Southbound (2016) (4/5)



RottenTomatoes: 80% | IMDb: 5,9/10 | Metacritic: 58/100NikenBicaraFilm: 4/5

Rated: R
Genre: Horror, Mystery & Suspense, Science Fiction & Fantasy

Directed by Radio Silence (The Way Out & The Way In), Roxanne Benjamin (Siren), David Bruckner (The Accident), Patrick Horvath (Jailbreak) ; Produced by Brad Miska, Roxanne Benjamin, Radio Silence, Greg Newman, Chris Harding ; Written by Matt Bettinelli-Olpin (The Way Out & The Way In), Roxanne Benjamin (Siren), Susan Burke (Siren), David Bruckner (The Accident), Patrick Horvath (Jailbreak), Dallas Hallam (Jailbreak) ; Music by The Gifted ; Cinematography Tyler Gillett, Tarin Anderson, Alexandre Naufel, Andrew Shulkind ; Edited by Matt Bettinelli-Olpin, Tyler Gillett, Jason Eisner, Roxanne Benjamin, David Bruckner, Patrick Horvath ; Production company Willowbrook, Regent Films ; Distributed by The Orchard ; Release dates September 16, 2015 (Toronto International Film Festival), February 5, 2016 (United States) ; Running time 89 minutes ; Country United States ; Language English

Review / Resensi :
One good thing about watching horror movies is you don't have to use your brain to enjoy. Itulah kenapa genre horror menjadi salah satu genre favorit saya, alasannya ialah dapat ditonton santai tanpa perlu banyak mikir - dengan tetap menghasilkan sensasi seru berupa jerit-jeritan dikala adegan darah atau penampakannya muncul. Southbound yang diproduseri oleh Brad Miska yang juga menjadi produser V/H/S series merupakan sebuah antologi yang tampaknya menjadi new version of Twilight Zone, yang terdiri dari empat segmen dongeng dengan sutradara berbeda. Keempat dongeng tersebut tidak bekerjasama secara langsung, namun ada benang merah yang terasa di antara keempatnya, seolah keempat dongeng horor yang ada terjadi di sebuah dunia absurd yang sama (setting ceritanya memang melibatkan sebuat kota kecil di kawasan gurun Amerika), dengan misteri yang sama anehnya. 

Satu hal yang saya suka dari sebuah antologi horror, alasannya ialah ini film horror yang yang terdiri dari cerita-cerita pendek menyeramkan, maka tidak butuh waktu berlama-lama bagi penonton untuk karenanya melihat hantu atau adegan sadis. Segmen pertama dari Southbound ialah The Way Out & The Way In - yang juga selain menjadi adegan pembuka juga akan menjadi bab akhir, disutradarai oleh Radio Silence. Bagian awal ini menceritakan dua laki-laki yang berkendara di tengah malam, tampaknya dikejar oleh hantu misterius. Bagian ini menjadi pembuka yang "manis" bagi keseluruhan Southbound, karena memperlihatkan impresi kejanggalan yang unik dan misterius (sulit untuk tidak teringat dengan Twilight Zone). Penampakan hantunya memang tidak menakutkan, dan bab karenanya memang kurang kuat, namun dari keseluruhan film bab ini ialah bab favorit saya nomor dua.

Segmen kedua dilanjutkan dengan Siren, disutradarai oleh Roxanne Benjamin. Bercerita perihal tiga cewek hipster anggota grup band yang berkelana dengan kendaraan beroda empat VW-nya. This is like one of my dream, being part of hipster-but-pretty grup band and get adventure with a van across the states, just like being part of Almost Famous's life. Tapi tentu saja mimpi jelek yang terjadi kemudian bukan bab dari impian, dikala kendaraan beroda empat yang ditumpangi ketiganya bannya kempes dan mereka terpaksa menumpang tinggal di rumah pasangan suami istri misterius yang clearly sedari awal pasangan suami istri ini sudah sangat mencurigakan. Ini bukan bab terbaik dari Southbound, tapi mysterious part-nya cukup menarik, terutama adegan di meja makannya yang bagi saya cukup awkwardly creepy

Segmen ketiga berjudul The Accident, disutradarai oleh David Bruckner, dan ini ialah bab favorit saya dari Southbound. Saya rasa hampir sebagian besar orang juga akan baiklah bahwa The Accident ialah bab yang paling berpengaruh dan tidak gampang dilupakan. Seorang pengendara kendaraan beroda empat tidak sengaja menabrak seorang wanita di tengah malam. Ia kemudian menelpon 911 dan kemudian membawa sang gadis yang tengah sekarat itu ke "rumah sakit" terdekat. The Accident adalah bab yang paling menarik, alasannya ialah menontonnya ibarat menyaksikan mimpi jelek yang mengerikan, belum lagi bab ini melibatkan adegan yang paling berdarah-darah dibandingkan bab lainnya (saya teriak keras pas lutut si cewek copot).

Kemudian segmen terakhir adalah Jailbreak, disutradarai oleh Patrick Horvath, bercerita perihal seorang laki-laki yang mencari adiknya yang hilang. Sayang sekali bahwa intensitas selepas menonton The Accident yang kelewat udah tegang banget dan bikin perut mual harus berakhir anti titik puncak dikala film berlanjut dengan segmen ini, alasannya ialah segmen ini yang paling tidak menarik. Waktu mau menulis review ini saja saya hingga agak lupa bahwa sebelum segmen terhubung dengan segmen awalnya, ada segmen berjudul Jailbreak. Saya rasa penempatannya bab inilah yang kurang tepat, sebagaimana V/H/S 2 dimana segmen terakhir menjadi kurang berkesan sehabis kita dibikin ngeri dengan segmen Safe Heaven milik Timo Tjahjanto dan Gareth Evans sebelumnya. Makara drop alasannya ialah segmen sebelumnya yang kelewat gila. 

Overview:
Overall, Southbound bukanlah sebuah film horror yang jenius. Namun sebagai omnibus, Southbound ialah film horror yang sangat menghibur. Setiap segmennya terperinci meninggalkan tanda tanya besar perihal misteri apa yang bahwasanya terjadi, dan penonton awam terperinci menuntut klarifikasi perihal what the hell happened, dan Southbound memang tidak berupaya menjelaskannya. Walaupun terdiri dari beberapa segmen, namun keempat segmennya mempunyai kesan dan tema yang serupa, mengingatkanmu akan new version of Twilight Zone dengan misterinya yang kental dan keanehannya yang terasa absurd dan weird, yang tentu saja disajikan dengan lebih gore dan creepy. Please, make another sequel!     

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Southbound (2016) (4/5)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel