production company Peregrine Productions ; Producers Circle ; Distributed by Warner Bros. ; Release dates May 23, 1980 ; Running time 146 minutes (Premiere) ; 119 minutes (European cut) ; Country United Kingdom, United States ; Language English ; Budget $19 million ; Box office $44,360,123

Story / Cerita / Sinopsis :
Jack Torrance (Jack Nicholson) mendapatkan pekerjaan barunya sebagai caretaker di sebuah hotel terpencil berjulukan Overlook Hotel di ketika off-season. Ia mengajak istrinya Wendy (Shelley Duvall) dan putranya Danny (Danny Llyod) untuk tinggal di hotel tersebut selama beberapa bulan. Sialnya, hotel tersebut ternyata menyimpan diam-diam kelam yang misterius.

Review / Resensi :
Pada masa perilisannya di tahun 1980, The Shining boleh dikatakan tidak terlalu disukai baik oleh penonton awam maupun kritikus. Bahkan Stephen King, penulis novelnya sendiri mengaku kecewa dengan betapa jauh berbedanya film ini dengan apa yang dibayangkannya. But wait a minute, ini yakni karya seorang sutradara jenius Stanley Kubrick. Ini mustahil buruk. Dan sepertinya memang butuh satu - dua dekade bagi dunia untuk kesudahannya benar-benar bisa memahami otak Kubrick. Seiring dengan waktu, sekarang orang-orang mengakui The Shining sebagai salah satu horror cult-classic terbaik yang pernah ada. And I can't more agree with that.

Sebagai film horror, bekerjsama adegan "horror" The Shining sendiri sangat minim. Tidak banyak adegan darah berdarah di sini, dan kemunculan hantunya juga bekerjsama tidak semenakutkan itu. Tapi letak esensi sebuah film horror sesungguhnya ada pada bagaimana sutradara bisa membangun atmosfer kelam nan menegangkan, dan di area inilah The Shining bermain. Stanley Kubrick yang memang populer sangat perfeksionis bisa membangun ketegangan itu dengan perlahan - kemudian menyentak dengan seenaknya sendiri. Ada banyak momen - momen creepy yang klasik, iconic, dan tidak gampang dilupakan (mulai dari redrum, the twin sisters, hingga "Hereee iss Johnny!!").

Konon katanya, kisah The Shining versi film sedikit berbeda dengan The Shining versi novel. Adaptasi bebas ini sepertinya menciptakan Kubrick memberikan sentuhan "keabsurdan"-nya yang khas. Menyaksikan The Shining (yang kabarnya yakni film Kubrick yang tidak mengecewakan "mainstream") tidak bisa dengan kacamata sederhana - jangan berharap mendapatkan tontonan yang memuaskan dari segi plot cerita. Ada banyak ambiguitas yang membuatmu harus menafsirkannya sendiri, dan ini kadang bisa menciptakan penonton merasa frustasi. Saya sendiri menyaksikannya tanpa memang berharap mendapatkan suguhan sederhana perihal horror di hotel yang terisolasi (this is Kubrick, for God's sake!), sehingga saya cukup enjoy.

Boleh dikatakan ini yakni salah satu penampilan terbaik yang pernah dilakukan Jack Nicholson. Aktingnya kacau, neurotik, psikopat, dan ada kesan arogansi yang entah kenapa terasa seksi. Kabarnya sih Stephen King tidak baiklah ketika tahu bahwa huruf Jack Torrance akan diperankan oleh Jack Nicholson, karena merasa bahwa audiens akan segera tahu bagaimana Jack akan berkembang menjadi aneh dengan stereotip tugas Jack Nicholson sebelumnya (terutama sebab sebelumnya doi main di One Cuckoo Flew Over The Nest (1976)). Tapi saya tidak tahu siapa lagi yang akan berakting sebaik Jack Nicholson! He just smile, and scared the hell out of me!

Yang juga menarik untuk dibahas yakni pemilihan aktris Shelley Duvall untuk berperan sebagai Wendy. I read many post in movie forum, that most people think she was a little bit annoying - dan saya juga merasa hal yang sama. Terlepas dari kecantikan Shelley Duvall yang unik, huruf Wendy yakni paradoks yang menarik. Stephen King juga tidak setuju ketika Kubrick menunjuk Duvall sebagai Wendy, ia membayangkan Wendy akan diperankan oleh tipikal gadis cheerleader-blondie, dan Duvall jauh dari itu. Saya juga merasa bahwa aktingnya terbilang annoying, entahlah, ada aura "mengganggu" memang pada Shelley Duvall atau huruf Wendy itu sendiri. But I think that is exactly what Kubrick really want. Karakter Wendy yakni huruf yang unik: she might dress like Goofy, and she is nice and kind, but then somehow you still hate her so bad. Dan itulah yang dipikirkan si Jack Torrance. Istrinya sudah sebegitu baiknya, tapi ia masih marah-marah. Kita pun ironisnya ada di posisi yang sama dengan Jack Torrance. And Wendy accept all of that, - until she think her son is in dangerous - then she turned become brave woman to protect her son. Inilah dimana saya merasa bahwa Shelley Duvall, berhasil memerankan huruf Wendy dengan baik.

Saya jarang menyaksikan film horror yang seartistik The Shining. Opening scene-nya saja sudah begitu menggoda, menampilkan pegunungan-pegunungan indah - lantas muncul hotel serupa kastil bau tanah yang creepy, dan segera meyakinkanmu bahwa ada yang tidak beres dengan bangunan itu. Stanley Kubrick banyak bermain dengan low-mode steadicam, mengajak kita mengikuti "petualangan" kecil si Danny yang bermain dengan sepedanya menelusuri bangunan hotel dengan interiornya yang indah dan megah. Yes, I love the interior of Overlook Hotel. Ditambah pula dengan backsound music yang menambah suasana semakin menakutkan, kemudian pada beberapa scene mendadak tenang dan menciptakan suasanya justru makin mencekam. Bathtub scene still haunting me!

Overview:
The Shining adalah sebuah masterpiece film cult-classic di genre horror. Bagi pecinta film horror, The Shining mungkin tidak akan terlalu memuaskanmu kalau kau mencari sebuah karya horror sederhana (adegan darah berdarah, atau adegan hantu, atau film-film horror yang mengandalkan jumpscare moment), tapi The Shining punya semua formula yang bisa menciptakan bulu kuduk merinding. Sentuhan Kubrick membuat The Shining menjadi sebuah film horror yang artistik, dengan kesan sureal yang kental. Jack Nicholson ada pada performa terbaiknya, begitu pula Shelley Duvall yang menambah keunikan The Shining.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "The Shining (1980)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel