Dunkirk (2017) (4/5)



RottenTomatoes: 93% | IMDb: 8,7/10 | Metacritic: 94/100 | NikenBicaraFilm: 4/5

Rated: PG-13
Genre: Action, Drama

Directed by Christopher Nolan ; Produced by Emma Thomas, Christopher Nolan ; Written by Christopher Nolan ; Starring Fionn Whitehead, Tom Glynn-Carney, Jack Lowden, Harry Styles, Aneurin Barnard, James D'Arcy, Barry Keoghan, Kenneth Branagh, Cillian Murphy, Mark Rylance, Tom Hardy ; Music by Hans Zimmer ; Cinematography Hoyte van Hoytema ; Edited by Lee Smith ; Production companies Syncopy Inc. ; Distributed by Warner Bros. Pictures ; Release date 21 July 2017 ; Running time 106 minutes ; Country United Kingdom, United States, France, Netherlands ; Language English ; Budget $100 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Berdasarkan kisah nyata, Dunkirk bercerita wacana Evakuasi Dunkirk ketika Perang Dunia II (juga dikenal sebagai Operasi Dinamo). Saat itu pasukan Sekutu (gabungan pasukan Inggris, Perancis, Belgia) terdesak dan dikepung oleh tentara Jerman di Dunkirk, kawasan selatan Perancis. Sebanyak kurang lebih 40.000 pasukan harus dievakuasi dengan santunan kapal-kapal rakyat Sipil. 

Review / Resensi :
Alkisah Christoper Nolan sedang travelling menyeberang ke Perancis dari Inggris bersama kekasihnya Emma Thomas (sekarang udah jadi istrinya) ketika beliau memiliki inspirasi untuk menciptakan film wacana Evakuasi Dunkirk. Cerita wacana Dunkirk ini bukanlah tipikal film perang yang disukai Hollywood: lebih ke survival story alih-alih battle of victory, dan ga melibatkan Amerika Serikat. Tapi nama Nolan kayaknya sudah jaminan mutu bahwa filmnya akan berkualitas sekaligus menghasilkan banyak uang, maka budget sebesar 100 juta dollar pun berhasil ditembus. Cerita-cerita di balik proses produksi film Dunkirk ini juga terdengar sangat menakjubkan: Nolan ingin menghadirkan film serealistis mungkin hingga beliau berusaha memakai practical effect daripada efek CGI. Bahkan kabarnya ada sekitar 1000 extras yang dilibatkan ketika syuting dan memakai 60 kapal sungguhan. Fantastis.

Dunkirk dibagi menjadi 3 bab (darat, air, dan udara) dengan alur non-linear. Bagian pertama, The Mole - Dermaga, menceritakan 1 ahad usaha pasukan angkatan darat harap-harap cemas untuk dievakuasi. Hal ini diwakili pasukan-pasukan anak muda "kurang berpengalaman", salah satunya diperankan newcomer Fionn Whitehead dan Harry Styles (yang by the way, personel 1D ini mainnya tidak mengecewakan kok). Bagian kedua, The Sea - menceritakan 1 hari perjalanan angkatan bahari Inggris yang juga mengerahkan sejumlah kapal-kapal milik rakyat sipil untuk menyelamatkan pasukan yang terdesak di Dunkirk. Bagian kedua ini diwakili seorang bapak Mr. Wilson (Mark Rylance) dan anaknya Peter (Tom Glynn-Carney) serta sahabat anaknya, George (Barry Keoghan) yang ikut menjemput pasukan dengan naik kapal pribadinya. Lalu bab ketiga, The Air - bercerita wacana satu jam pilot pasukan tempur Farrier (Tom Hardy) menembaki pesawat musuh. Ketiga bab dengan timeline berbeda ini nantinya akan bertemu di titik puncak di bab akhir.

Level intens yang cukup mencekam sudah dimulai dari beberapa menit di bab awal, ketika sejumlah pasukan tentara yang masih sangat muda berjalan di sebuah kota yang kosong - lantas tiba-tiba ditembaki hingga mati hingga yang tersisa dan dapat bertahan cuma 1 orang, Tommy (Fionn Whitehead). Dunkirk berhasil menawarkan bahwa terror perang itu konkret dan menakutkan, sepanjang 106 menit kau akan dibikin tegang sambil baca istighfar bolak-balik. Menariknya, Nolan juga mengambil langkah beresiko tapi jadinya keren: film ini sama sekali nggak menampilkan pasukan musuh (Jerman). Aspek intensitas yang mencekam ini tentu didukung oleh aspek teknis yang luar biasa: sinematografi yang indah dari Hoyte van Hoytema, scoring music yang bikin keringat hambar dari Hans Zimmer (that clock ticking!), serta special effect yang canggih. Setiap dentuman, ledakan, tembakan, tertangkap kamera dengan baik didukung sound effect yang meyakinkan. Jangan lupa, perfeksionisme Nolan yang berusaha menghindari CGI sangat berperan di sini. Ga heran jika film ini bakal memenangkan banyak kategori di ajang sekelas Oscar.

But anyway, gegap gempita dari aspek teknis ini luput menghadirkan aspek lain yang juga cukup penting: emosional. Biarpun banyak yang heboh bilang Dunkirk ialah film terbaik Nolan (buat saya sih enggak), hampir sebagian besar moviegoers yang saya tahu baiklah bahwa Dunkirk kehilangan "roh". Bagi saya, ini mirip-mirip Gravity-nya Alfonso Cuaron versi perang. Entahlah, pertama mungkin alasannya ialah Nolan sengaja tidak menceritakan background story wacana masing-masing tokoh, sehingga karakter-karakter yang ada cuma sekedar "seseorang" pada "satu peristiwa". Karakter pilot yang diperankan Tom Hardy rasa-rasanya nggak membutuhkan bintang film besar sekelas Tom Hardy, alasannya ialah saya nggak peduli dengan karakternya (saya cuma peduli doi kenapa-kenapa alasannya ialah doi ganteng). Kedua, intensitas yang terasa repetitif sehingga memasuki pertengahan saya sudah terbiasa alhasil jatuhnya ga serem lagi. Saya lebih tegang pas nonton Misery atau The Stanford Prison Experiment, atau Breaking Bad yang sumpah TV series itu bikin stress!

Biarpun cukup bikin tegang, kekurangan lain Dunkirk bagi saya eksklusif ialah alasannya ialah rating PG-13 yang dipilih Nolan. Ya harusnya ya ga kaget lagi alasannya ialah selama ini film-film Nolan emang ga pernah terlalu berdarah-darah atau ada adegan seronok (film Nolan yang ratingnya R cuma Memento). Namun buat saya itu akibatnya mengorbankan harga yang cukup mahal, sepanjang 106 menit Dunkirk masih kalah menyeramkan dibanding opening scene Saving Private Ryan (1998) - nya Spielberg atau bahkan adegan-adegan di bab tamat Hacksaw Ridge (2016)-nya Mel Gibson. Ibarat nih film perang tapi masih level medium. Terror tapi ga terror-terror banget. Tidak ada momen depresif dimana kita nontonnya kayak pengen nyerah. Dunkirk is ugly, but the real war is uglier. I need more blood.

Overview:
Aspek teknik menjadi sesuatu yang paling menonjol dari Dunkirk. Production design yang keren, visual cinematography yang cantik, scoring music yang bikin tegang, hingga sound effect yang menakjubkan. Dunkirk adalah realistic cinematic experience yang akan membawamu ke medan perang. Sayangnya, film ini terasa kurang bernyawa, emosional, dan kurang depresif untuk kategori film perang. Christoper Nolan menyerupai mengulangi yang beliau lakukan di Interstellar - sedikit main aman, terutama alasannya ialah ratingnya emang PG-13. Buat penonton awam atau fans Nolan, Dunkirk mungkin cukup mempesona, namun buat penonton yang sedikit kritis niscaya merasa Dunkirk agak membosankan. Best movie of Nolan? Nooo... masih bagusan The Dark Knight dan Inception.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Dunkirk (2017) (4/5)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel