When Harry Met Sally (1989)




"When you realize you want to spend the rest of your life with somebody, you want the rest of your life to start as soon as possible," 

RottenTomatoes: 88% | IMDb: 7,6/10 | Metascore: 76/100 | NikenBicaraFilm: 5/5

Rated: R
Genre: Drama, Romance, Comedy

Directed by Rob Reiner ; Produced by Rob Reiner, Andrew Scheinman, Nora Ephron ; Written by Nora Ephron ; Starring Billy Crystal, Meg Ryan, Carrie Fisher, Bruno Kirby ; Music by Marc Shaiman, Harry Connick, Jr. ; Cinematography Barry Sonnenfeld ; Edited by Robert Leighton ; Production company Castle Rock Entertainment, Nelson Entertainment ; Distributed by Columbia Pictures ; Release dates July 14, 1989 ; Running time 96 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $16 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Harry Burns (Billy Crystal) dan Sally Albright (Meg Ryan) telah erat beberapa tahun. Apakah persahabatan mereka bisa menandakan bahwa persahabatan antara lelaki dan wanita bisa terjadi?

Review / Resensi :
Pertanyaan klasik yang sering muncul di dunia percintaan adalah: is it possible for man and woman to have "just friend" relationship? Secara pribadi, saya percaya ada hubungan pertemanan antara lelaki dan perempuan, namun selalu ada batasan yang menciptakan kita bisa membedakan mana sahabat dan mana modus. Minimal nih, dalam hubungan pertemanan lelaki dan wanita selalu mengakibatkan salah satunya - mengutip istilah yang lagi ngetrend ketika ini - 'baper'. 

Pertanyaan ini selalu menjadi tema yang menarik untuk diangkat jadi materi kisah novel dan film - dan biasanya sih kesannya selalu klise dan justru menandakan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan perempuan. Sebut saja: mulai dari serial TV macam Friends, sampai film rom-com macam Friends With Benefit. Like Harry said earlier in this movie: "Because no man can be friends with a woman that he finds attractive. He always wants to have sex with her,". Well, there you go: the sex part always gets in the way. (Mungkin lakik dan wanita bisa berteman, kalau salah satunya gay. Yap. End of story).

When Harry Met Sally yakni film yang ide besarnya berasal dari pertanyaan abadi itu. Walaupun dimulai dari pertemuan yang jelek pada ketika Sally (Meg Ryan) dan Harry (Billy Crystal) membuatkan kendaraan dari Chicago ke New York, beberapa tahun kemudian keduanya tidak sengaja bertemu lagi, dan kemudian berteman. There is real chemistry between them, everyone can see it, namun problem langsung masing-masing - Sally gres saja putus dari pacarnya, dan Harry gres saja divorce - justru menciptakan mereka merasa nyaman untuk bersahabat. Dan tentu saja, pertanyaan besarnya yang menggantung sepanjang film yakni apakah Sally dan Harry benar-benar bisa erat selamanya?

Ah... first of all, could I say that I really-really-really love this movie? Not just because I kind of feel related to, but this movie has everything that works for romance-comedy genre. Tidak salah ketika When Harry Met Sally menjadi salah satu standar film genre rom-com terbaik yang pernah dibuat, selain mungkin film-film Woody Allen (like Annie Hall, but Annie Hall is too clever for me to really get it, and Woody Allen is not a guy that I found really attractive...). Walaupun selesai film When Harry Met Sally terasa sangat klise dan bisa ditebak siapapun, namun saya tidak peduli - dan kiranya kebanyakan orang juga tidak akan peduli. They're cute couple oh my God!

Apa yang terbaik dari When Harry Met Sally? Tentu saja kedua abjad Harry dan Sally, dan chemistry yang ada di antara keduanya. Sally kabarnya seakan-akan dengan Nora Ephron, sang penulis naskah - yang digambarkan hidup terorganisir, "high-maintenance", dan optimis. Berbeda dengan abjad Harry yang kabarnya menggambarkan abjad Rob Reiner sang sutradara: depressed but love to be depressed. Beberapa orang menyebut momen tidak terlupakan yakni ketika Sally akal-akalan orgasme di sebuah restoran yang sedang ramai pengunjung (definitely Meg Ryan make her character unforgettable), namun bagi saya abjad yang paling menarik perhatian tentu saja Harry. If Harry was real, it's hard for me to not falling in love with him. He is smart, funny, sweet, and sarcastic. Chandler Bing typical. And I love him! Billy Crystal berhasil memerankan abjad Harry dengan baik, apalagi ketika banyak dialognya yang kabarnya merupakan improvisasi bintang film yang juga pelawak ini. Dan chemistry di antara kedua Meg Ryan dan Billy Crystal begitu natural dan gampang untuk dipercaya, yang menjadi kunci kesuksesan sebuah film romantis untuk berhasil.

Tidak hanya abjad yang menarik dan chemistry yang hidup. When Harry Met Sally juga berhasil membawakan dialog-dialog yang mengalir dengan lancar, lucu, santai sekaligus cerdas. Ini bukan film yang murni komedi, namun ada banyak obrolan yang menciptakan saya bisa tertawa lepas. And yes, because the whole story is kinda similar to my real life (*ngaku-ngaku*), saya juga merasa bahwa banyak hal yang bisa menciptakan saya tersentuh. Mungkin sebab saking terbawa perasaan, saya bisa depresi kalo endingnya Harry dan Sally tidak bisa bersatu. Genre rom-com yakni genre yang sederhana, namun When Harry Met Sally bisa menerjemahkan genre ini lebih dari itu. Didukung pula dengan scoring music jazzy dari Harry Connick Jr, When Harry Met Sally became one of my favorite rom-com movie ever! 

Overview:
Setidaknya di dunia fiksi, pertanyaan "apakah lelaki dan wanita bisa berteman tanpa ada hubungan romantis" selalu berakhir dengan tanggapan tidak bisa. When Harry Met Sally yakni salah satunya, namun proses dan tahapan untuk menjawab pertanyaan itu dibawakan dengan cerdas. Dialognya lucu dan smart, chemistry kedua pemeran utama begitu natural, Meg Ryan is perfectly fit as Sally, but the one who make me falling in love is Billy Chrystal as Harry. I love him and I love this movie so much!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "When Harry Met Sally (1989)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel