Wind River (2017) (4,5/5)


This is the land of you're on your own.
RottenTomatoes: 86% | IMDb: 8/10 | Metascore: 73/100 | NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: R
Genre: Mystery & Suspense, Thriller, Drama

Directed by Taylor Sheridan ; Produced by Matthew George, Basil Iwanyk, Peter Berg, Wayne L. Rogers ; Written by Taylor Sheridan ; Starring Jeremy Renner, Elizabeth Olsen ; Music by Nick Cave, Warren Ellis ; Cinematography Ben Richardson ; Edited by Gary D. Roach ; Production company Acacia Entertainment, Savvy Media Holdings, Thunder Road Pictures, Film 44 ; Distributed by The Weinstein Company ; Release date January 21, 2017 (Sundance), August 4, 2017 (United States) ; Running time 111 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $11 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Cory Lambert (Jeremy Renner) seorang biro pemburu dari US Fish and Wildlife Service dan biro FBI Jane Benner (Elizabeth Olsen) gotong royong menyidik pembunuhan seorang perempuan Indian yang ditemukan tewas di Wind River. 

Overview:
Wind River mungkin ialah salah satu film under the radar yang lagi main di bioskop ketika ini. Ya ga heran sih, berhubung musim publik umumnya lebih menyukai film-film ibarat It atau Kingsman: A Golden Circle yang juga sedang tayang dan tentu saja lebih fun dan entertaining buat ditonton. Nama Taylor Sheridan lah yang menarik perhatian saya untuk nonton film ini di bioskop (sendirian), sehabis harus nunggu selama 2 ahad sebab masih tayang midnight terus. Taylor Sheridan ialah mantan bintang film yang akhir-akhir ini lagi naik daun selepas berhasil menulis naskah Sicario (Dennis Villeneuve, 2015) dan Hell or High Water (David McKenzie, 2016) dimana pada film terakhir ia meraih nominasi Best Original Screenplay di ajang Oscar tahun ini. Menariknya, di film Wind River kali ini ia tidak hanya menulis naskah, namun juga duduk di kursi sutradara. And yes it's as good as his previous works. 

Jika film Sheridan sebelumnya bernuansa gurun yang gersang berlokasi di New Mexico dan Texas, kali ini filmnya bernuansa cuek dan bersalju. Wind River merujuk pada tempat konservasi Indian di Wyoming, Amerika Serikat. Saat itu sedang musim salju jago ketika seorang pemburu  Hawkeye Cory Lambert (Jeremy Renner) yang tengah memburu singa gunung yang meneror ternak warga setempat menemukan sesosok perempuan muda Indian yang tewas di tempat reservasi tersebut. Pembunuhan tersebut kemudian mengingatkannya pada bencana emosional yang terjadi di masa kemudian pada keluarganya, yang kemudian perlahan akan terungkap dalam cerita yang bikin mata saya berkaca-kaca. Seorang biro FBI, Scarlet Witch Jane Benner (Elizabeth Olsen) yang tampak muda dan minim pengalaman kemudian ditugaskan untuk menyidik pembunuhan tersebut dan ia meminta pemberian Cory untuk menemaninya. Dibantu polisi lokal setempat, mereka harus mengungkap misteri yang ada di tengah segala keterbatasan yang ada dan musim salju yang menyiksa. 

Seperti yang pernah dilakukan Taylor Sheridan sebelumnya lewat Sicario dan Hell or High Water, yang paling menarik dari Wind River adalah naskahnya yang solid, rapi, dan efektif. Segala misteri yang melingkupinya dikuak pelan-pelan namun tidak membosankan, sebelum kemudian berakhir pada titik puncak yang cukup disturbing dan tidak gampang dilupakan. Taylor Sheridan juga berhasil membangun atmosfer realis yang intens dan menegangkan. Tidak ada twist yang mengejutkan di sini, namun unsur mengagetkan di ketika sempurna yang hingga bikin saya hampir mencelat dari kursi dipertontonkan Sheridan dengan sangat efektif. And yes, stand off scene di belahan menjelang final memperlihatkan imbas yang sama menegangkannya dengan adegan tembak-tembakan di jalanan macet di Sicario.

Lalu buat saya pribadi, Wind River punya unsur lain yang tidak dipunyai Sicario dan Hell or High Water: keterikatan emosional. Mungkin sebab film terasa lebih related buat saya, dimana korbannya ialah seorang perempuan muda (yang diketahui diperkosa) dan bagaimana keluarganya harus mendapatkan kenyataan pahit tersebut. Kasus yang ada di Wind River ini ibarat sebuah isu kriminal lokal yang mungkin tidak terlalu dipedulikan, namun tidak berarti itu tidak menyedihkan. Wind River juga punya adegan dan percakapan emosional (ditampilkan dengan baik oleh Jeremy Renner dan Gill Birmingham - yang berperan sebagai ayah korban) perihal bagaimana kita mengatasi rasa kehilangan (Saya emang super sensitif dengan tema-tema perihal grieving). Wind River juga diperkuat dengan akting superb dari jajaran castingnya. Jeremy Renner bermain gemilang, mungkin ini ialah salah satu kiprah terbaiknya selepas The Hurt Locker (2008), serta Elizabeth Olsen yang mengingatkan saya pada huruf Kate (Emily Blunt) di Sicario, tampak ringkih sekaligus berusaha tangguh di tengah dunia yang sepertinya "dikuasai laki-laki". 

Seperti yang menjadi tagline filmnya: "This is the land of you're on your own", Wind River menangkap dengan baik kesan medan yang sukar untuk ditaklukkan. Badai bersalju yang super dingin, lahan yang terisolasi, serta sedikit isu politis rasial menyangkut bagaimana tersisihnya warga pribumi Indian di tanahnya sendiri (Taylor Sheridan menangkap ini melalui suatu momen singkat perihal bendera Amerika Serikat yang terpasang terbalik, atau obrolan dengan Chip Hanson, adik Natalie yang menjadi korban). Sinematografi dari Ben Richardson (yang by the way, kabarnya pacaran ama Anna Kendrick) menangkap dengan baik lanskap bersalju yang dingin, sunyi sekaligus artistik, mengingatkan saya pada film Fargo milik Coen Brothers. Ditambah lagi dengan dukungan scoring music yang menawan dari -the legend- Nick Cave dan Warren Ellis, mengakibatkan Wind River kolam sebuah noir-crime yang sangat puitis.

Overview:
Sangat disayangkan ketika Wind River menjadi salah satu film underrated tahun ini, mengingat film ini sangat.... keren! Thriller is one my fav genre, dan Wind River dengan jeli dan solid mewakili genre ini dengan baik. Taylor Sheridan definitely is a true talent. Wind River ialah sebuah drama kriminal yang intens dengan kesan realis yang cukup dramatis. Selain itu, Wind River juga punya sisi melankolis dan heartbreaking yang ingin menampilkan bahwa alam sanggup sebegitu keras dan kejam, namun insan rupanya sanggup lebih kejam dan tidak beradab. 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Wind River (2017) (4,5/5)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel