Penjelasan Film Blade Runner 2049
(SPOILER ALERTS! Buat yang belom nonton ada baiknya baca review Blade Runner 2049, kemudian nonton, trus gres deh kembali ke sini lagi. Dan ngomong-ngomong, artikel ini bakal panjang.... So, be prepare...).
BLADE RUNNER (1982) : THE ORIGINAL
Saya nggak tahu apakah mereka yang belom nonton versi ori-nya bisa eksklusif paham dengan sekuelnya. Secara garis besar mungkin bisa, tapi saya rasa mereka yang sudah nonton film ori-nya bakal lebih terpuaskan dan nyambung alasannya Blade Runner 2049 memperlihatkan extended story and universe dari film ori-nya.
Blade Runner (1982) bercerita wacana dunia distopia tahun 2019, dimana insan bisa merancang "manusia buatan" hasil genetic-engineering yang disebut Replicant. Replicant dipakai sebagai budak untuk bekerja di koloni dunia luar (off-world colonies). Di film Blade Runner, para replicant ini dirancang dan diproduksi oleh Tyrell Company. Para replicant ini dihentikan untuk kembali ke bumi, dan mereka yang kabur ke bumi akan diburu oleh polisi khusus yang disebut blade runner. Deckard (Harrison Ford), yaitu seorang blade runner yang diminta memburu empat replicant berbahaya yang kabur ke bumi dengan pimpinannya Roy Batty (Rutger Hauer) - dan sepertinya hendak mencari Tyrell, yang membuat mereka. Dalam misi perburuannya, Deckard bertemu dengan Rachael (Sean Young), seorang replicant terbaru ciptaan Tyrell yang bertindak sebagai ajudan Tyrell. Si Rachael ini sangat Istimewa alasannya ia ditanami "ingatan" khusus yang membuatnya jadi percaya bahwa dirinya yaitu insan beneran dan "ingatan khusus" ini membuatnya memiliki sisi emosional yang lebih terkontrol dari versi replicant sebelumnya. Bisa ditebak, Deckard terus terlibat asmara deh dengan si Rachael ini.
Blade Runner sendiri punya banyak versi yang cukup berbeda. Kalau baca interview-nya, Blade Runner 2049 lebih didasarkan pada versi The Final Cut-nya Blade Runner yang dirilis tahun 2002. Salah satu pertanyaan ambigu terbesar bagi para penonton dari film Blade Runner adalah si Deckard ini insan beneran atau replicant juga? Nah, versi The Final Cut-nya ini lebih menguatkan dugaan kalau Deckard yaitu seorang replicant. Ridley Scott memasukkan scene Deckard bermimpi unicorn yang tidak ada di versi sebelumnya, dan di tamat diperlihatkan origami unicorn bikinan Gaff yang besar kemungkinan memperlihatkan bahwa Gaff mengetahui kalau Deckard yaitu seorang replicant yang juga dipasang implant ingatan/mimpi. "Happy ending" di original cut-nya (katanya sih si Deckard dan Rachael berhasil kabur) juga dihapus, membuat ending versi The Final Cut jadi lebih ambigu. Versi The Final Cut berakhir dengan Deckard kabur bersama Rachel dari apartemen Deckard.
BLADE RUNNER 2049 : THE PLOT
Blade Runner 2049 berkisah wacana petualangan K (Ryan Gosling), 30 tahun semenjak Deckard menghilang. Ada banyak hal yang terjadi selama 30 tahun itu. Salah satunya, perusahaan Tyrell gulung tikar dan dibeli oleh Wallace (diperankan Jared Leto). Wallace merancang jenis replicant lain dalam versi yang tidak dimiliki jenis replicant pendahulunya: lebih patuh. Hal ini bisa terlihat dari huruf Luv (Sylvia Hoeks), yang pahlawan dan sangat setia pada Wallace (and remember when she said, "I'm the best!" and when Wallace refer her as his best angel?). Selain itu, pada tahun 2020 ada semacam pemberontakan yang dilakukan replicant yang berujung pada insiden Black Out, dimana listrik di bumi padam total dan menghapus data-data wacana replicant. Nexus 8, yaitu jenis replicant yang harus diburu dan "dipensiunkan" oleh blade runner, dan sisa-sisanya yang hidup berusaha membaur dan bersembunyi di masyarakat (salah satunya yaitu tokoh Sapper Morton (Dave Bautista) dan prostitute Mariette (Mackenzie Davis)). Nexus 8 ini terang lebih canggih dari Nexus 6 yang ada di Blade Runner, mereka tidak punya life-span 4 tahun sebagaimana huruf Roy Batty (Rutger Hauer).
Di lahan pertanian milik Sapper Morton, K kemudian menemukan tengkorak seorang wanita. Sang perempuan diduga meninggal ketika melahirkan, dan dari tulangnya yang berkode, diketahui kalau perempuan tersebut yaitu seorang replicant. Hal ini sangat tidak mungkin karena replicant yang ada selama ini "tidak didesain" untuk punya anak. Letnan Joshi (Robin Wright) menganggap fakta ini bisa mengganggu stabilitas dunia ("The World is built in a wall that separates kind. Tell either side there's no wall... You bought a war.") dan mengutus K untuk memeriksa kasus ini dan memperabukan seluruh bukti adanya "prodigy child" replicant. Belakangan, diketahui bahwa sang perempuan yang bisa mempunya anak itu yaitu Rachael, replicant dari film Blade Runner sebelumnya. Di lain sisi, Wallace (Jared Leto) juga hendak mencari sang anak alasannya ia sendiri ingin bisa memproduksi replicant yang bisa bereproduksi (ingat adegan si Wallace dengan jahatnya menyayat perut replicant jenis gres yang gres aja diciptakan?). Ia pun menyuruh asistennya Luv untuk membuntuti penyelidikan K.
Penyelidikan yang dilakukan K kemudian mengantarkannya pada sebuah kenyataan yang sulit dipercaya: ia berpikir bahwa dirinya yaitu sang anak hasil keajaiban. Hal ini didukung fakta ingatannya wacana boneka kayu berukir tanggal 6-10-21 yang disembunyikannya di sebuah panti asuhan, dan ternyata boneka kayu itu beneran ada. Ia pun berusaha mencari Deckard, yang dianggapnya yaitu ayahnya. But uh-oh, di sinilah naskahnya bermain dengan baik: sooner kita mengetahui bahwa K bukanlah sang anak. Anak Rachel dan Deckard yaitu seorang perempuan, dan rupanya sang anak yaitu Dr. Ana Stelline (Carla Juri) yang selama ini bekerja sebagai subcontractor Wallace yang kerjanya menanamkan ingatan kepada para replicant. K kemudian bertemu Freysa (Hiam Abbas), perempuan bermata satu yang menjadi pemimpin pemberontakan para replicant. Ia diminta untuk mencari Deckard yang diculik Luv/Wallace, dan membunuhnya kalau perlu, biar belakang layar sang anak replicant tidak diketahui oleh Wallace. Di bab akhirnya, K berhasil menyelamatkan Deckard dan mempertemukannya dengan Ana. K sendiri alhasil meninggal akhir lukanya, dalam tenang dan artistik di atas salju...
Dengan membuat dunia distopia yang asing dan dingin, Blade Runner secara tidak eksklusif ingin memperlihatkan bahwa insan orisinil justru lebih menyerupai robot yang tidak punya perasaan. Ketika Zhora terbunuh dalam adegan yang dramatis di film ori Blade Runner, orang-orang di sekitarnya sama sekali tidak peduli. And please, manusia-manusia itu memperbudak replicant untuk kepentingan mereka sendiri! Sebaliknya, para replicant di Blade Runner menyerupai Roy Batty, Pruiss, Rachael, justru menyebarkan emosinya sendiri. Mereka peduli dengan sesama replicant lainnya. Roy bahkan bisa berkontemplasi dan berpuisi ria dalam Tears in Rain monologue-nya yang sangat ikonik. Deckard juga membuat Rachael jatuh cinta, menerangkan bahwa emosi yang terjadi di antara mereka nyata.
Di Blade Runner 2049, ketidakmanusiawian dan kekosongan jiwa pada insan itu utamanya digambarkan melalui huruf Wallace yang buta, dingin, dan obsesif, serta kantornya yang modern tapi sepi dan sangat "inhuman". Pertanyaan-pertanyaan soal batasan-batasan manusiawi juga dihadirkan melalui sosok Joi, sang makhluk virtual super loveable yang menjadi kekasih K. Hal ini menjadikan pertanyaan, apakah untuk menjadi insan kita butuh "tubuh"? Salahkah kalau kita menyayangi makhluk virtual menyerupai hologram, tapi secara emosi dan penampakan sangat manusiawi dan terasa nyata? Apa sih "nyata" itu? Bagaimana sesuatu dikatakan punya "jiwa"? Tentu ini merupakan gagasan filosofis menarik mengingat bahwa sebagian insan jaman kini terjebak pada kekerabatan virtual.
Salah satu tema lain yang melingkupi Blade Runner yaitu Bible-reference-nya. Sayangnya berhubung saya bukan penganut Kristiani, maka saya kurang paham dan tidak bisa bicara soal ini. Tapi saya ingin membahas nuansa relijiusitas dalam film ini: korelasi Creator (God) dan Creation (Human). Dalam film ini sang Creator yaitu manusia, dan Creation-nya yaitu para replicant. Orang kerap menyamakan Roy Batty di film Blade Runner sebagai Lucifer, the fallen angel yang melaksanakan pemberontakan terhadap Tuhan. Saat ia menemui Tyrell, ia sedang mempertanyakan keputusan Tuhan-nya - dan bahkan berujung dengan membunuh Penciptanya sendiri. Saya rasa tema besar ini juga yang ingin Ridley Scott sampaikan lewat huruf robot David (Michael Fassbender) di Prometheus dan Alien: Covenant (well, dimana robot yang diciptakan justru jauh lebih kuat, abadi, dan manipulatif dari penciptanya dengan kemampuan "free-will"-nya). Di Blade Runner 2049, saya merasa sosok Wallace mewakili Tuhan. Wallace mengungkapkan gagasan kontroversial: betapa peradaban selalu dibangun dengan mengorbankan manusia. Jika tidak ada insan yang mau melakukannya, kenapa kita tidak membuat "manusia buatan"? Ia dingin, jenius, dan terasa tidak manusiawi, hey.. he is God! Bukankah Tuhan seharusnya terlepas dari sifat-sifat manusiawi?
Penyelidikan yang dilakukan K kemudian mengantarkannya pada sebuah kenyataan yang sulit dipercaya: ia berpikir bahwa dirinya yaitu sang anak hasil keajaiban. Hal ini didukung fakta ingatannya wacana boneka kayu berukir tanggal 6-10-21 yang disembunyikannya di sebuah panti asuhan, dan ternyata boneka kayu itu beneran ada. Ia pun berusaha mencari Deckard, yang dianggapnya yaitu ayahnya. But uh-oh, di sinilah naskahnya bermain dengan baik: sooner kita mengetahui bahwa K bukanlah sang anak. Anak Rachel dan Deckard yaitu seorang perempuan, dan rupanya sang anak yaitu Dr. Ana Stelline (Carla Juri) yang selama ini bekerja sebagai subcontractor Wallace yang kerjanya menanamkan ingatan kepada para replicant. K kemudian bertemu Freysa (Hiam Abbas), perempuan bermata satu yang menjadi pemimpin pemberontakan para replicant. Ia diminta untuk mencari Deckard yang diculik Luv/Wallace, dan membunuhnya kalau perlu, biar belakang layar sang anak replicant tidak diketahui oleh Wallace. Di bab akhirnya, K berhasil menyelamatkan Deckard dan mempertemukannya dengan Ana. K sendiri alhasil meninggal akhir lukanya, dalam tenang dan artistik di atas salju...
SO, K IS A REGULAR REPLICANT?
Yap. K yaitu seorang replicant biasa. Ingatan wacana boneka kayu bertanggal 6-10-21 yaitu ingatan yang (entah sengaja atau tidak) ditanamkan oleh Ana pada dirinya. Dan ingatan ini merupakan ingatan orisinil dari Ana. Anak kecil yang sepertinya menyerupai anak lelaki dari ingatan K, sesungguhnya yaitu seorang anak perempuan (that's clever!).
Maka kisah hidup Ana kehidupan menjadi masuk akal. Ia tinggal sendirian - dimana berdasarkan ceritanya ia terlalu sakit untuk pergi ke off-world colony - terlindungi di kantornya. Tampaknya para replicant lain berusaha melindunginya, dan Deckard membantu mengajari para replicant untuk mengacaukan data demi menyembunyikan identitas Ana. Adalah hal yang ironi, ketika Wallace tidak mengetahui bahwa "sang anak" selama ini justru bekerja untuknya.
SO, IS DECKARD A REPLICANT TOO?
Ini pertanyaan paling sering ditanyakan yang menghantui benak fans film ori-nya. Sayangnya, tanggapan itu tidak didapatkan secara gamblang di film ini. Saya pikir ini sesuai dengan tema filosofi film ini sendiri (tentang siapa itu manusia? dan apakah membedakan seseorang insan atau bukan yaitu kasus penting?). Tapi buat saya pribadi sih, Deckard yaitu seorang replicant. Namun entah beliau benar replicant atau tidak, hal ini sesungguhnya sama sekali bukan sesuatu yang signifikan. Keajaiban itu ada pada diri Ana, bukan Deckard. Tidak penting Deckard replicant atau tidak, yang penting yaitu tindakan yang dilakukannya. (Coba baca artikel ini).
KOK RACHAEL BISA HAMIL?
Jawaban ini juga tidak disampaikan secara eksplisit. Saya kira ini yaitu hasil kejeniusan Tyrell yang membuat Rachael sebelumnya. Wallace juga menduga-duga sendiri bahwa pertemuan antara Deckard dan Rachael di Blade Runner (1982) memang sengaja dilakukan oleh Tyrell itu sendiri - untuk melihat apa yang bisa terjadi di antara mereka. Sayangnya, Tyrell-nya udah keburu mati duluan dibunuh replicant Roy Batty di Blade Runner. Ana, yang merupakan replicant yang "dilahirkan" alih-alih diciptakan, menjadi sebuah simbol cita-cita bagi para replicant untuk bisa menyadari bahwa diri mereka itu konkret dan juga manusiawi. Apakah ini menunjukkan replicant lain bisa hamil? Entah. Yang jelas, ada kemungkinan bahwa si Ana mewarisi genetik ibunya untuk juga bisa hamil dan melahirkan.
THE PHILOSOPHY
Blade Runner sama sekali bukanlah sebuah film sci-fi yang entertaining, tapi kalau kau mencari film dengan gagasan filosofis yang dalem dan berat dalam sebuah film populer, maka Blade Runner adalah referensi yang tepat. Konsep filosofis yang saya tangkep dari Blade Runner (1982) maupun Blade Runner 2049 (2017) berkisar pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: siapakah manusia? apakah yang membuat "sesuatu" dikatakan manusia? bagaimanakah menjadi manusia? Apakah jiwa itu?
Dalam film Blade Runner, mata merupakan simbolisme wacana apa itu manusia. Mata yaitu jendela jiwa. Melalui mata kita bisa melihat dan membaca emosi, mengetahui apakah seseorang punya "jiwa" atau tidak. Film orinya Blade Runner (1982) dimulai dengan gambar close-up sebuah mata, demikian juga dengan Blade Runner 2049 yang dimulai dengan hal yang sama. Tes-tes yang dilakukan blade runner untuk mengecek apakah seseorang yaitu replicant atau bukan juga dibaca melalui matanya. Freysa, sang pemimpin pemberontak replicant mencabut (atau dicabut) matanya. Ironisnya, Wallace - sang kreator para replicant, justru buta. Ini sepertinya menjadi sebuah metafora bahwa Wallace, seorang manusia, justru terlihat sangat tidak manusiawi.
Dengan membuat dunia distopia yang asing dan dingin, Blade Runner secara tidak eksklusif ingin memperlihatkan bahwa insan orisinil justru lebih menyerupai robot yang tidak punya perasaan. Ketika Zhora terbunuh dalam adegan yang dramatis di film ori Blade Runner, orang-orang di sekitarnya sama sekali tidak peduli. And please, manusia-manusia itu memperbudak replicant untuk kepentingan mereka sendiri! Sebaliknya, para replicant di Blade Runner menyerupai Roy Batty, Pruiss, Rachael, justru menyebarkan emosinya sendiri. Mereka peduli dengan sesama replicant lainnya. Roy bahkan bisa berkontemplasi dan berpuisi ria dalam Tears in Rain monologue-nya yang sangat ikonik. Deckard juga membuat Rachael jatuh cinta, menerangkan bahwa emosi yang terjadi di antara mereka nyata.
Di Blade Runner 2049, ketidakmanusiawian dan kekosongan jiwa pada insan itu utamanya digambarkan melalui huruf Wallace yang buta, dingin, dan obsesif, serta kantornya yang modern tapi sepi dan sangat "inhuman". Pertanyaan-pertanyaan soal batasan-batasan manusiawi juga dihadirkan melalui sosok Joi, sang makhluk virtual super loveable yang menjadi kekasih K. Hal ini menjadikan pertanyaan, apakah untuk menjadi insan kita butuh "tubuh"? Salahkah kalau kita menyayangi makhluk virtual menyerupai hologram, tapi secara emosi dan penampakan sangat manusiawi dan terasa nyata? Apa sih "nyata" itu? Bagaimana sesuatu dikatakan punya "jiwa"? Tentu ini merupakan gagasan filosofis menarik mengingat bahwa sebagian insan jaman kini terjebak pada kekerabatan virtual.
Salah satu tema lain yang melingkupi Blade Runner yaitu Bible-reference-nya. Sayangnya berhubung saya bukan penganut Kristiani, maka saya kurang paham dan tidak bisa bicara soal ini. Tapi saya ingin membahas nuansa relijiusitas dalam film ini: korelasi Creator (God) dan Creation (Human). Dalam film ini sang Creator yaitu manusia, dan Creation-nya yaitu para replicant. Orang kerap menyamakan Roy Batty di film Blade Runner sebagai Lucifer, the fallen angel yang melaksanakan pemberontakan terhadap Tuhan. Saat ia menemui Tyrell, ia sedang mempertanyakan keputusan Tuhan-nya - dan bahkan berujung dengan membunuh Penciptanya sendiri. Saya rasa tema besar ini juga yang ingin Ridley Scott sampaikan lewat huruf robot David (Michael Fassbender) di Prometheus dan Alien: Covenant (well, dimana robot yang diciptakan justru jauh lebih kuat, abadi, dan manipulatif dari penciptanya dengan kemampuan "free-will"-nya). Di Blade Runner 2049, saya merasa sosok Wallace mewakili Tuhan. Wallace mengungkapkan gagasan kontroversial: betapa peradaban selalu dibangun dengan mengorbankan manusia. Jika tidak ada insan yang mau melakukannya, kenapa kita tidak membuat "manusia buatan"? Ia dingin, jenius, dan terasa tidak manusiawi, hey.. he is God! Bukankah Tuhan seharusnya terlepas dari sifat-sifat manusiawi?
K'S JOURNEY
Sepenting apakah huruf K dalam Blade Runner 2049? Sangat penting! Tidak hanya ia merupakan polisi yang diminta memeriksa misteri yang terjadi, namun perjalanannya juga mewakili perubahan replicant yang sebelumnya hanyalah "manusia buatan yang selalu patuh pada perintah manusia" menjadi seorang replicant dengan ciri-ciri manusiawi yang berkehendak (have free will).
Awalnya ia tidak ubahnya robot yang diprogram: ia bisa membunuh sesama kaumnya alasannya itu yaitu kiprah yang memang telah diciptakan untuknya. He is a blade runner, created to hunt and kill another replicant. Sebagai replicant, ia menjalin korelasi dengan makhluk virtual Joi, alasannya baginya itu yaitu korelasi paling konkret yang bisa dan layak ia dapatkan. Namun semuanya berubah ketika ia mengira dirinya yaitu "sang anak ajaib". Dengan percaya bahwa dirinya Istimewa dan berbeda, K merasa menemukan tujuan dan cita-cita lain dari hidupnya yang "terprogram". Ia tidak lolos "uji" replicant ketika kembali ke kantor dan bisa berbohong kepada bos nya kalau ia sudah membunuh sang anak. Ia membuat pilihan di luar yang telah diperintahkan untuknya. Ia menyadari bahwa emosi yang dirasakannya kepada Joi nyata, that he truly loves her. Semakin usang ia merasa bahwa dirinya "real" - salah satu klimaksnya ada pada adegannya berteriak di kantor Ana sesaat sehabis mengira bahwa ia yaitu sang anak aneh - hal yang tidak pernah dilakukan K sebelumnya yang sangat tidak emosional.
Blade Runner 2049 ingin memperlihatkan apa yang membedakan insan dengan makhluk hidup lainnya. Yang membuat insan "hidup" dan sebenar-benarnya insan yaitu alasannya kita punya free-will, kepercayaan, cinta, harapan, dan tujuan hidup. K yaitu bukti bahwa replicant semakin usang bisa "more human than human" setelah dirinya mempercayai bahwa ia spesial. Dalam misi terakhirnya, sebagaimana yang diminta Freysa, ia diminta untuk melaksanakan pengorbanan (dengan mencari Deckard yang diculik K) sebagai sesuatu paling manusiawi yang bisa ia lakukan
....
Yap. Makara itulah semua yang bisa saya sanggup dari nonton Blade Runner 2049. Saya kira tema-tema "berat" menyerupai ini tidak akan terlalu disukai oleh banyak orang (dan bukankah kita tiba ke bioskop untuk terhibur bukannya pusing mikirin hidup dan berfilsafat ria?).
Untuk kau yang mikirnya sama ruwetnya dengan saya, please leave a comment here. Atau kalau masih ada pertanyaan bisa tinggalkan comment ya!
0 Response to "Penjelasan Film Blade Runner 2049"
Post a Comment